Trips III

379 68 2
                                    

Tepat jam 11 malam Kiera terbangun dengan pening di kepalanya, sebuah ketakutan langsung mendera dirinya, ia seperti dejavu mengingat terakhir kali ia terbangun dengan pening, ia menemukan dirinya tak berbusana dan tak perlu dijelaskan lagi apa yang terjadi. Pelan-pelan Kiera mengingat kembali apa yang terjadi, seingatnya ia dan Nathan pergi ke winery dan melakukan beberapa wine tasting sebelum akhirnya ia dibawa ke villa kecil, damn jangan bilang jika Nathan memanfaatkan keadaannya yang sedang tipsy. Dengan gerakan takut-takut Kiera membuka selimut yang menutupinya dan ia bisa bernapas sedikit lega karna ia masih berpakaian utuh dan ketika ia melihat sekeliling, ia tidak menemukan Nathan, baik di atas ranjang maupun disetiap sisi ruangan, dengan perlahan dan menahan pening Kiera turun dari kasur dan coba mencari keberadaan pria itu, ia membawa kakinya melangkah menuju lantai satu dan melihat Nathan sedang tertidur di sofa panjang dengan sebelah tangannya digunakan sebagai bantal.

Seketika itu juga semua ketakutan sirna digantikan dengan rasa lega yang teramat sangat begitu mendapati Nathan tidak berada satu kasur dengannya, rasa lega itu sampai membuat ia ingin menangis saja, ia pikir Nathan akan melakukan hal yang sama dengan pria-pria lain ketika ia sedang mabuk, terlebih sekarang mereka di villa yang tepat berada di sekitaran hutan yang asri, bukankah melakukan sex adalah hal yang menyenangkan dengan suasana seperti itu.

Semua hal yang pernah terjadi pada Kiera membuatnya memandang hampir seluruh pria itu sama, hanya menginginkan tubuh wanita untuk berada diranjang memuaskan mereka, yah meskipun Kiera merasa nyaman dan aman jika bersama Nathan tetap tak membuang pikiran buruknya akan hal seperti itu, pengalaman masa lalu adalah guru hidup bukan?

Nathan tiba-tiba bergerak dalam tidurnya hendak mengubah posisi tidur saat tiba-tiba ia melihat sebuah siluet wanita berdiri tak jauh dari hadapannya, Nathan lantas langsung membuka mata saat mengenali siapa wanita itu, terlebih saat ia samar-samar melihat sebuah air mata menetes dari mata bambi kesukaannya.

"Hei, what happened?" Nathan bertanya seraya menghampiri Kiera yang berdiri mematung.

"Ha?" Kiera bertanya dengan wajah polos dan kebingungan.

"Kenapa menangis? Ada yang sakit?" Tanya Nathan dengan penuh kekhawatiran.

Kiera menghapus air matanya yang bahkan ia sendiri tidak menyadari jika ia sedang menangis.

"Kenapa?" Tanya Nathan lagi.

Kiera hanya menggeleng namun gelengannya tentu tak membuat Nathan bernapas lega justru itu menambah beban pikiran dan kekhawatiran pria itu.

"Tell me, I won't judge." Nathan memegang kedua bahu Kiera bahkan ia harus membungkukkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Kiera dengan jelas.

"Aku terbangun dan tak menemukanmu di kasur, aku, aku, aku punya masa lalu yang kelam saat sedang mabuk, aku pikir kau akan melakukan hal yang sama sepertinya. I'm sorry." Jujur Kiera, ia tau penyataannya pasti akan membuat Nathan sedikit sakit hati atau bahkan membencinya karna secara tidak langsung Kiera telah membandingkannya dengan bajingan brengsek itu.

Nathan menatap Kiera dengan tatapan yang tak bisa Kiera artikan namun ada suatu ketakutan yang bersarang secara tiba-tiba dihati Kiera, ia takut Nathan marah padanya dan meninggalkannya, dan tanpa sadar ia menyentuh ujung kaos Nathan, Kiera yakin Nathan melihat raut ketakutan diwajahnya dan ia tidak peduli jika Nathan akan mengejeknya selama pria itu tidak pergi meninggalkannya.

"Dia pria yang tak mau bertanggungjawab itu?" Tanya Nathan tiba-tiba hingga membuat Kiera kembali mengeluarkan tatapan kebingungannya. "Pria itu, pria yang tak mau bertanggungjawab hingga membuatmu terpaksa melakukan aborsi?" Tanya Nathan lagi dan seketika itu Kiera menangis.

Nathan langsung memeluk tubuh mungil Kiera yang bergetar karna menangis dan membiarkan wanita itu kembali menangis namun kali ini ia tiak berusaha menenangkan, ia membiarkan sampai Kiera puas menangis.

She Wish To Be Loved - VRENE EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang