"UNCLE, AUNTY!" teriak Bryan ketika memasuki kediaman keluarga Adhitama.
Maira melotot kaget, dan langsung membekap mulut Bryan, "APASI LO MONYET!"
Mereka berdua baru saja pulang dari Mall dan kini Bryan ingin men cepu kan ke orang tua Maira siapa orang yang Maira sukai.
"Ini ada apa? Bryan, kenapa kamu teriak teriak?" tanya Farel yang baru saja menuruni tangga.
"Uncle! Bry tau siapa cowo yang disukai Mai- HMPPP!" Bryan melotot kaget saat Maira berhasil membekap mulutnya.
"CEPU BANGET SI LO, JADI ORANG!" kesal Maira yang berusaha menutupi mulut Bryan.
"Apa tadi? Cowo yang disukai Maira? Wah kasi tau dong, Bry" tanya Amelia yang ikut penasaran.
"Maira, lepasin tangan kamu, ga sopan," tegur Farel sambil menatap Maira.
Maira akhirnya hanya bisa pasrah, karena dia tidak bisa jika tidak menuruti kemauan sang papah.
"Huh, untung bibir gue yang seksoy ini ga penyok," kata Bryan sambil mengusap bibir nya.
Kemudian Bryan menatap om dan Tante nya yang seperti nya sangat penasaran dengan ucapan nya barusan.
"Oke oke, bakal Bry kasi tau siapa cowo yang disukai Maira, tapi kita duduk dulu ya..." pinta Bryan dengan dengan wajah memelas.
"Oke," jawab Farel dan Amelia barengan.
Maira? Jangan tanyakan bagaimana kondisi nya sekarang, Maira saat ini sudah ketar ketir dan panas dingin karena dia sangat malu jika ketahuan menyukai Arven yang notabene nya anak dari temen akrab papah nya, dan sekarang dia hanya bisa pasrah lalu ikut duduk di sofa.
"Jadi cowo yang disukai Maira itu adalah..." Bryan menggantung kan kalimat nya sengaja, agar uncle dan aunty nya penasaran parah.
"Arven," lanjut Bryan sambil tersenyum lalu melirik Maira yang wajahnya sudah memerah menahan salting sekaligus menahan malu
"APA?!" pekik Farel dan Amelia tak menyangka .
****
Kini Keluarga yang bermarga Anderson itu sedang duduk bersantai di sofa sambil menonton televisi.
"Bunda, bikinin Ayah kopi dong," pinta Dirga dengan nada manja.
"Iya yah, bentar ya Bunda bikinin," sahut Rania.
Arven yang melihat itu pun lantas memutar bola matanya malas.
"Aven, kamu mau Bunda bikinin susu coklat?" tanya Rania menatap anak nya.
Arven menoleh ke arah Bunda nya, lalu mengangguk sambil tersenyum tipis, "boleh, Nda," jawabnya.
"Oke, Bunda buatin dulu ya," kata Bunda lalu beranjak dari sofa menuju dapur.
Dirga melirik sekilas ke arah anak nya, "kamu ga kangen sama adik kamu?"
Arven menaikkan satu alisnya, lalu menggeleng, "Engga"
Dirga menghela nafas, melihat kelakuan anaknya yang cuek
"Kamu kenapa? Lagi ada masalah, Ven?"Arven menoleh ke arah Ayahnya, lalu menggeleng pelan, "Gaada yah"
"Terus kenapa jadi pendiem gini? Biasanya kamu manja manja sama Bunda kamu," cerocos Dirga.
Arven menghela nafas, "Aven manja sama Bunda, Ayah cemburu, pas giliran Aven ga manja sama Bunda salah juga, mau nya Ayah kaya gimana?"
"Bukan gitu maksud ayah, Ven"
"Aven kan emang pendiem orangnya yah, kalo lagi mood aja dia manja terus cerewet," kata Bunda yang baru saja datang dari dapur sambil membawa nampan berisi satu susu coklat dan kopi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARZA
Teen Fiction"Gue suka sama lo" "Tapi gue gasuka sama lo" ☠️☠️☠️ Ini tentang Maira yang terobsesi dengan seorang Arven, dia selalu bertekad untuk mendapatkan hati Arven. Berbanding balik dengan Arven, yang malah menyukai perempuan lain...