Jangan lupa tinggalin jejak.
Typo? Tandai biar besok mudah revisi nya.
Nggak ada unsur misuh, jadi aman dibaca siang siang.
Kalo ngantuk tidur jan baca wp mulu.
HAPPY READING
Habis ramadhan keknya baru bisa update 3 kali. Kalo saat ini belum bisa, urusan sekolah gue banyak banget ditambah problematika pribadi dirumah yang ikut ikutan nyempil dihidup gue.
o0o
"Zi keluar aja yuk"
"Kemana? Kita harus nunggu Bang Attis mandi, nanti bisa bisa Dia marah marah kalo kita keluar kamarnya tanpa pamit"
"Nggak peduli. Pokoknya ayo keluar"
"Kenapa sih Bang? Emang ada yang aneh?"
"Ada! Banyak malah"
"Kenapa? Coba bilang sama Aku"
Bukannya menjelaskan alasan nya pada Zian, justru Zafar bergerak mendekati sang Adek lalu membenamkan wajahnya diperpotongan leher Adek nya.
Saat ini kedua anak kembar itu sedang berada dikamar Attis atas perintah dari Ervian sebelum berangkat kerja tadi. Dan kini pemilik kamar sedang mandi meninggalkan si kembar dengan ponsel yang menampilkan kartun dua larva yang berwarna merah dan kuning.
"Abang kenapa?" tanya Zian membenarkan posisi nya agar sang Abang nyaman, tak lupa jari jari tangan yang lentik itu mengelus rambut halus Zafar.
"Pengen keluar" lirih Zafar.
Mata indah itu terpejam erat. Berusaha memendam rasa pusing, mual dan jijik yang semakin menjadi.
"Tunggu Bang Attis bentar ya. Nanti kena marah"
Kepala Zafar menggeleng dalam pelukan itu. Zafar tak berani membuka matanya karena takut dengan benda benda yang terpajang di dinding dinding kamar Attis, bahkan ada miniatur yang terpampang jelas di meja samping kasur Attis.
"Cuma bentar kok Bang. Bentar deh biar Zi cek suhu tubuh Abang" ucap Zian menjauhkan wajah Zafar dari lehernya.
Tangan nya bergerak mengecek dahi dan leher Zafar, memastikan jika Sang Abang tidak demam atau apapun itu. Disaat Zian mengecek pun mata Zafar masih terpejam erat yang lagi lagi membuat Zian heran.
"Abang nggak tidur kan?" tanya Zian yang hanya ditanggapi gelengan.
"Coba buka mata. Abang takut sama apa?"
"Nggak mau. Abang takut pokoknya. Adek nggak boleh tahu!"
"Kok gitu? Kalau takut Abang harus lawan rasa takut itu"
"Nggak... Nggak. Pokoknya Abang jijik Abang takut" tolak Zafar dengan gelengan brutal, matanya masih tetap terpejam erat.
"Kemana Abang Zaf yang nggak takut apapun itu?" pancing Zian agar sang Abang mau membuka matanya.
Tak lupa genggaman dan usapan lembut yang diberikan Zian ditangan Zafar itu bertujuan membuat hati Zafar tenang. Zian tahu kalo Zafar tidak tenang? Ya karena jawabannya adalah tangan dingin Zafar yang sedikit gemetar. Bahkan wajah Zafar nampak pucat dengan keringan yang bercucuran.
"Nggak tahu ilang. Zi... A-ayo keluar. Abang udah nggak kuat"
"Iya coba jelasin dulu ke Zi, kenapa Abang takut hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFAR ZYANDRU (END) ||Belum Revisi||
FantasíaYang suka cerita brother ship yuk bisa dibaca, coba coba dulu siapa tahu clop. Ini Zafar versi baru ya, karena sebelumnya pernah dipublikasikan, cuma unpublish aja terus ganti alur. Selamat membaca kawan. Sorry nggak ada deskripsi nya, Murni karya...