22. rumah sakit

6.6K 696 12
                                    


Happy Reading ✨









o0o

"Dad... Abang kok nggak bangun bangun?" lirih Zian tanpa menengok ke arah Ernan.

Pemuda itu terus menggenggam tangan sosok duplikat nya. Abang nya yang tengah terbaring di brankar rumah sakit dengan luka di sekujur tubuhnya.

2 jam yang lalu, Zian menemukan Zafar tergeletak pingsan dikamar mandi bersama dengan Gatick yang juga sama sama pingsan. Langsung saja Zian mendial nomor Attis untuk segera datang ke kamar mandi sekolah.

Dan berakhir lah, Zafar dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Kamu tenang saja. Abang mu pasti bangun, Dia itu kuat"

Ceklek

Ervian masuk membawa 2 kantung yang berisi makanan dan minuman untuk putra bungsunya.

"Baby Zi, makan dulu"

"Bentar nungguin Abang bangun"

"Tidak bisa. Makan sekarang!"

"Oke" dengan penuh ketidak ikhlasan Zian meninggalkan brankar Zafar dan mendekat ke sofa dimana Ernan duduk.

Zian duduk diantar Ernan dan Ervian. Menemani anak itu makan adalah salah satu cara agar lahap menyantap makanan nya.

"Jangan lupakan kesehatan mu. Itu juga bisa berdampak pada Bang Zaf Zi" ucap Ernan.

"..."

"Nanti, kalo Bang Zaf sudah bangun. Kalian berdua bisa bebas melakukan apapun" sahut Ervian.

"Kecuali, menginginkan lepas dari pengawasan Papa dan Daddy" lanjut Ervian membuat binar dimata Zian lenyap, digantikan dengan dengusan kasar yang tak enak didengar.

Sedangkan Ervian terkekeh melihat putra bungsu nya itu. Ernan? Dia menghidupkan kamera handphone dan mengarahkan nya pada Ernan dan Zian.

Maklumi saja, CEO tua itu kalo sedang gabut suka cosplay menjadi orang lain, contohnya menjadi fotografer dadakan.

"Dad, berhenti bertingkah konyol" tegur Zian jengah dengan ke alayan yang dimiliki oleh Ernan.

"Why? Ayo guys senyum. Hadap ke kamera Baby Zi"

"Astaga... Nanti Aku bilang sama Bang Aber biar Daddy dikembalikan ke habitat asalnya" keluh Zian.

"Sepertinya Abang mu tidak akan sanggup. Dia akan bingung akan menempatkan Daddy dimana"

"Loh? Ya kerumah Daddy lah. Daddy kan tinggal di California. Yaudah Daddy dikembalikan ke sana"

"Kamu tidak tahu? Rumah Daddy sudah dijual"

"WHAT? Beneran Pa?"

"Iya, tanya aja sama Daddy"

"Bener Dad kata Papa?"

"Iya bener"

"Alasan Daddy jual rumah kenapa?"

"Karena Daddy tidak mampu membayar pajak.... Daddy sudah tidak punya uang lagi" sedih Ernan disetiap kalimat itu terucap.

Berbeda dengan Zian yang langsung rusuh mencari sesuatu, dan menemukannya diatas meja yang tertutupi oleh kantong makanan. Tangan kecil itu lalu meraih benda yang dicarinya lalu dibuka.

Tatapan yang tadi nya khawatir dan tak percaya kini terganti dengan tatapan tajam nan menusuk yang ditujukan untuk Ernan tentunya.

"Ini apa? Daddy bohong. Ati ati nanti pusar nya bodong mampus. Black card ada 4, duit berlembar lembar masih bilang nggak mampu bayar pajak? Dasar tukang ngibul!"

ZAFAR ZYANDRU (END) ||Belum Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang