13

5K 362 5
                                    

Suasana kantin kampus yang tidak pernah menemukan kata sepi, sama sekali tidak mengganggu kesendirian Meyra. Sudah 30 menit ia disana, mengabaikan segala pandangan dari Mahasiswa yang berada disana.

Pandangan kagum dari mahasiswa sudah terlalu biasa untuk ia terima, serta pandangan sok baik dari mahasiswi yang diam-diam membicarakannya dibelakang sudah tidak asing lagi baginya.

Ia tahu, banyak Mahasiswi yang menaruh dendam kepadanya setelah ia menjalin hubungan dengan Raga. Seperti Laura contohnya. Dia menjauh dan memilih memusuhinya setelah ia berhasil memenangkan hati kekasihnya.

Menyesal??
Tentu saja tidak. Bukankah untuk mendapatkan tangkapan yang besar ia harus memiliki umpan yang besar juga?

Iya, anggap saja kehancuran hubungan pertemanannya itu menjadi umpan untuk ia mendapatkan Raga. Ia tidak perduli walau semua orang menjauhinya, asalkan lelaki itu tetap memilih tinggal disisinya.

Banyak hal yang sudah ia korbankan untuk mendapatkan posisinya saat ini. Banyak waktu yang sudah ia lewati untuk membuat lelaki itu mencintainya.

Kini, ia tahu dan percaya jika lelaki itu sangat mencintainya. Ia adalah cinta pertama Raga, dan akan menjadi yang terakhir untuk lelaki itu.

1 tahun berlalu begitu saja, banyak hal yang sudah ia lewati bersama kekasihnya. Semua itu selalu berhasil menegaskan betapa besar rasa Raga untuknya. Lelaki itu begitu menyayanginya, dia tidak pernah mengekang pergaulannya. Bahkan dia selalu mengijinkan setiap kali ia merengek ingin Hang Out bersama teman laki-lakinya.

Jadi, konyol sekali rasanya ketika mendapati kekasihnya sedang tidur dengan perempuan lain. Itu adalah kejutan yang luar biasa untunya. Karena selama ini, menatap wanita lain dengan durasi 10 detik saja, lelaki itu tidak pernah.

Tatapan mata indah itu hanya tertuju kepadanya. Senyuman menawan itu hanya dipersembahkan untuk dirinya. Lalu bagaimana bisa lelaki yang selalu menegaskan mencintainya itu, bisa ia dapati membawa perempuan lain ke Apartement nya?

Ia kecewa? Tentu saja.
Tidak perlu ditanyakan berapa besar rasa kecewanya kepada Raga. Lelaki itu sangat layak menerima kekecewaan dan kemurkaan darinya. Bahkan rasanya, ia ingin mati saja ketika pemandangan luar biasa itu disuguhkan untuknya. Kekasih yang selalu mengagungkan namanya sedang menggenggam erat tangan perempuan lain didalam kamarnya.

Lihat saja, ia pastikan jika perempuan sialan itu akan mendapatkan pelajaran darinya.

Suara tarikan kursi di depan membuyarkan segala lamunan dan sumpah serapah Meyra untuk Ana. Ia menghela nafas ketika wajah rupawan Raga kini telah menghiasi netranya.

Meyra langsung bangun, berniat untuk meninggalkan. Ia tidak ingin mendengar apapun yang akan dijelaskan oleh kekasihnya. Ia yakin, apapun yang akan dikatakan oleh Raga hanya akan membuat ia semakin murka. Karena setiap kali melihat wajah Raga, bayangan gadis bodoh itu selalu terlintas begitu saja.

“Mey” Raga menahan lengan Meyra.
Meyra menghentikan langkah lalu menatap tangannya yang ditarik oleh Raga.

“Lepaskan” Ucap Meyra dengan tegas.

“Kita perlu bicara” Raga mengabaikan penolakan Meyra.

“Tidak ada apapun yang ingin aku bicarakan denganmu. Lepaskan, sebelum aku kembali menamparmu” kata Meyra.

Raga menghela nafas, membuat kekasihnya mengerti tidak pernah mudah untuknya. Sebelum memutuskan untuk menemui kekasihnya, ia sudah mempersiapkan diri dengan apapun yang akan dikatakan oleh Meyra. Dan, ia yakin, apapun yang dikatakan Meyra hanya akan membuat gadis itu kembali ke pelukannya.

“Banyak hal yang harus kita bicarakan, kamu belum mendengar penjelasan dariku” Kata Raga sebelum Meyra menghentakan tangan sehingga membuat pegangan Raga sukses terlepas.

Lentera di Batas Senja (TELAH TERBIT di LOVRINZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang