15. Ada apa?

6.4K 818 59
                                    

Happy Reading ✨

Minta tolong kerja sama nya, berikan bintang dan coment pada chapter ini.

.
.
.
.
.
.
.













o0o

"Zian mau kemana?" tanya Zafar ketika pintu kamar Zian terbuka dari dalam.

Zafar tadi berniat menemui Zian untuk menemaninya mengelilingi halaman belakang rumah.

"Sekolah" singkat sekali.

Zafar mengernyitkan dahi nya kalah Zian menjadi cuek seperti ini. Padahal semalam habis makan malam, Zian masih tersenyum ramah padanya.

"Aku ikut boleh?"

"Nggak. Ntar ilang lagi bikin orang lain khawatir. Mending diem dirumah!"

"Yakan-

"Apa? Mau ngelak kalo kemarin kemarin salah?"

"Lo kenapa sih? Kok kek marah gitu sama gue?!" ceplos Zafar yang sudah tidak sabar lagi menerima kata kata penuh amarah dari Zian.

Padahal biasanya Zian ini jarang marah marah, dan wajahnya selalu tersenyum ketika dirumah. Setidaknya itu yang Zafar dapatkan setelah beberapa hari mengamati Zian dirumah ini.

"Aku? Itu bukan urusan Abang!" ketus Zian lalu meninggalkan Zafar yang terdiam didepan pintu kamarnya.

"Ada yang aneh" gumam Zafar lesu dan kembali masuk kedalam kamarnya yang tepat berada disamping kamar Zian.

Zafar mengunci pintu kamarnya dari dalam agar siapapun tidak bisa mengganggunya. Pikirannya melayang ke kejadian beberapa hari yang lalu, apa dirinya berbuat salah pada Zian?

Zafar takut jika Zian membenci dan marah padanya. Karna tadi Zafar menangkap tatapan kemarahan dari manik mata Zian.

Ditambah lagi Orca yang pamit beberapa hari untuk kembali ke Indonesia. Mungkin minggu depan baru tiba di mansion ini. Katanya ada sesuatu yang harus diselesaikan nya.

Sebenarnya Zafar ingin mengantar Orca ke bandara siang ini, tapi Ervian tidak memberikannya akses keluar sebelum berangkat kerja tadi.

***

"Zi? Zafar tadi sedang apa ketika kamu berangkat?" tanya Crisann.

"Makan Abang" dusta Zian.

"Bagus. Dia tidak merengek ingin ikut kan?"

"Tidak"

"Yasudah, Kakak akan kembali ke kelas" perbincangan singkat itu telah berakhir.

Crisann datang ke kelas Zian hanya untuk menanyakan Zafar? Yang benar saja. Kenapa Kakak nya itu tidak tanya langsung dengan Zafar sendiri?

Mood Zian hari ini benar benar buruk. Pikirannya berkecamuk memikirkan ucapan seseorang ditengah malam tadi. Antara marah, benci dan pasrah harus Zian campur adukkan menjadi satu agar topengnya bisa bertahan lama, setidaknya sampai dirinya bisa berdiri tegak dengan kakinya sendiri tanpa bantuan kedua Kakaknya dan Papa nya.

Barulah Zian bertekad untuk menghancurkan semuanya. Hal yang membuat dirinya benci.

"Tunggu waktu itu tiba, maka Aku akan bertindak menghancurkan mu" gumam Zian dengan tangan mengepal dan tatapan menajam lurus ke depan.

ZAFAR ZYANDRU (END) ||Belum Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang