03. Boncengan

779 236 41
                                    

Happy reading!


****

Setelah insiden beruang kutub, Maira sejak tadi tak henti-hentinya memasang wajah kesal, dan  menelungkupkan wajah nya ke atas meja.

"Za, lo kenapa si? Cemberut mulu daritadi." Caca menatap heran ke arah satu temannya ini, sedari tadi Maira hanya diam tak bersuara dengan wajah tertekuk.

"Gue lagi kesel," sahut Maira sambil menatap malas ke arah Caca.

"Kenapa lagi? Arven?" tanya Caca tepat sasaran.

"Heem," jawab Maira berdehem.

Caca menghela nafas nya, "Dia apain lo lagi?"

Maira menggeleng pelan, "Gapapa, cuman lagi kesel aja sama Arven, tadi gue ditinggalin sama dia, padahal gue mau nemenin Arven latihan basket."

Caca kembali menghela nafas, heran dengan kelakuan temannya satu ini, mengapa begitu menyukai Arven yang notabene nya adalah cowok cuek dan irit bicara.

"Za, ada Arven tuh." Caca sedikit berbisik ke telinga Maira.

Maira langsung duduk tegap, lalu menatap ke arah luar pintu yang  ternyata ada Arven yang masih memakai baju tanpa lengan bersama teman-temannya yang sepertinya baru selesai latihan basket, Fyi Arven adalah ketua basket SMA BHATARA.

Mata Maira menatap kagum ke arah Arven, seperti nya sebentar lagi Maira akan pingsan karena melihat Arven yang sangat cool dengan baju basket dan keringat yang membasahi pelipis nya.

"Ca, tolongin gue Ca, gue mau pingsan!" Maira menggoyangkan lengan Caca. Namun, mata nya masih memandang ke arah Arven.

"Alay, lo!" Caca menoyor pelan dahi Maira.

"Ih ya Ampun, calon suami gue ganteng banget, samperin ah!" Maira beranjak dari kursi nya. Namun, baru saja Maira berdiri dari kursi, Clara lebih dulu menghampiri dan langsung menggandeng tangan Arven, tapi untung saja langsung ditepis oleh Arven, padahal Clara itu dari kelas sebelas, kenapa malah dirinya kalah cepat dengan Clara.

"CLARANJING! SIALAN LO, BERANI-BERANINYA NGEDEKETIN CALON SUAMI GUE." Maira menggebrak meja, yang membuat siswa-siswi yang berada di dalam kelas terkejut, setelah itu Maira langsung menghampiri Arven dan menarik pergelangan tangan Arven agar lebih dekat dengan dirinya.

Arven kaget karena tiba-tiba tangan nya ditarik begitu saja oleh Maira, "Lepasin!" Arven menarik tangan nya dari Maira.

"Ih Arven, gue cuman gamau lo deket-deket sama ratu kuman, nanti lo kena virus nya." Maira menatap Arven, lalu beralih menatap tajam ke arah Clara yang menatap nya penuh dendam.

"Ck, Apasi lo." Arven menatap Maira dengan wajah kesal, lalu berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian nya.

"TUHKAN GARA-GARA LO, ARVEN JADI NINGGALIN GUE!" teriak Clara sambil berkacak pinggang.

"KOK MALAH NYALAHIN GUE?!" balas Maira tak terima dengan tuduhan Clara.

Teman-teman Arven yang sedari tadi hanya diam menyimak itu pun akhirnya melerai mereka bedua.

"Udah, udah! Clara, sekarang lo masuk ke kelas lo dan gausah kebanyakan gaya," tegas Kevin sambil menatap tajam ke arah Clara yang sepertinya masih emosi, lalu dengan cepat Clara berlari menuju kelas nya.

"Dan lo Maira, sana masuk kelas, bentar lagi Pak Adi datang," lanjut Kevin dengan wajah datarnya.

Maira mengangguk, lalu memasuki kelas dengan wajah yang masih tertekuk.

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang