Pagi-pagi sekali Kiera sudah bersiap dengan tas ranselnya yang ia isi dengan pakaian-pakaian casual, kaos hitam, celana jeans, dan sebuah cardigan hitam, sedangkan di tubuhnya sekarang melekat kaos putih polos dengan celana panjang. Kiera memang seorang yang simple pakaiannya memang itu-itu saja, bahkan jika lemarinya dibuka kalian hanya akan menemukan kaos monochrome basic dan berbagai celana jeans serta celana kain, tidak ada celana pendek, tidak ada terusan, tidak ada pakaian mini, jadi tidak akan heran jika Kiera berpenampilan itu-itu saja, ia bukan seseorang yang suka kerepotan dengan memikirkan pakaian apa yang harus ia pakai, ia simple terlalu simple malah.
Setelah siap wanita itu pun keluar dari kamar dengan sebuah tas ransel dipundaknya, ia melihat sekeliling namun tidak menemukan siapapun, mungkin Nathan sedang bersiap hingga membuat Kiera melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuat sarapan simple seperti roti selai dan sebuah teh manis hangat, ini masih terlalu pagi dan seingatnya Nathan mengirimkannya pesan semalam bahwa mereka akan berangkat pukul 5 pagi, ini masih pukul 4 yang berarti masih ada 1 jam untuk membuat sarapan.
Kiera sibuk mengolesi selai pada 4 potongan roti tawar gandum sambil menunggu air panasnya mendidih, sampai sebuah suara mengagetkannya.
"Morning." Sapa Nathan yang terlihat sangat tampan dengan pakaian serba hitam dan santai.
"Morning. Aku buatkan roti selai dan teh manis, tak apakan?" Tanya Kiera pelan-pelan.
"Thanks." Ujar Nathan dengan senyum manis yang mampu membuat wanita mana saja bergetar seraya mengambil sepiring roti selai yang sudah Kiera buatkan dan duduk di meja pantry.
Keduanya duduk bersisian sambil menikmati sarapan masing-masing sambil membicarakan apa-apa saja yang hendak mereka lakukan, lebih tepatnya Nathan yang berbagi sedangkan Kiera hanya diam dan merespon jika Nathan meminta pendapatnya, lalu setelah mereka selesai gantian Nathan yang membersihkan sisa piring kotor yang mereka pakai.
"Biar aku saja." Ujar Kiera hendak menggantikan Nathan membawa piring dan gelas kotor menuju sink.
"Tidak, kau sudah membuat sarapan untukku yang berarti ini tugasku untuk membersihkan." Ujar Nathan dengan santai.
Kiera pun akhirnya hanya bisa diam memperhatikan Nathan yang dengan lihai mencuci di sink, bukankah Nathan adalah pria yang baik dan sangat dewasa, akan sangat bahagia jika bisa mendapatkan suami seperti Nathan, Kiera menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran yang sempat hinggap di otaknya, yang benar saja ia belom mengenal pria ini lebih dari 5 hari namun sudah memikirkan mengenai pria ini menjadi suami, beh apakah Kiera sudah lupa dengan apa yang terjadi padanya beberapa waktu lalu, dimana ia terlibat hubungan asmara yang hanya menyakitinya, tidak mungkin juga pria setampan Nathan tidak memiliki kekasih, terlebih terlihat seberapa mapannya pria itu.
"Ayo." Ajak Nathan yang langsung membuat Kiera tersadar namun kemudian ia dengan cepat menyampirkan tas ranselnya dan berjalan keluar bersama Nathan.
Seperti biasa Nathan tak lupa membukakan pintu mobil dan memastikan Kiera duduk dengan nyaman sebelum pria itu masuk ke dalam mobil dan berkendara keluar dari area gedung, hari masih terlalu pagi karna matahari saja belum menampakkan sinarnya, Nathan berkendara dalam diam begitu juga dengan Kiera.
Nathan berkendara dalam kesunyian sampai ia menghidupkan audio pada mobilnya, "Sambungkan dengan ponselmu dan putarlah lagu yang kau mau Kiera." Ujar Nathan yang masih berfokus berkendara, Kiera pun sebenarnya adalah orang yang tidak bisa melakukan sesuatu tanpa diiringi dengan backsound lagu maka dari itu ia langsung menyambungkan ponselnya dengan audio mobil Nathan dan memutarkan lagu Lany - Ex I Never Had dan begitu sampai chorus, Kiera bernyanyi pelan namun masih bisa didengar Nathan.
