22. Mulai belajar

433 106 27
                                    

Hai everyone!
Jangan lupa vote sebelum baca <3

Happy reading bestie 💗

****

"Sialan." umpat Arven sambil meremas kuat ponsel nya.

Teman temannya yang mendengar umpatan Arven itu pun langsung menoleh ke arah Arven.

"Kenapa, bos?" Tanya Iqbal.

Arven menggeleng sambil mengusap wajah nya kasar.

"Sekali kali lah, lo cerita sama kita kita, masalah jangan di pendem terus." timpal Kevin.

Arven menghela nafas lalu berdehem singkat.

Kini mereka berada di warung mak Ena, yaitu warung belakang sekolah, warung mak Ena ini adalah tongkrongan khusus anak geng Relivster, sebenarnya orang biasa juga bisa mampir ke warung mak Ena, tapi kebanyakan orang orang takut karena melihat wajah garang anak anak Relivster.

"Mak ena ena, mie goreng nya satu!" Timpal Iqbal.

"Ucapan lo ambigu banget anjir!" sarkas Putra sambil menoyor jidat Iqbal.

"Pikiran lo aja yang kotor! Padahal kan gue cuman bilang ena ena," jawab Iqbal.

"Ya kan kata ena ena itu yang itu loh, anu an." celetuk Putra sambil menutup mulut nya.

"APA?! ANU AN APA PUT?!!" pekik Iqbal sambil mengebrak meja.

"Berisik lo! kaya babi." ketus Razen sambil melirik tajam ke arah Iqbal.

"Emang babi berisik ya?" Gumam Iqbal.

"Kalo lo jadi babi nya, ya pasti berisik." jawab Kevin.

"Sembarangan kalo ngomong!" ketus Iqbal tak terima.

"Itu kenapa tuh yang di pojok, daritadi muka nya kaya erosi banget." ucap Iqbal.

"Emosi, goblok!" Koreksi Putra.

"Eh mulut gue typo," cengir Iqbal.

Kevin dan putra pun lantas menoleh ke arah Arven yang sedang duduk di pojokan.

"Kenapa lo, Ven?" Tanya Kevin.

"Gapapa," jawab Arven singkat.

"Biasa, si kulkas mungkin lagi patah hati," timpal Iqbal.

"Emang si Arven bisa patah hati juga, ya?" tanya Putra.

"Ya gatau, dia kan kulkas, sama kaya si Razen," jawab Iqbal sambil melirik sekilas ke arah Razen.

"Kena tonjok Razen, baru tau rasa lo, Bal," timpal Putra.

"Eh ampun babang Razen, maafin iqbal ya," ucap Iqbal dengan suara diimut imutkan nya.

Razen melirik sekilas ke arah Iqbal, lalu memutar bola matanya malas.

"Jijik gue, sumpah dah bal, muka lo kaya kambing mau lahiran," ledek Putra yang langsung dapat tonjokan oleh Iqbal.

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang