Setelah menunggu beberapa saat dokter yang menangani Kiera keluar dan langsung dihampiri oleh Keluarga Moersman yang sedari tadi menunggu di koridor rumah sakit dengan gelisah.
"Bagaimana dengan keadaan menantuku?" Tanya Mommy dengan begitu khawatir mendahului Nathan yang hendak bertanya pada sang dokter.
"Nona Kiera sekarang sedang tidur, tidak ada hal yang terlalu serius, keadaan janinnya juga baik namun kandungan nona Kiera memang sedikit melemah dari yang terakhir aku periksa, nona Kiera tidak boleh terlalu stress dan banyak pikiran karna itu mempengaruhi kandungannya, sebisa mungkin untuk beberapa minggu ini nona Kiera harus lebih banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan yang bergizi." Jelas sang dokter yang ternyata adalah dokter yang sama dengan yang memeriksa Kiera setelah ia diculik William itu.
"Kenapa Kiera bisa pingsan jika keadaan janinnya baik-baik saja?" Pertanyaan yang terkesan bodoh dari Nathan.
"Nona Kiera mengalami kram pada bagian perutnya, kemungkinan besar karna ia terlalu stress, tidur dan makan tidak teratur, atau mungkin juga karna melakukan perjalanan jauh hingga membuat perutnya tegang, jika kejadian ini sering terjadi kemungkinan besar nona Kiera bisa pendarahan dan kehilangan janinnya, lagi. Untuk itu kesehatan nona Kiera adalah yang paling penting, untuk hari ini nona Kiera harus bermalam di sini agar kami bisa memantau dengan baik. Jika tidak ada yang mau ditanyakan lagi, saya permisi."
"Bolehkah kami menjenguk Kiera sekarang?" Tanya Mommy dengan suara yang begitu khawatir.
"Boleh tapi nona Kiera sedang tidur mungkin beberapa jam lagi baru akan terbangun."
"Bisakah Kiera di pindahkan ke ruangan VVIP?"
"Tentu saja, saya akan memberitahu suster terlebih dahulu."
"Terima kasih dok." Ujar mommy dan daddy bersamaan sedangkan yang lain hanya menunduk sopan sebagai rasa terima kasih pada sang dokter lalu sang dokter pun berlalu
Kiera langsung dipindahkan ke kamar VVIP sesuai permintaan ayah mertuanya dan disanalah mereka semua menunggu Kiera sadar dalam keheningan, begitu juga Nathan yang sedang memperhatikan istrinya yang tertidur lelap namun terlihat sangat lelah, gelisah, dan menyedihkan. Tak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan, mereka semua sama-sama diam dalam pikiran masing-masing, mereka tak habis pikir bagaimana keadaan mental Kiera yang mengalami masalah bertubi-tubi dalam waktu singkat.
"Panggilkan Hannah." Daddy berucap yang pastinya ditujukan pada Nathan.
"Untuk apa menyuruhnya datang?" Mommy bertanya pada Daddy dengan nada tak terima.
"Mengurus perceraian mereka agar Nathan bisa menikah dengan Hannah." Sahut Daddy hingga membuat semuanya memandangnya tak percaya.
"Apa maksudmu?" Mommy bertanya dengan begitu tegas.
"Nathan begitu mencintai Hannah hingga dengan mudahnya menyakiti Kiera dan mempermainkan pernikahan didepan Tuhan, jadi aku akan mengurus perceraian mereka dan menikahkan Hannah dan Nathan."
Kau membela anak brengsek itu?"
"Tentu saja tidak, aku lebih menyayangi Kiera."
"Lalu kenapa kau mau menikahkan Nathan dan Hannah, aku hanya ingin Kiera, aku tak mau wanita ular itu menjadi menantuku."
"Siapa bilang Hannah akan menjadi menantu kita?" Tanya Daddy dan semakin membuat yang lainnya bingung sementara Nathan hanya diam saja.
"Lalu?"
"Kiera akan tetap menjadi anak kita, karna aku akan mengangkatnya sebagai anakku, dan dengar Nathan, setelah kau bercerai dengan Kiera dan menikahi Hannah, disaat itu juga kau bukan lagi sebagai anggota keluarga Moersman, kau bukan anak kami lagi."