Kiera mendapat telepon dari adiknya Karin yang memintanya kembali ke Indonesia, namun ia harus kembali sendiri karna disaat yang sama Nathan harus melakukan business trips selama 1 bulan penuh jadi mereka memutuskan kalau Kiera bisa berlibur ke Indonesia selama 4- 5 minggu hingga Nathan kembali dan menjemput Kiera di medan.
Kiera dan Nathan berangkat bersama menuju bandara hanya saja Kiera terbang duluan sementara Nathan akan terbang 1 jam kemudian menuju New York.
"Hati-hati babe, I love you." Nathan memeluk erat sambil menyematkan ciuman mesra di bibir dan kening istrinya saat pengumuman pesawat Kiera sudah terdengar.
"I love you." Balas Kiera setelah itu mereka pun berpisah.
Sepanjang jalan menuju pesawat Kiera was-was karna merasa pasti terjadi hal yang buruk dengan keluarganya sampai Karin memintanya untuk pulang, apapun itu semoga saja mereka bisa mengatasinya, apalagi Karin memintanya pulang diam-diam, tanpa memberitahu kedua orang tuanya.
Selama dalam pernerbangan Kiera sasma sekali tidak bisa mengistirahatkan matanya dan tubuhnya, pikirannya benar-benar berkelana pada apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya dan juga kenapa ia tak kunjung hamil, padahal terakhir kali pemeriksaan 3 bulan yang lalu bersama Nathan ke dokter kenalan Nathan, dokter itu mengatakan bahwa keduanya sehat dan mungkin belum waktunya saja untuk memiliki momongan, baik Kiera maupun Nathan memang yakin bahwa mereka berdua sama-sama sehat apa lagi seminggu sebelum mereka melangsungkan pernikahan mereka juga melakukan medical check up untuk memeriksakan kesuburan, hasilnya benar-benar memuaskan tapi kenapa setelah 6,5 bulan menikah Kiera tak kunjung hamil.
Akhirnya setelah lebih dari 17 jam penerbangan dan transit Kiera dan penumpang yang lainnya sampai di Medan dengan selamat, Kiera langsung mengeret 1 koper kecil dan 1 koper besar keluar dari Bandara Kualanamu menuju stasiun kereta api didalam bandara yang bisa membawanya langsung menuju stasiun kereta api Medan.
Kiera lelah tentu saja, pikirannya lelah, tubuhnya lelah, rasanya ia ingin langsung menghubungi Nathan tapi pria itu pasti masih dalam pesawat, Kiera memang selalu menghubungi Nathan jika ia merasa lelah, Nathan seperti charger-nya.
Mata Kiera melihat keadaan di depan rumahnya dengan linglung dan bingung, ada tenda tepat di depan rumah orang tuanya, banyak orang juga yang datang namun ia harus bersyukur karna mereka hadir bukan menggunakan pakaian hitam atau putih yang biasa digunakan untuk melayat namun seperti pakaian pesta, siapa yang ulang tahun?
Kiera melangkahkan kakinya menuju rumahnya dimana terdapat banyak orang yang ia kenal maupun tidak ia kenali, dengan kesusahan ia menggeret kedua kopernya dan matanya membulat sempurna, pernikahan, gila, papanya sedang melangsungkan pernikahan dengan wanita, tidak gadis, yang tidak ia kenal, gadis itu bahkan hanya berbeda 2 tahun dari Karin.
Matanya sibuk mencari keberadaan adik dan mamanya namun yang ia lihat adalah sesuatu yang membuatnya kaget dan bingung lagi, mamanya sedang bergandeng tangan mesra dengan seorang pria berumur sekitar 60an tahun. Apa yang terjadi sebenarnya?
Kiera meninggalkan kopernya begitu saja dan melangkah mendekati mamanya.
"Mana Karin?" Tanya Kiera to the point tanpa menghiraukan kekagetan sang ibu dan pria tua disampingnya.
"Kau...kau pulang Kiera?" Helen tak bisa menyembunyikan kekagetannya.
"Mana Karin?" Tanya Kiera sekali lagi namun lebih tegas.
"Karin ada...Karin ada di kamar, iya di kamar, terakhir mama lihat dia dikamar, kau datang dengan Nathan?"
Tanpa menjawab pertanyaan Helen, Kiera langsung melangkahkan kakinya menuju kamar adiknya dan mengedornya.