35. Extra chapter 2

4.6K 423 32
                                    










o0o

"AD!"

"ADAL!"

"Papa dimana sayang?" panik Teresa bertanya pada Naza yang tengah menonton televisi di ruang tengah.

"Diruang kerja kayaknya Ma" jawab Naza ditengah kebingungan nya.

Brakkk

"Astaga... Ada apa Sayang?" tanya Adal tak jadi marah begitu melihat Teresa lah yang membuka pintu dengan kasar.

"Zian Ad... Zian!"

"Zian kenapa?"

"Zian Adal hiks... Zian kabur dari rumah sakit"

"Kabur? Bagaimana bisa? Ayo kita kesana, sudah jangan menangis" ucap Adal menenangkan Teresa yang menangis di pelukan nya.

Dengan segera sepasang pasutri itu bergegas menuju rumah sakit atau mungkin langsung mencari kemana Zian pergi.

Anak manis yang harus ditempatkan dirumah sakit jiwa setelah bertahun tahun karena kesehatan mentalnya, sekarang kabur meninggalkan tempat itu.

Apa Teresa merasa bersalah?

Tentunya. Teresa merasa bersalah lagi dan lagi karena harus menempatkan Zian di rumah sakit jiwa.

"Kembali nak... Jangan buat Mama khawatir" batin Teresa.

Tut.

"Hallo Time"

"..."

"Kau kerahkan beberapa tim inti untuk mencari Zian"

"..."

Tut.

"Gimana?"

"Time sudah ku perintahkan untuk mencari Zian. Aku ada dua tempat pilihan yang kemungkinan besar Zian berada di sana"

"Cepat kita kesana" titah Teresa.

Tempat pertama yang Adal dan Teresa kunjungi adalah panti yang letaknya tak jauh dari mansion lama. Dulu sekali, Zian suka mengunjungi panti itu ditemani oleh Crisann atau pun Adal.

"Disini?"

"Iya... Aku tanya kedalam dulu" ucap Adal lalu bergegas masuk kedalam panti asuhan.

Begitu juga Teresa yang ikut turun membuntuti sang suami.

"Bu Helda..." panggil Adal pada wanita tua yang tengah menyirami tanaman.

"Astaga... Nak Adal? Udah lama nggak kesini, gimana kabarnya? Sama siapa kesini? Zian?"

Adal terdiam. Bu Helda saja menanyakan keberadaan Zian, sudah jelas sekali jika Zian tak ada di panti asuhan ini.

"Zian... Adal kesini mau cari Zian Bu, siapa tahu dia kesini"

"Hah? Zian udah lama nggak kesini loh. Lama sekali, belasan tahun tak kesini" heran Helda menjawab.

"Gimana Ad?" tanya Teresa memotong perbincangan antara Adal dan Helda.

"Gak ada. Yaudah Bu, aku pamit pergi dulu ya" pamit Adal meraih tangan Teresa dan berjalan cepat menuju mobil.

Sedangkan ditempat lain...

"Hiks... Hiks... Abang, Zi kangen sama Abang hiks"

"M-maafin Zi Abang... Zi capek. Zi capek dengan semua rasa ini"

"Abang pasti marahkan sama Zi? Zi selalu mimpi almarhum Abang Abang"

"Mereka nyalahin Zian Abang... ZIAN NGGAK SUKA! ZIAN NGGAK SALAH ABANG! HIKS... BANG ZAF KENAPA NGGAK LINDUNGI ZIAN HIKS!"

ZAFAR ZYANDRU (END) ||Belum Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang