1. Rosie History

3.9K 542 53
                                    

Bulan demi bulan berlalu, kini telah berganti tahun, banyak sekali murid tahun ajaran baru yang mulai mengenalnya, beberapa murid tahun terakhir akan datang ke danau hitam untuk berpamitan kepadanya. Mereka lulus dan akan mulai menjalani kehidupan yang nyata. Rosie merasa sedih, sekaligus senang melihat anak-anak itu mengembangkan bakat sihir mereka dengan baik.

Ada beberapa dari murid tahun terakhir yang datang kepadanya mengucapkan salam perpisahan, memberi bunga, coklat kodok, atau hanya datang untuk menangisi dirinya. Mereka tak akan berjumpa lagi, karena Rosie tak pernah pergi meninggalkan Hogwarts.

Rosie tersenyum, di saat seperti ini ia merapalkan suatu kalimat. Cahaya putih menyilaukan muncul, membuat ekornya berganti menjadi sepasang kaki yang cantik nan mulus. Rosie bahkan terlihat begitu mempesona dengan menggunakan dress cantik yang mereka tak tahu dari mana asalnya. Sebuah rok panjang menjuntai ke bawah berwarna hijau, dengan atasan yang sedikit terbuka berwarna hitam, terlihat sedikit seksi. Rambutnya nampak disanggul dengan menggunakan hiasan bandana berbentuk kupu-kupu, nampak seperti seorang putri.

 Rambutnya nampak disanggul dengan menggunakan hiasan bandana berbentuk kupu-kupu, nampak seperti seorang putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa murid tahun terakhir yang melihat itu cukup terkejut. Rosie berdiri, merenggangkan otot-ototnya dan berjalan mendekati mereka. Ia memberi pelukan singkat kepada para murid tahun ketujuh yang telah lulus. "Selamat atas keberhasilan kalian, semoga kita dapat bertemu lagi."

***

Hogwarts, Danau Hitam, 1989.

Ini pertama kalinya bagi Rosie menghadapi murid tahun pertama yang serba penasaran. Dua murid laki-laki tahun pertama, kembar identik berdiri dihadapannya dengan wajah terpukau. Mereka sangat identik, sampai-sampai Rosie tak yakin jika mereka hanya kembar, mungkin saja kedua anak ini adalah bentuk kloningan yang sering dikatakan oleh para muggle saat melakukan eksperimen.

Rosie tidak bisa membedakan mana yang bernama George, dan mana yang bernama Fred. Kedua bocah laki-laki bersurai merah, potongan cepak ini tiba-tiba menghampirinya dan berkenalan dengannya. Menurutnya mereka lucu dan sedikit... usil. Rosie terhibur dengan kelakuan ajaib keduanya, walaupun terkadang ia juga merasa kesal.

"Ini sudah ketiga kalinya kau tidak bisa membedakan kami, Rosie." Keluh Fred.

Rosie tersenyum lembut. "Kalian sangat... sangat mirip, jadi bukan salahku jika aku tidak membedakan kalian sama sekali."

"Kau jahat sekali," kata Fred berpura-pura sedih.

George mengangguk-angguk. "Kami tak begitu berarti untukmu kan, sampai-sampai kau tidak mau membedakan kami?"

Rose menggeleng, panik. Ia takut kedua anak itu menangis. Bisa-bisa Minerva menegurnya. Padahal ia tak bermaksud seperti itu. "Oh, tidak. Maaf... Bukan seperti itu maksudku, kalian memang sulit sekali untuk dibedakan."

Fred dan George saling melirik sebelum kembali menatap Rosie. Wajah Rosie nampak kebingungan. George menyeringai, ia melipat kedua tangannya di bawah dada. "Well, jujur saja. Ibu kami juga tidak."

Siren (Ft Hogwart Boys) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang