Confession

485 80 2
                                    

Kiera membeku dalam pelukan Nathan setelah mendengar pertanyaan yang diajukan pria itu, pertanyaankah, pernyataankah, permintaankah, apapun itu namanya yang jelas itu membuat Kiera terdiam dan tak tau harus bagaimana.

"Kiera." Panggil Nathan lagi hingga membuat Kiera berdeham sebagai sahutan dalam pelukan pria itu.

"Kau mendengarkukan? Aku tak memaksamu, tapi aku hanya berharap kau mau membuka sedikit hatimu untukku, aku tau ini terlalu cepat, aku hanya ingin kau memberiku kesempatan, aku tidak seperti priamu yang sebelumnya, aku bisa memberikan kebahagiaan untukmu, aku memastikan itu."

"Nathan, bukankah ini terlalu cepat? Kita bahkan belum mengenal lebih dari 4 hari." Sahut Kiera pelan-pelan.

"Kau percaya cinta pada pandangan pertama?" Tanya Nathan namun Kiera hanya diam saja, "Aku merasakannya saat pertama kali kita bertemu, meskipun bukan pertemuan yang baik tapi aku merasa hatiku bergetar hanya padamu, kau bisakan merasakan bagaimana kencangnya jantungku berdetak? Dan ini hanya terjadi saat aku bersamamu."

Apa yang dikatakan Nathan membuat Kiera langsung memfokuskan telinganya pada detak jantung Nathan, dan benar jantung pria itu berdetak lebih cepat  dari normalnya dan itu membuat jantung Kiera juga tiba-tiba memompa dengan cepat.

"Kiera, aku benar-benar tak memaksamu, aku hanya ingin diberikan kesempatan untuk membuktikannya." Nathan melepaskan pelukannya dan mengarahkan wajah Kiera untuk menatapnya dengan kedua tangannya.

Kiera tidak menemukan kebohongan dalam tatapan pria itu, ia bisa melihat ketulusan dan cinta dalam tatapan yang diberikan Nathan padanya dan hal itu membuat hati Kiera semakin bergetar tapi ia tidak mungkin membuka hatinya dengan begitu cepat, ia butuh waktu jadi dengan pelan-pelan ia melepaskan dirinya menjauh dari Nathan, ia bisa melihat wajah sedih dari pria itu saat ia melakukannya.

"Maafkan aku Nathan, tapi ini terlalu cepat, beri aku waktu." Ujar Kiera pelan dan tak enak pada pria yang menurutnya terlalu baik itu.

"Aku pasti memberimu waktu, tapi kau maukan membuka hatimu untukku?" Tanya Nathan sekali lagi.

"Aku akan mencobanya tapi ayo lakukan semuanya secara perlahan, aku juga takut jika terlalu cepat aku malah menyakitimu." Jujur Kiera, ia tidak mau membuka hatinya terlalu cepat untuk pria lain disaat ia belum membenahi perasaannya, ia takut ia hanya menjadikan orang lain sebagai pelampiasan yang berujung menyakiti orang-orang yang tak bersalah padanya, menyakiti orang lain secara fisik dan mental bukanlah sesuatu yang akan dilakukan oleh Kiera, bahkan pada William sekalipun, meskipun pria itu sudah menyakitinya secara mental dan fisik, Kiera lebih memilih untuk menghilang dari kehidupan pria itu dan menjalani kehidupannya lebih baik daripada harus membalas perbuatan pria itu, katakanlah Kiera bodoh tapi memang begitu adanya, menurutnya hidup dalam dendam bukanlah sebuah kebahagiaan.

"Aku tak masalah jika harus menunggumu, asalkan kau mau memberikanku kesempatan itu sudah cukup, akan aku pastikan hanya kebahagiaan yang akan kau dapatkan." Ujar Nathan tanpa ragu dan sialnya membuat hati Kiera menghangat.

Kiera tersenyum kecil merasa bahagia, setidaknya masih ada seorang pria yang masih mau berada disampingnya setelah apa yang ia lakukan, padahal jika menurutnya Nathan itu sangat tampan ditambah ia kaya, Kiera tidak perlu tau latar belakang pria dihadapannya ini, dari penthouse yang ia tinggali saja sudah terlihat seberapa kayanya pria itu dan pria ini lebih memilih untuk membuat wanita sepertinya untuk dicintai, bukankah itu sesuatu yang patut Kiera syukuri?

"Terima kasih, sudah mau berjuang untukku." Hanya itu yang bisa dikatakan Kiera.

"Aku yang seharusnya berterima kasih karna kau mau memberiku kesempatan." Sahut Nathan, pria itu melepaskan jasnya dan memakaikannya pada tubuh mungil Kiera, "Pakailah, sudah malam dan kita berada didekat pelabuhan, angin malam tidak baik untukmu." 

She Wish To Be Loved - VRENE EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang