12. Dihukum

450 162 16
                                    

hayyie everyone!!

Happy Reading bestie bestie ku

****

"Kurang ajar lo, ya! Awas aja," ujar Maira dengan wajah yang sangat terlihat kesal.

"PUKUL AJA KALO BISA" teriak Arven dan langsung berlari cepat untuk menghindari pukulan maut Maira.

Maira berlari cepat agar bisa menangkap Arven, kapan lagi yakan bisa kejar kejaran sama crush.

Maira yang terlalu fokus berlari hingga tidak melihat ada batu besar dan terjadilah..

BRUK

"Aw-"

Arven yang mendengar ringisan itu pun langsung menoleh kebelakang, seketika matanya melotot.

"Maira!" Arven langsung berbalik arah untuk membantu Maira yang sedang terjatuh.

"Lo kenapa bisa jatuh gini si?" tanya Arven cemas.

"Gue ga liat ada batu, tuh batu nya," ujar Maira menunjuk batu besar dihadapan nya.

Arven menghela nafas, lalu berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Maira yang sedang duduk lesehan karena abis jatuh.

"Cepet bangun." Arven mengulurkan tangan nya ke Maira.

Maira mendongak menatap Arven, seketika senyum nya mengembang, lalu menerima uluran tangan Arven.

"Makasih, Arven," ucap Maira sambil membersihkan rok nya yang kotor terkena tanah.

Arven berdehem sambil mengangguk "salah lo sendiri, ngapain lari lari, jadi nya ngerepotin gue kan."

"Loh kok nyalahin gue?" tanya Maira merasa tak terima.

Arven tidak menjawab, dia justru berjalan menuju taman.

"Arven tungguin, ih!" teriak Maira sambil berjalan dengan tergopoh-gopoh karena ada luka di kaki nya.

Arven tak menghiraukan teriakan Maira, dan dengan santai nya dia malah duduk di kursi yang tersedia di taman.

Maira mendengus pelan,
"gini banget punya crush yang ga peka," gumam Maira pelan.

Setelah berada di hadapan Arven, Maira langsung duduk di kursi dan berdampingan dengan Arven.

Maira menatap Arven lamat, tidak menyangka bahwa dia bisa duduk berdampingan dengan crush nya sendiri.

"Kenapa?" tanya Arven menoleh ke arah Maira.

"Engga, gapapa," sahut Maira gelagapan.

Arven mengenyerit ketika ada luka di bagian kaki Maira, "Kaki lo luka, kenapa ga di obatin?" tanya Arven heran.

Maira menoleh ke arah Arven lalu tersenyum, "Biarin aja, gue gamau sia sia in kesempatan berharga," sahut Maira.

"Kesempatan berharga?" beo Arven.

"Iya kesempatan berharga, kapan lagi gue bisa duduk berdua gini sama lo," jawab Maira dengan tatapan yang sangat serius.

Arven membuang pandangan ke arah lain, menghindari tatapan mata dari Maira yang membuat nya luluh, "Luka lo harus diobatin dulu, Za."

"Iya gue obatin, tapi nanti," sahut Maira cengengesan.

"Bandel banget lo," ucap Arven dan beranjak dari kursi.

"Arven, mau kemana?" tanya Maira saat melihat Arven beranjak dari kursi.

"Mau ke kantin," jawab Arven singkat

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang