Fxxk up

827 66 14
                                    

Kiera terbangun dan merasakan pening luar biasa dikepalanya yang membuatnya tanpa sadar mendesis sambil memegang kepalanya. Kiera hendak bangun untuk meminum ibuprofen atau paracetamol untuk mengurangi rasa peningnya saat ia merasa nyeri pada tubuh bagian bawahnya, Kiera menegang seketika, apalagi saat ia menyadari bahwa ia sedang naked dibawah selimut.

Kiera memandang sekeliling, ini bukan kamarnya, ia tidak mengenali ruangan ini, ia mencoba bergerak dengan perlahan mengabaikan rasa nyeri pada bagian tubuhnya, ia bisa melihat pakaiannya bertebaran dilantai, dengan sigap Kiera langsung memakainya dengan cepat.

Matanya memanas saat mendapati bercak darah di sprei yang tak perlu Kiera pertanyakan lagi bekas apa itu, ia tau, ia habis melakukan hubungan intim, tapi dengan siapa dan juga bagaimana bisa, seingatnya ia masih di club bersama yang lainnya dan ia meminum sebotol air putih yang diberikan William dan ia tak tau apa-apa lagi setelah itu, oh shit, jangan bilang dengan William? tidak, tidak mungkin, pria itu tidak mungkin melakukannya.

Kiera kembali mengamati sekelilingnya untuk mencari sesuatu clue yang bisa membuatnya tau siapa yang tidur dengannya, satu hal yang Kiera tau, ruangan tempat ia bermalam sepertinya adalah sebuah hotel, Kiera langsung cepat bergerak begitu mendapati dompet laki-laki yang berada diatas meja, ia membukanya mencoba mencari identitas sang pemilik, mata Kiera langsung membulat.

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan seorang pria tampan yang terlihat sudah segar sehabis mandi, bodoh sekali Kiera yang tidak menyadari jika ada suara gemericik air sedari tadi.

"Kau sudah bangun?" Tanya pria itu saat bersitatap dengan Kiera.

"Apa yang terjadi?" Tanya Kiera to the point.

"Kau tau apa yang terjadi Kiera."

"Iya tapi bagaimana bisa William?" yah pria yang merebut keperawanannya adalah William, housemate-nya, pria yang selalu menunjukkan ketertarikkan padanya.

"Kau yang menggodaku, apa kau lupa?" Pertanyaan William membuat Kiera terdiam beberapa saat.

"Aku tak mengingat apapun bajingan, katakan yang sebenarnya." Kiera sudah emosi, moodnya yang semula sudah lebih baik menjadi buruk lagi, lebih buruk malahan.

"Kau sudah mabuk semalam dan aku mencoba membawamu pulang tapi kau malah menggodaku, aku juga pria normal Kiera, mana ada pria yang bisa menahan diri jika disuguhkan wanita telanjang dihadapannya."

"Tidak, kau pasti berbohong." Kiera jelas tau jika ia mabuk ia pasti akan langsung tertidur begitu saja seperti orang mati, lagi bagaimana mungkin ia bisa mabuk jika ia tidak meminum alkohol, seingatnya ia tak menyentuh alkohol sama sekali semalam.

"Terserah padamu mau percaya atau tidak tapi yang jelas kau memang benar-benar menggodaku dan lagi aku sedikit sakit hati mendengarmu meracau nama pria lain saat sedang bercinta denganku, ehm siapa namanya, ah Marcel, yah Marcel, kau meracaukan namanya saat aku memasukimu, kau benar-benar sempit Kiera." William mengatakannya tanpa mem-filter ucapannya hingga membuat Kiera tanpa sadar malu mendengarnya.

Kiera hanya diam mencoba mengingat apapun yang telah terjadi semalam, berharap bahwa semuanya adalah kebohongan belaka atau mungkin sebuah jebakan.

"Kau tak mengingatnya? Aku bisa membuatmu mengingatnya lagi." Ujar William sambil mendekati Kiera hingga membuat gadis, tidak wanita itu mundur seketika.

"Jangan mendekat bajingan." Desis Kiera pada William.

"Kau tidak menolakku semalam Kiera."

"Semalam adalah kesalahan."

"Hm, kesalahan yang membuatku candu." William menyentuh leher jenjang Kiera yang membuat tubuh Kiera meremang seketika. "Bahkan tubuhmu sekarang tidak menolak sentuhanku Kiera. Marcel, pria itu kekasihmu?"

She Wish To Be Loved - VRENE EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang