Vote Ama coment jangan lupa!
Ku bela belain update saat jadwal ku padat gini:)
o0o
"Kok kita kesini?" tanya Zian dengan tampang bodoh nya.
Sedangkan Zafar masih tetap diam duduk di kursi roda nya dengan tatapan kosong.
Kosong karena, Zafar tahu jika tempat yang mereka kunjungi saat ini adalah tempat untuk mengkremasi jenazah.
Zafar ikut? Ya. Tadi dini hari Zafar sudah terbangun dari tidurnya (pingsan). Zafar mengingat semua kejadian itu. Tak ada air mata yang menetes sedikitpun. Rasa yang teramat menyakitkan hingga air matanya tak sanggup untuk menetes.
Yang ada hanyalah tatapan kosong penyamar beribu luka yang Zafar rasakan. Bahkan ketika baru sadar, Zafar langsung bangkit dan berjalan menuju sofa tempat dimana Aber tidur.
"Abang... Ayo anterin ketemu Papa" ucap Zafar sembari membangunkan Aber yang tertidur.
Bahkan saat meminta tolong pada Aber semalam, Zafar hanya menatap Aber dengan tatapan terluka.
Bahkan Aber sempat mengira jika Zafar adalah hantu, tapi semua itu Ia tepis saat melihat kaki Zafar menapak lantai.
"Papa disini Dek" jawab Teresa ditengah kebingungan yang melanda Zian.
"Papa jadi pegawai disini? Papa bangkrut?"
Teresa tersenyum lembut. Mendengar pertanyaan Zian, hatinya tersayat. Sebegitu parah kah penyakit yang Zian sampai membuat anak itu menjadi lupa? Lupa akan fakta bahwa Papa nya sudah tiada.
"Papa... Ada didalam. Papa nggak jadi pegawai. Papa jadi tamu disini" pelan Zafar menjawab pertanyaan sang Adek.
Sedangkan Zian mengernyit lalu disusul tubuh yang melemas, untung Adal berada disamping Zian sehingga bisa menahan tubuh yang akan limbung itu.
Sepertinya kilasan ingatan Zian kembali, sebab itulah tubuh itu melemas.
"Lebih kita langsung masuk" ajak Teresa.
Lantas mereka berlima masuk kedalam gedung krematorium dengan Zafar yang duduk di kursi roda dan didorong oleh Adal.
Sesampainya didalam, Zian memaksakan diri untuk melihat wajah Ervian dan Ernan untuk yang terakhir kalinya.
Sama seperti yang Zafar lakukan, bahkan Zian berdiri disamping tubuh Zafar sembari memandang wajah tampan Papa dan Daddy-nya.
"Abang... Besok jika ajal telah tiba menjemputmu, kuburkan aku disamping Bang Zaf. Aku tidak ingin di kremasi" ucap Zian tanpa mengalihkan pandangan nya.
Teresa, Adal dan juga Aber mengernyit tak suka saat mendengar penuturan lirih Zian. Mau marah tapi posisi mereka sangat tidak baik, mereka bertiga tidak ingin menampakkan keributan dihadapan 2 jenazah Papa dan Daddy nya.
Kremasi jenazah dilakukan dengan lancar. Untuk jenazah Crisann, Attis, Orca, dan juga Tio diurusi oleh Wendi, asisten pribadi Teresa.
Dan sekarang sedang dalam identifikasi DNA. Karena hanya tersisa tulang tulang milik ke empat pemuda itu, yang pastinya susah untuk dikenali.
***
Sudah 2 hari sejak dimana kelima manusia berbeda usia itu mendatangi gedung krematorium.
Pagi hari ini, suasana benar benar berbeda. Jika biasanya meja makan diduduki anggota lengkap keluarga plus kedua sahabat Zafar, hari ini terasa kosong nan sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFAR ZYANDRU (END) ||Belum Revisi||
FantasyYang suka cerita brother ship yuk bisa dibaca, coba coba dulu siapa tahu clop. Ini Zafar versi baru ya, karena sebelumnya pernah dipublikasikan, cuma unpublish aja terus ganti alur. Selamat membaca kawan. Sorry nggak ada deskripsi nya, Murni karya...