MAAF YA 1.4

411 7 0
                                    

Malam hari adalah waktunya untuk beristirahat yang paling ditunggu Dimas. Setelah sesi relaksasi selesai kini waktunya beristirahat.

Ayana sedang menatap layar televisi sembari mengunyah kripik pisang.

"Ay, gimana soal tawaran tadi." Ujar Dimas penuh harap.

Ayana menoleh sekilas lalu melanjutkan menonton televisi tanpa bereaksi.

Dimas datang menghampiri sembari merangkul lembut Ayana.

"Gimana kalaua malam ini kita..." belum sempat melanjutkan ucapannya ponsel Dimas berdering.

"Siapa?" tanya Ayana.

Dimas melirik layar ponsel, "Reina."

Ck! Wanita aneh itu. Batin Ayana.

Dimas megabaikan telepon Reina dan kembali melanjutkan aksinya merayu Ayana sayangnya ponsel Dimas tidak mau berhenti. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit sudah ada Tujuh panggilan tak terjawab dari nomor yang sama. Merasa risih akhirnya ia mengangkat telepon ketika ponselnya berdering ke delapan kalinya.

"Halo." Ucap Reina di sebrang sana.

Ayana berusaha menguping dan menatap tajam. Dimas mengerti dan langsung membesarkan volumenya agar istrinya bisa ikut mendengar dengan baik.

"Ya. Ada apa ?" Tanya Dimas.

"Begini, pak. Saya dengar bapak sedang liburan bersama istri bapak." Ucapnya.

Dimas memincingkan mata, "Lalu?"

"Apa saya boleh minta tolong ?" katanya.

Ck, ayana berdecak sinis. Dimas melihatnya dengan jelas.

"Apa ini mendesak?" Tanya Dimas.

"Ah, gimana ya ? Sepertinya begitu."

"Kamu mau minta tolong apa?"

"Apa bapak bisa menjemput saya ? Saya kebetulan berada di dekat hotel tempat bapak sedang beristirahat jadi kita bisa sekalian bertemu dan mungkin makan."

Tanpa di duga, Ayana meraih ponsel Dimas dan menjawab ketus Reina.

"Saya tahu, anda adalah sekertaris suami saya. Saya tau kinerja anda bagus di kantor. Bisakah anda membedakan masalah pribadi dan masalah pekerjaan?" Ucap Aya.

"Ah, kenapa mbak Aya yang bicara ? Kenapa merebut ponsel orang sembarangan! Pak Dimas mana?" Ucapnya kesel.

Aya yang mendengarnya terlihat lebih kesal. Raut wajahnya seketika berubah.

"Selagi saya bicara baik-baik tolong jaga sikap anda. Berhenti mengganggu suami orang!"

"Saya sekertarisnya. Saya tidak mengganggu saya cuma mau makan dan bertemu apa itu salah?"

"Susah ya memang berbicara dengan orang yang hanya mengandalkan wajah."

Ayana langsung mematikan telepon dan memberikannya kasar pada Dimas.

Dimas hanya mengamati saja.

"Ay, kamu cemburu ya?" Tanya Dimas.

Ayana yang kesal meninggalkan Dimas lalu berbaring diranjang menutup dirinya dengan selimut.

Dimas tak mau kalah dia mengejar Ayana dan memeluk Ayana dari belakang sembari terus merayu.

"Kamu jujur deh sama aku, kamu suka kan kerja bareng Manda bareng Reina. Yang satu pintar satu cantik. Satu pantang menyerah satu pantang putus asa." Ucap Aya.

"Kamu ngomong apa sih ?"

"Aku kesel aja."

"Kamu cemburu ya ?"

UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang