04. Crush?

834 219 46
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Pegangan," titah Arven.

Dengan senang hati Maira langsung memegang jaket Arven untuk pegangan.

"Jangan pegangan di jaket, pegangan disini aja." Arven menggapai tangan Maira dan melingkarkan ke perut nya

Deg

'MAK! JANTUNG ANAK MU INGIN COPOT!!' batin Maira histeris.

"Udah siap?" tanya Arven sambil melirik sekilas ke arah belakang.

"U-udah," sahut Maira gugup sekaligus salting.

Motor pun akhirnya melaju membelah jalanan dengan kecepatan normal, diam-diam Maira tersenyum tipis karena akhirnya bisa dibonceng oleh Arven.

Dan tak lama kemudian motor Arven berhenti sejenak karena lampu lalu lintas yang berubah warna merah yang menandakan stop.

"Za." Arven memanggil Maira sambil melihat Maira di pantulan spion.

"Iya?" sahut Maira.

"Mau makan dulu, ga? Ke cafe?" jujur saja Arven sedang lapar karna pas jam istirahat di sekolah tadi dia hanya memakan beberapa cemilan.

"Boleh." Maira mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya, untuk menahan salting, yang benar saja Arven mengajak nya makan bersama?

Tin tin tin!

Lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau, motor Arven pun melaju lagi untuk menuju Cafe.

Tak berselang lama, akhirnya mereka berdua sampai di Cafe deminsky yang bernuansa abu-abu dan putih, terlihat sangat elegan.

"Ayo." Arven mengajak Maira untuk masuk ke dalam Cafe, sambil melirik ke arah belakang dimana tempat Maira berdiri.

"Duduk." Arven melirik ke arah kursi di sebelahnya, mengode agar Maira duduk di sebelahnya.

Maira mengangguk sambil tersenyum malu-malu, setelah itu Maira menarik kursi yang berada tepat di samping Arven, lalu menduduki nya.

"Mau pesen apa?" tanya Arven tanpa menoleh ke arah Maira.

"Em milk tea aja," sahut Maira.

"Ga makan?" Arven kembali bertanya sambil mengambil ponsel yang berada di saku celana sekolah nya.

"Engga, gue ga laper," sahut Maira, lalu menatap Arven dari samping.

"Permisi, mau pesen apa? Silahkan dilihat dulu menu nya." seorang pelayan Cafe tersenyum dan memberikan kertas menu tersebut ke Arven.

Arven mengangguk, lalu mengambil kertas menu tersebut, "Nasi goreng satu, minuman nya milk tea sama lemon tea," ujar Arven memberi tau ke pelayanan Cafe tersebut.

"Baik, ditunggu sebentar ya." pelayan tersebut menunduk ramah dan berlalu dari hadapan mereka.

Arven menatap sekilas wajah Maira, "Lo beneran ga makan? Ntar perut lo sakit, atau gue pesenin cemilan aja? Burger or French fries?"

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang