Kiera Clairene seorang gadis berusia 18 tahun yang langsung melanjutkan study-nya, diploma of business ke New Zealand dengan jalur beasiswa untuk 1 term pertama, yah memang Kiera Clairene mendaftarkan dirinya sebagai penerima beasiswa di University of Auckland, namun ia hanya bisa mendapatkan beasiswa untuk 1 term pertama dan jika ia bisa melewati nilai yang di patoki oleh pihak universitas kemungkinan ia bisa melanjutkan beasiswanya, semua bergantung pada nilainya.
Kiera Clairene adalah seorang gadis biasa yang dilahirkan dari keluarga yang sederhana, ayahnya adalah seorang pengusaha kecil sedangkan sang ibu adalah manager di perusahaan besar, Kiera juga memiliki seorang adik perempuan, 3 tahun di bawahnya, Karin Calila, tidak ada kesamaan sama sekali dari kakak beradik ini, benar-benar 2 kutub yang berbeda hanya satu yang sama dari mereka, sama-sama cantik dan menawan.
Hari ini merupakan hari dimana Kiera harus terbang ke New Zealand, dengan diantarkan oleh papa, mama, adik dan kekasihnya Marcel yang baru ia pacari selama 3 bulan. Marcel dan Kiera adalah teman sekelas selama SMA dan hubungan mereka cukup ruyam karna Kiera dituduh selingkuh dengan Marcel disaat ia masih memiliki hubungan dengan Marvico, kakak kelas mereka. Marvico dan Kiera menjalani hubungan spesial selama 1 tahun sebelum akhirnya kandas dengan isu Kiera memiliki hubungan dengan Marcel, padahal nyatanya tidak seperti itu, biarlah itu menjadi masa lalu pikir Kiera, toh Kiera juga sudah mau pergi dari Indonesia ke negeri orang jadi tidak perlu repot memikirkan gunjingan orang lain terhadapnya.
Kiera dan lainnya sudah sampai di bandara Soekarno Hatta, ia akan melakukan penerbangan selama hampir 17 jam dengan transit 2 kali di Singapore dan Melbourne sebelum akhirnya tiba di Auckland, New Zealand. Kiera sudah siap melakukan checked-in, ia hanya membawa 1 koper besar yang sudah di masukkan ke dalam bagasi, 1 koper kabin dan 1 tas kecil yang berisikan passport, dompet, ponsel, charger, dan dokumen-dokumen penting yang sudah ia print seperti visa, coe, dll.
"Sudah waktunya." Ujar Kiera dengan pelan, ia benar-benar tak mau pisah dengan keluarganya tapi ia harus untuk mengejar mimpinya.
Helen lantas langsung memeluk erat tubuh putri sulungnya, tak ingin membiarkan putrinya pergi, wanita baya yang masih keliatan muda itu sudah menangis, Kiera yang tau jika mamanya menangis pun tidak bisa menahan air matanya, tangis mama dan anak itu pecah seketika, begitu juga dengan Karin, hanya Jodi dan Marcel yang tidak menangis, belum.
Helen memeluk tubuh anaknya sambil membisikkan "Jaga dirimu baik-baik, jangan telat makan, jika terjadi sesuatu segera hubungi kami, pulanglah jika kau merasa tak sanggup." Kiera tidak sanggup menjawab, ia hanya menganggukkan kepala di pelukan mamanya, lalu beralih ke adiknya Karin.
"Aku akan merindukan kakak. Cepat pulang yah." Kiera memeluk tubuh tinggi adiknya dan mereka menangis bersama, ketahuilah meskipun mereka terlihat sangat berbeda tapi mereka menyayangi satu sama lain, darah lebih kentalkan pastinya.
Kiera melepaskan pelukkannya pada sang adik lalu beralih pada papanya, Jodi langsung menangis kencang saat mendapatkan pelukan dari putri sulungnya, ia menahan tangis sedari tadi, putri kecil yang baru beberapa tahun ini ia besarkan ternyata sudah harus pergi jauh dari mereka. Yah Kiera sejak lahir sudah tinggal bersama kakek dan neneknya karna kesibukan orang tuanya dan baru tinggal kembali bersama orang tuanya saat berumur 12 tahun.
Setelah puas memeluk sang ayah Kiera pun melepaskan pelukan mereka dan beralih pada Marcel, Kiera berdiri dihadapan Marcel yang lebih tinggi darinya.
"Aku akan pergi." Ujar Kiera dengan mata merahnya dan pipi yang sudah dibasahi oleh air mata.
Marcel langsung menarik tubuh mungil Kiera kedalam pelukannya, pria itu tidak menangis sepertinya sedang menahan karna Kiera bisa merasakan beberapa kali pria itu menarik napas panjang dan saat mereka melepaskan pelukan ia melihat mata Marcel sudah memerah dan berair.