Bel pulang berbunyi, Murid-murid bersorak heboh dan langsung beranjak dari kursi lalu menuju keluar kelas.
"Arven, nanti kabarin ya kalo mau jemput," ucap Maira menatap ke Arven.
Arven mengangguk, "Nanti gue telpon," balas Arven.
Alkan memperhatikan interaksi keduanya, dia diam-diam tersenyum tipis, lalu menghampiri meja Maira, "Mai, gue duluan ya, nanti kabarin aja kalo mau menuju ke rumah gue," kata Alkan.
Maira menoleh ke arah Alkan, lalu mengangguk sambil tersenyum manis, "Okey, nanti gue kabarin."
Alkan mengangguk, lalu berlalu dari hadapan Maira dan Arven, dan langsung keluar kelas.
"Za, gue duluan ya," pamit Elena dan Keysha.
"Oke guys, see you!" balas Maira.
"Yuk pulang, Ca," ajak Maira sambil menggandeng tangan Caca.
Sebelum keluar dari kelas, Maira menyempatkan melambaikan tangannya, "Bye Arven!" ucap Maira sambil tersenyum lebar.
Arven mengangguk singkat, setelah Maira keluar dari kelas Arven langsung tersenyum tipis.
"ARVEN!" teriak seseorang yang berada di ambang pintu.
Arven menoleh, lalu menghembuskan nafasnya kasar, "Apa?" tanya Arven.
Clara memasuki kelas, lalu langsung menuju ke meja yang ditempati Arven, "Jadi gini loh Ven, gue it-"
"Gausah basa-basi, gue mau pulang," ketus Arven sambil menyampirkan tas ransel nya ke bahu sebelah kanan.
"Lo kalo niatnya mau godain Arven, mending lo pulang aja, buang-buang waktu Arven, tau lo?" semprot Kevin.
Clara mendengus, "Apasi lo! Gausah ikut campur, gue kesini mau minta tolong, bokap gue gabisa jemput, jadi lo bisa nganterin gue pulang ga, Ven?" tanya Clara dengan wajah yang dibuat seimut mungkin.
Iqbal menggebrak meja, "Lo punya hp?" tanya Iqbal dengan nada kasar.
Clara mengangguk, "Punya lah, gue kan anak orang kaya, masa gapunya hp sih." Disituasi sekarang pun Clara masih sempat saja memamerkan hartanya.
Iqbal menjentikkan jarinya, "Terus apa gunanya hp lo? Lo kan bisa pesan taksi online atau telpon bodyguard papa lo? Bukannya lo anak orkay?" ucap Iqbal sambil tertawa mengejek.
Clara mati kutu, dia bingung harus menjawab apa, "Y-ya tapi kan apa salahnya gue minta bantuan sama Arven? Gue minta tolong sama Arven, kok malah kalian yang ribet?" gerutu Clara sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Gue cuman mewakili perasaan Arven, gue tau sebenarnya Arven mau ngomong kasar juga, tapi lo tau kan? Arven orang nya irit ngomong, apalagi ngomong sama cewe kaya lo? Yang ada cuman buang buang waktu." Kevin angkat bicara, dia sudah sangat muak dengan kelakuan Clara.
"Dih apaansi lo, gimana, Ven? Lo mau kan anterin gue?" Clara memalingkan wajahnya untuk menatap Arven.
Arven mengangguk singkat, "Hm," dehem Arven.
"Yey!" girang Clara sambil tersenyum lebar.
Mata teman-temannya langsung melotot kaget, sangat tidak menganggap dengan jawaban Arven, bukankah Arven sangat anti dengan Clara?
"WHAT?!" pekik Iqbal bersamaan dengan Putra.
Sedangkan Razen hanya diam sambil menghela nafas.
"Ven, maksud lo ap-"
"Biar ga ribet," belum sempat Kevin menyelesaikan ucapannya, langsung dijawab cepat oleh Arven.
Setelah itu Arven langsung keluar kelas dan dibuntuti Clara dibelakang nya. Sebelum keluar dari kelas, Clara masih sempat saja menjulurkan lidahnya ke arah teman-temannya Arven.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARZA
Teen Fiction"Gue suka sama lo" "Tapi gue gasuka sama lo" ☠️☠️☠️ Ini tentang Maira yang terobsesi dengan seorang Arven, dia selalu bertekad untuk mendapatkan hati Arven. Berbanding balik dengan Arven, yang malah menyukai perempuan lain...