23. Galau

156 10 1
                                    

"Nggak perlu! Kalo lo pengin nggak ada yang ngejahatin gue, cukup lo jauhin gue!" teriak Abel membuat Algavaro terdiam. "Nggak usah bersikap seakan-akan lo pacar gue!" tandasnya.

Algavaro membalikkan badannya dan menatap Abel. Tatapan yang terlihat berbeda dari biasanya. Kali ini, tatapan cowok itu mengisyaratkan luka. Ketua Zefron yang kuat dan tegas itu juga bisa merasakan lara, bukan karena berkelahi, melainkan karena ucapan Abel.

"Tapi gue suka sama lo. Nggak bisa!" Algavaro menatap Abel lekat-lekat.

"Kenapa nggak bisa?"

"Karena lo udah bikin gue jatuh cinta! Lo harus tanggung jawab?!" ucap Algavaro penuh penekanan.

Abel terdiam sesaat. Sejujurnya dia bingung memilih kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Setelah beberapa detik diam cewek itu menghela napas pelan lalu membuangnya dengan gusar. "Kalo gitu, lo mau musuh lo gangguin gue lagi kayak kemarin?!" Kemudian Abel menarik napasnya dalam-dalam. "Sejak gue ketemu lo, hidup gue selalu sial!" Abel melangkahkan kakinya dan melewati Algavaro begitu saja.

"Satu lagi, jangan anggap gue pacar lo! Karna gue nggak ada hubungan apapun dengan lo!" Setelah mengatakan hal itu Abel memilih untuk pergi dari sana. Meninggalkan Algavaro yang berdiri mematung.

Sial, kenapa Abel membuat Algavaro jadi mati kutu. Cowok itu benar-benar bimbang. Baru kali ini dia menghadapi situasi seperti ini.

Apa Algavaro salah karena telah memiliki perasaan untuk Abel? Apa jatuh hati kepada seseorang yang malah membencinya itu salah? Oke, Algavaro memang harus menerima konsekuensinya.

🏍️🏍️🏍️

"Urusan lo sama gue, jangan bawa-bawa cewek!" tegas Algavaro di hadapan Aron.

Aron mengerutkan dahinya lalu tersenyum licik. "Ternyata lo langsung paham," ucap Aron. "Dia cewek lo? Bukannya lo nggak dianggap ya?" lanjutnya sambil menunjuk dada Algavaro.

Algavaro mengepalkan tangan. Sebisa mungkin dia menahan emosinya. Sepupunya itu memang selalu membuat dirinya jengkel.

"Apa mau lo? Perusahaan Areksa?" tanya Algavaro to the poin. "Gue bakal kasih perusahaan itu ke lo, asalkan lo pergi jauh-jauh!" tandasnya.

Mendengar pernyataan Algavaro membuat Aron terkekeh. "Nggak perlu!" Ketusnya. "Yang gue pengin sekarang cuma satu." Aron menjeda ucapannya. "Liat lo menderita!"

"Lewat perantara Abel?" Algavaro berdecih. "Pengecut lo!"

Aron menatap Algavaro dengan tatapan tajam. Beberapa detik kemudian dia melayangkan pukulan ke arah Algavaro, namun sudah ditepis duluan oleh sepupunya itu.

"Gue nggak suka bertarung di sekolah!" tegas Algavaro dengan wajah dingin.

"Oke, lain waktu gue bakal mampir ke markas lo!" tandas Aron sebelum dia pergi dari hadapan Algavaro.

Algavaro menatap kepergian Aron dengan tatapan sengit. Sepupunya memang ingin selalu cari masalah. Kalau saja mereka berdua bisa berdamai, mungkin Algavaro sudah mengajaknya untuk bergabung ke Zefron.

🏍️🏍️🏍️

"Ini udah kumpul semua?" tanya Zen kepada semua anak Zefron.

"Udah," jawab mereka bersamaan.

Semua anggota Zefron berada di markas. Mereka tidak tahu alasan ketuanya mengadakan rapat. Mungkin ada hal penting yang harus dibahas terkait bazar Zefron yang akan dilaksanakan dua minggu lagi.

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang