Part ini bagian manis manis nya dulu ya...
Ya walaupun nggak manis banget.o0o
"Kok kesini?"
"Iyalah. Sekarang kamar Abang jadi satu sama kamar Aku"
"Eh? Kenapa?"
"Nggak apa apa. Pengen aja sih"
"Kok nggak minta persetujuan Aku?"
"Nggak perlu. Lagian Zian nggak butuh persetujuan Abang, apapun yang ada di diri Abang itu milik Aku, tanpa terkecuali"
Zafar terdiam. Ingatlah bahwa Zafar tidak bisa membalas kalimat kalimat mutlak saudara kembarnya dan itu terbukti sejak penyakit Zian kambuh.
"Tapi Aku tetap dikasih privasi ya"
"Itu nanti Aku pikirin. Untuk sekarang sampai nanti, jiwa dan raga Abang milik Aku"
"Iya"
"Yaudah, Abang istirahat"
"Nggak usah, capek tahu istirahat terus"
"Bang..."
Zafar menghela nafas sabar mendengar Zian memanggil nya penuh peringatan. Kemana Zian yang acuh itu? Kemana Zian yang sinis itu? Kemana Zian yang non protektif padanya itu?
Kalo begini caranya, Zafar bisa bisa menjadi muak dengan Zian. Adek nya ini jika dibiarkan akan menjadi seperti Papa, Daddy dan Abang Abang lainnya.
Zafar harus segera menyusun rencana untuk menghasut Zian, Dirinya harus sekuat tenaga mengubah cara berfikir Zian, itu harus dan akan menjadi tugas berat baginya.
"Iya iya"
Sudah pasrah dan Zian bahagia melihat wajah pasrah sang Abang, ingatlah wajah pasrah Abang nya itu sudah menjadi sesuatu yang paling favorit bagi Zian.
Langsung saja, Badan laki laki yang lebih muda itu menerjang Sang Abang dan memeluknya dengan erat. Menyembunyikan wajah Abang nya di dada bidangnya. Ya walaupun tidak selebar dada bidang Papanya. Singkatnya dada bidang si kembar sama sama sempit.
"Zi sesek"
"Hehehe maaf maaf" ringis Zian memindahkan wajah Abang nya ke perpotongan lehernya tanpa melepas pelukan eratnya.
Berakhirlah Zafar yang dengan perlahan menyelami mimpi nya dengan pelukan hangat yang diberikan oleh Zian.
***
"Susun ini Bang, jangan sampe runtuh lagi"
"Kamu sendiri aja yang nyusun. Aku mager"
"Abang ih! Buruan susun lego nya itu, ini tuh buat konten"
"Nggak mau, Males ngapa ngapain Aku tuh"
"Bang Zaf... Please"
"Ish" kesal Zafar mencebikkan bibir tipis nya itu,
Kesal karena tingkah Zian yang seperti anak kecil. Udah gedhe mainan lego, dan menurut Zafar itu seperti anak kecil umur 5 tahunan.
"Bang... Bantuin ya. Ntar kalo dapat duit hasil konten, duit itu bakal Aku bagi dua"
"Nggak mau pokoknya. Enakan tidur kek gini daripada main mainan nggak berfaedah itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFAR ZYANDRU (END) ||Belum Revisi||
FantasyYang suka cerita brother ship yuk bisa dibaca, coba coba dulu siapa tahu clop. Ini Zafar versi baru ya, karena sebelumnya pernah dipublikasikan, cuma unpublish aja terus ganti alur. Selamat membaca kawan. Sorry nggak ada deskripsi nya, Murni karya...