"You came to my place a couple of times
Got high and you slept over
Just a few days, just a few nights
You and I were never sober
If you wanted something more then you should've asked
Would you please stop acting like the ex I never had?
I'm checkin' my texts and readin' 'em back
We were cool, at least I thought so
Seein' all this and hearin' all that
We were good but I guess we're not though
It was never real enough for you to be mad
So why you out there acting like the ex I never had?""Based on experienced huh?" Tanya Nathan dengan senyum miringnya sedangkan Kiera memandang pria itu dengan tatapan bertanya.
"Kau bernyanyi seperti itu adalah hal yang pernah kau alami sebelumnya." Kiera diam hingga membuat Nathan kembali bersuara, "So I guess that's true, damn that man." Umpat Nathan lalu pria itu dengan pelan mengambil tangan kanan Kiera dan menggenggamnya erat. "Forget him and be with me. I promise you only happiness you will have." Ujar Nathan tanpa ragu.
Kiera hanya tersenyum kecil, "Take time, but thanks." Tidak ia tidak bisa berpaling dengan mudah, maksudnya ia tentu akan memberikan Nathan kesempatan tapi tentunya ia harus membenahi diri dan hatinya dulu sebelum memulai hubungan baru dengan Nathan dan ia harap Nathan adalah yang terakhir dan yang terbaik untuknya, begitu pun dirinya, yang terakhir dan terbaik untuk Nathan.
Lalu Kiera pun menukar lagu lain untuk diputar, lagu yang cocok untuk melakukan road trip dan sepertinya ia dan Nathan mempunyai selera yang sama, semua lagu yang Kiera putar Nathan akan ikut bernyanyi dan ia menyadari satu hal, pria tampan disampingnya memiliki suara yang indah dengan suara beratnya itu, Kiera benar-benar kecanduan dengan suara Nathan yang bernyanyi terlebih ketika ia memutar lagu Mirrors dari Justin Timberlake dan Nathan bernyanyi dengan sepenuh hati, tangan kirinya tak pernah lepas menggenggam tangan kanan Kiera, bahkan sesekali ia memandang Kiera sambil bernyanyi hingga membuat jantung Kiera berdegup tak wajar dan bisa dipastikan wajahnya sudah merona, ia tentu bisa melihat jelas ketertarikan Nathan akan dirinya bahkan hanya melihat dari tatapan yang diberikan Nathan padanya.
Nathan memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran khusus mobil dan segera berjalan menuju sisi Kiera dan membukakan pintu mobil dengan sangat gentleman, ini masih terlalu subuh tapi Nathan membawanya ke pantai, Kiera merasa aneh namun saat mereka berdua melangkah menuju pinggiran pantai bisa dilihat beberapa pasangan sudah duduk di pinggiran pantai sepertinya menunggu matahari terbit.
"Ini pantai Takapuna, salah satu destinasi yang selalu dituju oleh para pasangan untuk melihat matahari terbit, bukan hanya pasangan sih, sebenarnya banyak yang datang kesini hanya untuk menikmati matahari terbit, dan jika datang diwaktu yang tepat biasanya banyak market-market yang dibuka menjual berbagai pernak-pernik, makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi sebagai breakfast." Jelas Nathan sambil berdiri di samping Kiera.
Kiera memandang kesekelilingnya dimana memang banyak orang-orang yang sepertinya sengaja bangun pagi di hari minggu seperti ini demi melihat matahari terbit, sesuatu yang tidak pernah Kiera lakukan, ia bisa bangun pagi tapi jika hanya untuk perjalanan jauh menuju pantai demi mengejar matahari terbit sepertinya bukan sesuatu yang akan ia lakukan, tidak ada dalam daftar wishlist-nya.
"Sebentar lagi." Ujar Nathan yang menarik perhatian Kiera untuk memandang ke pantai tak berujung itu, ia bisa melihat sinar orange yang mulai muncul hingga membias diair pantai, lalu setiap detik dan menitnya matahari bulat itu naik semakin tinggi dan tinggi, membuat langit yang semula gelap menjadi terang secara perlahan, Kiera berdecak kagum, ia tak pernah mengira bahwa melihat matahari terbit akan semengagumkan ini, sepertinya kelak ia akan sering-sering bangun pagi demi melihat sunrise, indah dan menenangkan adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan apa yang Kiera rasakan terlebih ada Nathan yang berdiri tegak di sampingnya, mereka tidak membicarakan apapun, keduanya sibuk memandang sunrise.
TBC
AeilsyIr