06. Perhatian dan kasih sayang Maira

650 207 22
                                    

          Happy Reading bestie 💗!

                             ****

Bel masuk kelas telah berbunyi menandakan anak anak harus kembali ke kelas masing masing

"Za, lo tadi bicara apa aja sama Arven?" tanya Caca yang sedang memakan permen nya.

Berhubung Bu Sarah belum memasuki kelas, jadi Caca masih bisa memakan permen nya.

"Ga banyak bicara juga si, tadi dia pengen beli coklat, dan ternyata coklat nya udah habis karena gue borong, terus ya gue kasih aja coklat punya gue," ujar Maira menjelaskan.

"Terus apa kata dia?" tanya Caca menatap Maira kepo.

"Thanks, dia bilang gitu," ujar Maira sambil menatap Caca.

"Gitu doang?" Caca menatap Maira dengan wajah kesal

"lo kaya gatau aja sifat Arven gimana." Maira menelungkup kan kepala nya ke atas meja.

Maira masih terbayang-bayang ucapan Arven di kantin tadi, "Coklat nya buat Kanara," ungkap Maira.

"HAH?!" pekik Caca kaget, lalu menggebrak meja, "Kenapa lo kasih? sedangkan lo tau kalo coklat itu buat Kanara?!" geram Caca.

"Yakan gue tanya pas Arven nya mau pergi, gue juga baru kepikiran waktu itu," balas Maira kesal.

"Ck, tu cowo bagusnya kita apain ya?" kata Caca sambil mengetukkan jarinya ke dagu.

"Gausah di apa-apain, Ca. Lo mau ngelawan Arven juga pasti kalah, karena disatu sisi Arven itu ketua geng motor, sedangkan kita cewe," ujar Maira.

"Tapi kita sebagai cewe juga harus tegas!" ucap Caca.

Tak lama kemudian Bu sarah masuk kelas untuk mengajar

"Selamat pagi anak-anak, keluarkan buku pelajaran kalian," ujar Bu Sarah menyuruh anak anak murid nya.

"Iya bu," jawab mereka serempak

Bu Sarah menulis soal untuk dikerjakan di papan tulis

"Bal, punya pulpen cadangan ga?" ujar Arven bertanya ke Iqbal

Arven sebenarnya sangat banyak mempunyai stok pulpen, tapi dia pagi tadi hanya membawa satu pulpen dan ternyata pulpen nya udah mulai habis dan tidak bisa dituliskan lagi di kertas.

"Yee ini aja gue pinjem pulpen Fira," sahut Iqbal.

Arven celingak celinguk mencari seseorang yang mempunyai pulpen cadangan.

"Za." Arven sedikit berbisik ke arah Maira.

Maira yang sedang mencatat soal di papan tulis itu pun langsung kaget plus salting setengah mati karena dipanggil oleh crush nya sendiri.

"Iya?"

"Lo punya pulpen cadangan?"

"Ada, kenapa?"

"Boleh pinjem?"

'DAEBAK! SEORANG ARVEN ANAK KONGLOMERAT TIDAK MEMILIKI PULPEN?!' batin Maira.

"Boleh boleh." Maira langsung mengambil pulpen cadangan nya dalam tas dan langsung menyodorkan pulpen nya ke Arven.

"Gue pinjem dulu." Arven mengambil pulpen yang berada di tangan Maira.

Maira mengangguk.

"Cie cie cie pulpen nya dipinjem sama crush tuh." Elena mengedipkan mata nya.

"LENA IH DIEM!" Maira malu sekaligus salting.

Iqbal yang sedang menghadap ke belakang untuk menggoda Fira, yang udah menjadi kebiasaan Iqbal, tiada hari tanpa menggoda Fira.

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang