Ayana terdorong ke arah ranjang. Ia tak tahu harus bagaimana mana tapi sekali lagi Dimas menciumnya, dengan posisi telentang dan Dimas menindihnya. Ayana tak mampu berpikir, entah bagaimana ia membiarkan suaminya menjamah tubuhnya malam ini. Dimas melumat habis bibir Ayana membuat mata Ayana sedikit terpejam.
Ada yang Aneh berdesir pada tubuh Ayana, ia tak bisa menahan gejolak yang entah apa namanya. Ia ingin melawan namun justru menikmati sentuhan bibir Dimas pada tubuhnya. Saat Ayana mulai menikmatinya Dimas berbalik badan dan bangun.
"Maaf," katanya, "Aku hilang kendali."
Ayana sedikit kecewa, ia tak menjawab apapun. Apa memang seharusnya begini? Ayana tahu pasti, mau tidak mau malam seperti ini harus terjadi. Suka tidak suka Ayana harus membiarkan Dimas menyentuhnya, demi mencapai harapan kedua orangtua mereka.
"Aku, "kata Ayana pelan.
Dimas menoleh dan melihat Ayana duduk bersandar di tepi ranjang.
"Aku... " Ayana menangis, seperti tak rela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga pada Dimas.
Dimas menatapnya heran, "Maaf, aku salah." kata Dimas lagi.
Ayana memejamkan mata, "Kasih aku waktu," katanya pelan. "Kasih aku waktu sampai aku siap mewujudkan keinginan orang tua kita." lanjutnya sembari menangis.
Dimas menatapnya bingung, "Maksud kamu?"
Ayana menggigit bibir tak yakin, "Anak," ucapnya pelan.
Sejauh ini yang menguatkan dirinya adalah orang tuanya. Bagaimanapun ia harus berusaha menjadi yang terbaik untuk keduanya. Ia sudah terjebak dalam pernikahan ini, menjadi istri dan ibu bukanlah sesuatu yang buruk.
"Kamu? Kita?" kata Dimas sedikit ragu.
Ayana ragu namun ia mengangguk. Ia tertunduk semakin dalam tak tahu bagaimana harus melanjutkan semua ini.
Malam ini mereka habiskan begitu saja. Tak ada malam pertama, tak ada aksi saling sentuh bahkan tak ada ucapan selamat malam yang keluar dari mukut keduanya. Mereka Tidur satu ranjang namun tak ada yang terjadi selain ciuman yang tak berlangsung lama itu.
****
Pagi harinya sekitar pukul 8 pagi Ayana sudah rapih dan wangi. Ia mengutuk kejadian semalam, bisa-bisanya ia menyerahkan diri pada lawan.
Dasar bodoh!
Ayana terus menyalahkan diri sendiri, mengingat betapa memalukannya kejadian semalam.
Ayana keluar kamar meninggalkan Dimas. Ia berkeliling hotel berusaha mengalihkan pikiran dari kejadian semalam. Ia berkeliling kesana kemari seorang diri, tak ada yang di tuju dan tak ada yang dicarinya.
Ayana keluar dari lift dan di lanta dasar ia melihat Wayan berdiri di lobi hotel. Ayana menghampiri Wayan.
"Pagi" sapa Ayana ramah.
Wayan tersenyum begitu melihat Ayana, "Pagi mba. Sudah siap keliling bali?" tanya Wayan.
Mendengar pertanyaan itu pupil mata Ayana membesar, "Siap, sekarang juga siap." jawab Ayana.
Wayan melihat sekitar Ayana mencari-cari seseorang, "Mas Dimas dimana?"
Ayana tersenyum datar mendengar pertanyaan Wayan, "Masih tidur" ujar Ayana.
Wayan tersenyum , "Ya, sudah. Tunggu bangun dulu. Saya manasin mobil dulu." kemudian Wayan meninggalkan lobi hotel.
Ayana yang masih ingin berjalan-jalan menyusuri hotel dengan terpaksa kembali ke kamar untuk membangunkan Dimas. Begitu pintu kamar terbuka ia bisa melihat dengan jelas wajah suaminya yang masih tertidur. Berniat membangunkan namun Ayana urungkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul)
Romance#21+ (Wajar) Bagaimana jika aku mencintai kekasihku tapi aku harus menikah dengan kekasih orang lain? Bagaimana jika aku tak menyukai pernikahan ini? Menikah muda dan bahagia adalah dua kata berbeda. Pernikahanku justru merenggut segalanya, ia me...