39. Love and Hate

1.8K 319 41
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca, gak susah kayaknya kalo cuma pencet tombol bintang 🤭

***

Rosie tak tahu sudah berapa banyak ia menghela napas, wanita itu hanya terkurung di dalam kamar dan tidak bisa keluar dari sana. Mengapa Rosie tak menggunakan kemampuan sihirnya? Sebenarnya ia bisa melakukannya tapi ancaman yang ia dapatkan begitu buruk, Tom menggunakan keluarga Malfoy agar ia tak bisa kabur. Terlebih pria itu berkata jika Rosie nekat pergi meninggalkan Malfoy Manor, Draco dan Narcissa yang akan mendapatkan hukuman berat dari Voldemort.

Semenjak Voldemort mulai berkuasa dan menakuti dunia sihir, kondisi Hogwarts begitu buruk. Draco tak bisa memberi banyak informasi kepadanya karena Tom melarangnya. Tom tak ingin Rosie tahu lebih banyak mengenai Hogwarts atau Harry dan teman-temannya.

Draco juga tak bisa berbohong kepada Voldemort, pria itu adalah master Legilimency dan Occlumency miliknya, jadi tak ada yang bisa Rosie harapkan. Walau begitu, otak cantik Rosie telah dipenuhi oleh berbagai macam rencana agar ia bisa kabur dari sana tanpa membuat Draco dan Narcissa terkena masalah.

Nagini berdesis ketika salah satu peri rumah masuk ke dalam kamarnya, membawa sebuah nampan berisikan air minum dan makanan untuknya. Buah anggur selalu menjadi menu utama untuknya. Tom selalu memperhatikan apa yang ia inginkan, tapi tidak dengan keinginan Rosie agar Tom berhenti mengejar Harry.

Dalam hati Rosie berharap agar Harry dan kedua temannya selamat.

"Lady Rosie," panggil Sue, salah satu peri rumah Malfoy yang ditugaskan khusus untuk melayani Rosie. "ini makan siang untuk Anda dan daily prophet yang Anda inginkan."

"Terima kasih, Sue. Kau bisa kembali."

Peri rumah itu mengangguk dan menghilang dalam jentikan jari, Rosie melirik daily prophet tersebut. Baru saja ia membaca sederet kalimat, ia harus menahan napas karena kesal. Pencarian Harry dan kedua temannya kembali menjadi topik utama, dan kepala mereka dihargai begitu tinggi.

Rosie membanting daily prophet di atas ranjang, menatap Nagini yang melata ke arahnya. Rosie tak tahu apa yang diinginkan oleh Nagini, tapi ular itu menindih daily prophet yang ia banting ke atas ranjang, dan melingkarkan tubuhnya di atas surat kabar tersebut.

Tak lama pintu kamarnya terbuka, muncul sosok Tom yang menatap datar ke arahnya. "Apa kau baru saja makan siang?"

"Hmm."

"Segera selesaikan, lalu temani aku di bawah,"

Dahi Rosie berkerut, memandang Tom curiga.

"Aku tak mungkin melakukan hal aneh padamu," Tom menyeringai. "tapi bisa dicoba pada malam hari."

"Jangan melantur, Tom." Ketus Rosie.

Pria itu terkekeh pelan. "Setelah makan siang, bersiaplah!" Pinta Tom sekali lagi. "Narcissa akan mengantar gaunnya padamu."

Selesai mengatakannya, Tom pergi meninggalkannya dan Nagini sendirian. Nagini berdesis pelan, mendekat ke arahnya. Rosie sepertinya mengerti mengapa tiba-tiba Nagini melata naik ke atas ranjangnya, ia hanya berusaha menutupi daily prophet yang sempat ia baca.

Apakah Nagini baru saja menyelematkannya dari amarah Tom? Tapi mengapa? Bukankah seharusnya Nagini berpihak pada Tuannya?

"Apa kau menyelamatkanku?" Tanya Rosie pada Nagini.

Nagini hanya berdesis pelan pada Rosie.

Wanita itu tersenyum. "Sayangnya aku tidak bisa parselmouth, tapi terima kasih, Nagini."

***

Narcissa masuk ke dalam ruangannya, wanita itu tersenyum tipis pada Rosie. Ia mengantarkan sebuah gaun panjang berwarna hitam yang cukup mencolok untuknya. Rosie tak tahu mengapa orang-orang yang tinggal di Malfoy Manor selalu menggunakan pakaian berwarna hitam.

Siren (Ft Hogwart Boys) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang