Seminggu setelah Kiera tau ia hamil dan disinilah Kiera berdiri, didepan sebuah private clinic seorang diri, Kiera menggenggam erat tali tas selempang yang ia pakai, ia takut, ia bersalah, ini berat untuknya.
Dengan langkah ragu dan pelan Kiera masuk ke dalam private clinic dan langsung disambut oleh resepsionis dengan ramah.
"Good morning, How are you, Do you have appointment with us?" Tanya resepsionis dengan ramah dan senyum diwajahnya.
"Morning, pretty good, you? Yeah, I do have appointment for Kiera Clairene."
"All good, Oh Right, Mrs. Clairene, just fill this form and give it back to me when you finish." Ujarnya sambil menyerahkan sebuah form dengan sebuah pulpen, Kiera pun menerimanya dan duduk di kursi tunggu sambil mengisi form yang diberikan, setelah selesai Kiera pun menyerahkan kembali pada resepsionis.
Kiera disuruh menunggu sebelum nanti dipanggil kembali, Kiera duduk kembali, perasaannya benar-benar tidak enak, ia bersalah, sungguh bersalah, ia membuat keputusan yang benar-benar berat.
Akhirnya Kiera dipanggil kembali, kali ini ia suruh masuk ke ruangan dokter, dengan perlahan Kiera memasuki ruangan dokter, dokter itu wanita yang sekitaran 30-40 tahun, mereka saling menyapa sebentar sebelum dokter yang bernama Yvonne itu bertanya semua hal yang berhubungan dengan kehamilan Kiera.
"Jika menurut informasi yang kau berikan sepertinya kehamilanmu baru menginjak 6 minggu. Saya hanya akan menjelaskan prosedur yang akan kita lakukan, dan jika anda setuju silahkan tanda tangani dan melakukan pembayaran, kita bisa melakukan prosedurnya segera."
Kiera menganggukkan kepala dalam diam.
"Jadi setelah anda setuju untuk melakukan prosedur, anda akan dibawa masuk kedalam ruangan untuk berganti pakaian tapi sebelumnya kita akan melakukan tanya jawab dulu dengan dokter didalam nanti, anda bisa menanyakan apa saja yang ingin anda tanyakan, lalu setelah itu anda akan diperiksa dan jika keadaan tubuh anda memungkinkan kita akan melakukan prosedurnya langsung, tenang saja, tidak akan sakit karna kita akan menggunakan anesthesia terlebih dahulu hingga membuat anda tertidur, tapi jika anesthesia-nya sudah habis mungkin anda akan merasa kram seperti sedang datang bulan, bisa dibantu dengan meminum panadol atau pain killer yang lain. Tapi sebelumnya apakah anda yakin akan melakukan prosedur ini?"
"Iya dokter, saya yakin." Ujar Kiera setelah diam lebih dari 3 detik.
"Tenang saja, anda masih bisa memikirkannya jika belum siap, anda bisa kembali lain waktu." Yvonne tentu menyadari ketidakyakinan dari suara, gelagat dan ekspresi Kiera.
"Aku.. aku hanya merasa bersalah." Jujur Kiera.
"Of course you do, but it's all on your hand." Yvonne tidak bisa membantu banyak untuk ini.
"Tak apa, aku akan tetap melakukannya." Ujar Kiera pada akhirnya.
"Baiklah jika begitu silahkan tanda tangani disini dan kita akan melakukan proses pembayaran."
Kiera pun menandatangani beberapa dokumen yang berisikan bahwa ia bersedia melakukan prosedur tanpa paksaan dari pihak clinic, dan beberapa dokumen sebagai bukti bahwa ia paham dan bersedia menjalani prosedur sesuai dengan ketentuan law yang dibuat clinic dan New Zealand Gov.
Setelah itu Kiera pun dibawa ke resepsionis lagi untuk melakukan pembayaran sebesar $NZ 1700, lalu Kiera pun dibawa kedalam ruangan untuk bertemu dengan dokter yang lain yang menjelaskan penjelasan yang hampir sama hanya saja kali ini Kiera bisa bertanya tentang apapun yang ingin ia tanyakan.
"Setelah selesai melakukan prosedur, kita menganjurkan anda untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk kedepannya, apakah anda ingin menggunakan pil? kondom? atau dengan implan atau suntikan?" Tanya dokter Kelly.