36. Dumbledore Death

1.4K 299 23
                                    

Butuh waktu yang lama bagi Draco untuk memperbaiki lemari pelenyap, dan lemari itu akhirnya bisa ia gunakan kembali. Draco telah mengirim surat pada ibunya dan sepertinya surat itu akan segera disalurkan kepada bibi Bella, ia hanya tinggal menunggu perintah selanjutnya.

Disisi lain, Draco semakin lama semakin tak menyadari kehadiran Rosie. Tidak, bukan berarti ia mengabaikan Rosie, justru sebaliknya, untuk beberapa saat ini, Rosie yang sering menjaga jarak dari anak-anak Hogwarts, termasuk dirinya. Draco tak tahu mengapa, saat ia mencoba bertanya pada Snape, pria itu justru menggeleng bahkan bersikap tak peduli.

Ya, Snape memang harus menyembunyikan fakta bahwa Rosie setidaknya harus bersembunyi. Pria itu bukannya tak tahu jika Dark Lord tengah membuat rencana besar untuk mendapatkan Rosie.

Begitu lama Rosie tak terlihat di sekitar danau hitam, jika biasanya Rosie akan sering keluar pada siang hari, maka ia saat ini akan memilih keluar pada malam hari.

Trio golden berserta beberapa murid lainnya merasakan perubahan sikap Rosie, lebih tepatnya Harry. Ia mencurigai bahwa ini ada hubungannya dengan Voldemort. Harry bahkan berpikir jika Voldemort berniat untuk membunuh Rosie. Kemampuan Rosie cukup hebat, sihirnya begitu berbeda dengan sihir para penyihir, dan itu... mungkin saja jika perkiraan Harry benar. Voldemort tak ingin disaingi oleh siapapun, ia selalu ingin menjadi penyihir nomor satu. Jadi, bukan salah Harry jika ia berpikiran demikian.

Tak peduli seberapa dekat Voldemort dan Rosie dulunya, karena Harry tahu bahwa Voldemort lebih menyukai kekuasaan dan kekuatan.

Malam harinya, perasaan Rosie menjadi gelisah dan tak tenang. Jantungnya berdebar lebih kencang dari yang pernah ia rasakan. Pikiran buruk mulai memenuhi kepalanya dan--

Oh, tidak, jangan Albus!

Sejenak Rosie ketakutan sendiri, tiap hari ia terus memikirkan ancaman Tom padanya. Wanita itu melangkah terburu-buru menuju ruang kepala sekolah Hogwarts. Mengucapkan kata sandi secara acak, Rosie langsung menerobos masuk ketika patung tersebut bergeser, membiarkannya masuk.

 Mengucapkan kata sandi secara acak, Rosie langsung menerobos masuk ketika patung tersebut bergeser, membiarkannya masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosie menghela napas lega ketika mendapati Dumbledore tampak tenang di tempat duduknya. Pria tua itu mendongak dan menatap wanita Siren itu dengan pandangan bingung. Tak biasanya Rosie tiba-tiba menemuinya tanpa pemberitahuan.

"Ada apa, Rosie?" Pria tua itu bangkit dari kursi kebesaran miliknya, memegang jemarinya yang mulai menghitam.

"Tidak, aku hanya... hanya memastikan bahwa kau baik-baik saja."

"Aku akan selalu baik-baik saja, Rosie," Dumbledore mencoba menenangkan Rosie. "mungkin kau sedang banyak pikiran."

"Lebih tepatnya kita, Albus. Kita memang sedang banyak pikiran."

Dumbledore mengangguk.

Mata Rosie kemudian menyorot surat-surat yang berada di atas meja Albus. Dahinya berkerut, ia melihat nama Severus dan Minerva tertera di beberapa surat. "Kau akan pergi ke mana?" Tanyanya heran.

Siren (Ft Hogwart Boys) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang