33. He Knows

1.5K 263 15
                                    

Hogwarts, Dumbledore Room, 1996

Dumbledore meminta Rosie dan Snape masuk ke ruangnya. Pria tua itu berniat mengatakan hal yang penting pada mereka berdua. Rosie tak tahu mengapa ia dan Severus harus dipertemukan, nyatanya Severus saat ini tampak kalut, tak tenang seperti biasanya.

"Sev, are you okay?"

Severus menoleh padanya, ia mengangguk, walau Rosie menyadari pria itu tak terlihat yakin pada dirinya sendiri.

Namun, setibanya Dumbledore di sana, pria itu menatap Rosie dan Severus dengan raut serius.

Semenjak Rosie menceritakan apa yang membuatnya menangis saat Albus menemukannya di dalam hutan terlarang, entah bagaimana Dumbledore semakin kaku, panik dan tergesa-gesa mengerjakan pekerjaannya. Tentu saja, Albus cukup terkejut ketika mengetahui Voldemort datang untuk bertemu Rosie.

Sayangnya Rosie tak mengatakan ancaman yang diberikan Voldemort kepadanya. Rosie tak ingin Albus tahu.

Di sini, Rosie mendengarkan bahwa Severus akan menjadi mata-mata untuk pihak cahaya, sesaat Rosie tak setuju karena itu akan membahayakan diri Severus. Saat wanita itu menunjukkan ketidaksetujuannya, Severus malah mengangguk, menyanggupi apa yang Albus minta pada pria itu.

"Itu berbahaya, Albus," sela Rosie. "kita tahu bahwa... bahwa dia sosok yang mengerikan, bagaimana jika Severus ketahuan dan--"

"Tidak," sela Severus, nadanya tampak datar seperti biasa. "aku tidak akan ketahuan."

"Lebih cepat lebih baik, Severus," kata Albus yang tak mengindahkan ketidaksetujuan Rosie. "aku harus fokus mencari Horcrux lain miliknya."

Horcrux?

Tidak, Rosie sesaat mengingat bahwa ia telah melakukan kesalahan yang amat besar ketika Albus menyebutkan Horcrux, ekspresi wajahnya tampak ngeri dan menatap Albus panik. "Albus, aku... aku sepertinya melakukan kesalahan,"

Baik Dumbledore maupun Snape menoleh, bedanya Albus tampak tenang dan Severus menatapnya dengan dahi berkerut heran.

"Aku... dulu... memberinya air mata Siren milikku," cicitnya pelan, wanita mengusap wajahnya kasar.

Severus menatap Rosie ngeri, pria yang biasanya tak pernah menunjukkan emosinya, mendadak bersikap layaknya manusia biasa yang memiliki beragam emosi pada wajahnya. Severus tentu tahu bagaimana kemampuan dan kegunaan air mata Siren, hanya saja ia tak mengira bahwa Rosie memberikan hal yang begitu besar pada Voldemort.

"Aku tahu, Rosie, aku tahu," kata Dumbledore pelan. "tak apa, itu bukan salahmu, aku cukup yakin bahwa ia sempat memanipulasimu."

Rosie menggeleng. "Tidak, ini kesalahanku, seharusnya aku tak pernah memberikannya kepada Tom-- maksudku... Voldemort."

Severus semakin kalut menatap Dumbledore. "Lalu, apakah yang kita lakukan akan berguna? Percuma saja menghancurkan semua Horcrux miliknya jika ia pernah meminum air mata Siren."

"Tidak, Severus, itu tak akan percuma, karena pengaruh air mata Siren milik Rosie lenyap saat ia membuat Horcrux yang lain," Jelas Dumbledore tenang. "Ia tak tahu apa yang dilakukannya, menyobek keabadiannya dengan Horcrux. Fungsinya akan kembali ke awal."

Rosie jadi mengerti mengapa Dumbledore tampak tenang. Air mata Siren miliknya tak berfungsi pada Voldemort ketika pria itu membelah jiwanya lagi, yang artinya fungsi dari air mata Siren yang bertujuan membuat jiwa abadi pecah menjadi beberapa bagian.

"Dari mana kau tahu, Albus?"

Dumbledore menoleh pada Rosie. "Ada berkas-berkas kuno yang kutemukan mengenai air mata Siren," katanya pelan. "aku mempelajarinya,"

Siren (Ft Hogwart Boys) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang