Chapter menuju Ending.
(Masih berkaitan dengan chapter sebelumnya. Jika lupa, bisa dibaca ulang 😁)
o0o
Masih dihari yang sama. 3 jam yang lalu Zafar tertidur di pangkuan Orca. Dan sekarang pemuda tukang micek itu sudah bangun dan sedang mengumpulkan nyawa nya yang melayang layang dikamar.
Ada rasa aneh yang Zafar rasakan. Seperti kulit nya yang terasa gatal serta kulit yang kemerahan, jangan lupakan perut nya seperti diaduk aduk.
Finally... Zafar ingat apa yang dilakukannya beberapa jam yang lalu. Mengkonsumsi protein berlebih ketika sarapan. Dan sekarang? Terima akibatnya.
"Balik tidur lagi atau bangun cari obat ya?" gumam Zafar berfikir dengan guratan di dahi yang tak terelakkan.
Tak dapat dipungkiri, sejujurnya Zafar merasa sangat sangat tersiksa dengan sensasi rasa sakit ini. Tapi mau bagaimana lagi? Zafar menginginkan penyakit itu datang untuk melancarkan aksinya.
"Gatel. Tapi gengsi mau ngadu"
"Mereka juga pada kemana sih? Nggak belajar dari pengalaman apa? Main tinggal tinggal sesuka hati. Udah tahu Gue kesepian"
"Ntar kalo Gue mati mendadak gimana?"
"Disini ada obat bisul kagak ya?"
"Untuk apa Baby obat bisul?"
"Anj*r! Nongol?!" kejut Zafar mendapati Orca keluar dari kamar mandi tanpa menimbulkan suara.
"Mulutnya" tegur Orca.
"Hehehe... Nggak apa apa. Ayo Bang keluar cari apotek. Eh di Belanda ada apotek kan?"
"Ngapain ke Apotek?" tanya Orca dengan sengaja,
Lebih tepatnya memancing Zafar agar berucap jujur. Karena dilihat dari tingkah laku Zafar seperti cacing tanah terkena garam, sudah dipastikan Zafar tengah menahan sesuatu.
Dan bodohnya lagi, Orca masih belum menyadari apa yang terjadi pada Zafar.
"Anu... Vitamin Zafar habis. Nanti kalo gabut, Zafar mainan apa dong?"
"Baby... Vitamin itu bukan untuk mainan. Mengerti?"
"Em... Yaudah, apa aja deh yang ada dj Apotek, ayo beli"
"Selain apotek?"
"Rumah sakit!"
"Ada apa dengan mu hm? Tumben sekali meminta hal hal yang aneh seperti itu?"
Demi apapun... Zafar dibuat kesal dengan ucapan tak bermutu dari Orca. Apa susah nya menuruti? Kepalanya semakin pening karena menahan tangan nya agar tak menggaruk tubuh nya yang gatal.
"Ya nggak apa apakan?! Susah banget sih, tinggal gass juga!" ketus Zafar,
"Tidak... Sekarang pejamkan matamu. Tidur dan istirahat lah"
"Matamu tidur! Baru aja loh Zafar bangun!" bentak Zafar tanpa sadar.
"Kalau tidak mau, katakan ada apa dengan mu?"
"Gatel" lirih Zafar menyerah dengan pembohong an yang dirinya sendiri ciptakan.
Rasa gatal dan perut melilit itu semakin melunjak saat Zafar biarkan. Ingin rasanya Zafar melepas sebentar perut dan kulit nya sangking sakit yang dirinya rasakan.
"Lepas baju mu" titah Orca yang dituruti oleh Zafar.
"Merah merah seperti ini? Gatal?"
"IYALAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFAR ZYANDRU (END) ||Belum Revisi||
FantasíaYang suka cerita brother ship yuk bisa dibaca, coba coba dulu siapa tahu clop. Ini Zafar versi baru ya, karena sebelumnya pernah dipublikasikan, cuma unpublish aja terus ganti alur. Selamat membaca kawan. Sorry nggak ada deskripsi nya, Murni karya...