Harry memandang sekeliling dan jantungnya hampir merosot jatuh ke perut, Pelahap Maut telah berhasil masuk Hogwarts. Fred dan Percy muncul, keduanya melawan orang-orang bertopeng dan bertudung.
Harry, Ron dan Hermione berlari ke arah mereka untuk membantu. Kilatan cahaya meluncur di mana-mana, dan orang yang bertarung dengan Percy mundur cepat, kemudian tudungnya terbuka dan mereka melihat sosok pria berdahi lebar dengan rambut kaku.
"Halo, Pak Menteri!" teriak Percy, menembakkan mantra sederhana langsung kepada Thicknesse, yang langsung menjatuhkan tongkat dan merobek bagian depan jubahnya, tampak sangat tidak senang.
"Apa sudah kubilang bahwa aku mengundurkan diri?" Serunya keras.
"Kau bercanda, Perce!" teriak Fred ketika Pelahap Maut yang dilawannya pingsan karena kekuatan tiga mantra pemingsan sekaligus. Thicknesse jatuh ke lantai dengan paku-paku kecil muncul di sekujur tubuhnya, dia tampak berubah menjadi sesuatu yang mirip landak laut. Fred memandang Percy dengan perasaan walau senang.
"Kau benar-benar bercanda kan, Perce... kurasa sudah lama kami tidak mendengarmu bercanda sejak--"
Langit-langit kastil meledak. Mereka sedang berkumpul bersama-sama, Harry, Ron, Hermione, Fred dan Percy, dua Pelahap Maut yang berada di atas lantai, satu pingsan, satunya bertransfigurasi, dan dalam sekejap mata ketika bahaya mendekat, dunia seperti terpisah, Harry merasa dirinya melayang di udara, dan yang bisa dilakukannya hanyalah memegang erat-erat tongkat kayu kurus senjata satu-satunya, ia melindungi kepala dengan lengannya. Harry mendengar jeritan dan teriakan rekan-rekannya tanpa berharap mengetahui apa yang terjadi pada mereka--
Dan kemudian dunia seolah terbagi menjadi rasa sakit dan kegelapan. Harry separuh terkubur dalam reruntuhan koridor yang diserang dengan brutal. Udara dingin menandakan bahwa sisi kastil telah hancur dan rasa panas di pipinya menunjukkan dia banyak mengeluarkan darah. Lalu, Harry mendengar tangisan yang mengiris hatinya, ekspresi penderitaan yang tidak mungkin disebabkan oleh api maupun kutukan, dan dia berdiri, sempoyongan, lebih takut daripada yang telah dirasakannya hari itu, lebih takut, mungkin daripada yang pernah dirasakan seumur hidupnya.
Hermione berusaha berdiri di reruntuhan, dan tiga lelaki berambut merah berkumpul di tanah di mana dinding hancur berkeping-keping. Harry meraih tangan Hermione ketika mereka berjalan terhuyung-huyung dan tersandung batu serta kayu.
"Tidak-tidak-tidak!" seseorang menjerit. "Tidak-Fred-tidak!"
Percy mengguncang-guncang tubuh saudaranya, Ron berlutut di sampingnya, dan mata Fred terbuka dengan hampa, bayangan tawa terakhir masih terukir di wajahnya.
Sebelumnya...
Di sisi yang lain, Molly Weasley, Rosie dan McGonagall tampak memimpin di depan kastil Hogwarts. Para guru yang sebelumnya menciptakan mantra pelindung berakhir sia-sia, mantra perlindungan yang mereka ucapkan hancur ketika seluruh Pelahap Maut yang dipimpin oleh Tom menghancurkan dinding perlindungan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren (Ft Hogwart Boys) ✓
FanfictionFANFICTION Rosie, gadis Siren yang tinggal di danau hitam, Hogwarts. Memiliki rasa penasaran yang tinggi pada siswa-siswi Hogwarts. Ia selalu mengamati kehidupan anak-anak itu dari tahun pertama hingga tahun terakhir. Di satu sisi, kecantikan Rose...