25. Kebiasaan Malam

542 82 5
                                    

Hai everyone!
Selamat datang di chapter 25🖤
Jangan lupa vote and coment yaw

Happy reading bestie!

****


"Gue masuk dulu, Ven," ucap Maira.

Arven mengangguk, "Hm, jangan lupa istirahat."

Maira mengangguk, dan langsung melambaikan tangan nya ke arah mobil Arven, lalu memasuki rumah sambil senyum-senyum sendiri.

"Kamu kenapa, Za?" tanya Farel yang baru saja menuruni anak tangga.

Deg

Tubuh Maira menegang seketika, seperti terciduk mencuri barang orang, padahal hanya terciduk senyum senyum sendiri, "Ehm g-gapapa kok, Pah, Hehe," gugup Maira sambil tersenyum canggung.

Farel tersenyum miring, senyum yang tak seperti biasanya, lalu menghampiri anaknya yang masih berada di ambang pintu, "Baru pulang sama Arven?" tanya Farel.

Maira mengangguk, "Iya, Pah," jawab Maira jujur.

Raut wajah Farel seperti tidak suka. Namun, sebisa mungkin dia menyembunyikan ekspresi wajahnya itu, "Yaudah, kamu ke kamar, bersihin badan langsung."

"Okey papah! Babayyy!" Maira berlalu dari hadapan papahnya, lalu menaiki tangga satu persatu.

Dilain sisi, Farel membatin, "Apa nanti kamu akan jatuh cinta dengan lelaki itu, Za?"

****

Di sisi lain, Arven masih berada di dalam mobil, yaitu masih dalam perjalanan pulang.

"Akhhh!!" teriak Arven prustasi.

"Kanara.. lo bener bener bikin gue gila, gue gatau lagi harus ngapain," monolog Arven sambil menatap tajam ke arah jalanan.

"Dan, Maira.. gue harap rencana gue kali ini berhasil," lanjut Arven.

"Dan yang sekarang Ini perasaan apa sebenarnya?" gumam Arven.

"Gue labil banget, jadi orang," monolog Arven kembali.

Arven menghela nafas, lalu mengusap wajah nya kasar, "Gue kaya nya harus minta bantuan sama Razen."

****

Disini lah Arven berada, kediaman Razen, terlihat rumah yang sangat mewah yang bertingkat tiga, dengan halaman yang sangat luas.

Arven turun dari mobil, lalu memencet bel yang berada di depan pintu, Arven sebelum ke sini juga sudah menghubungi Razen bahwa dirinya akan kesini.

Tiba tiba seorang asisten rumah tangga membuka pintu, dan langsung tersenyum ramah lalu menunduk sopan. "Tuan Arven? Silahkan masuk, tuan."

Arven mengangguk, "Ya, terima kasih."

Asisten rumah tangga di rumah Razen sangat mengenali Arven, karena hampir tiap Minggu Arven mengunjungi rumah Razen untuk sekedar bercerita sambil berkeluh kesah.

Arven memasuki rumah Razen, dan langsung duduk di Sofa.

"Ehm." Arven bergumam.

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang