After honeymoon 2

21.4K 318 14
                                    

Maaf update lama. makin kesini makin banyak kegiatan. Maaf juga ini belum sempet aku revisi. Terimakasih buat yang sudah baca ceritaku. 😍

Sepulang dari honeymoon Dimas mulai merasakan kehangatan yang dibewrikan Ayana. Baginya, Ayana bukan lagi sekedar teman tidur tapi juga tempatnya pulang.

Pagi ini Dimas sudah berada dikantor dengan rutinitas yang begitu padat. Sebagian pekerjaan yang ia tinggalkan belum disentuh siapapun karena memerlukan tanda tangannya. Kepalanya dibuat pusing karena beberapa pekerjaan yang seharusnya selesai minggu lalu malah keluar dari deadline.

Sepanjang hari hingga jam kerja usai Dimas merasa sangat kewalahan. Ia merindukan Ayana, dalam hatinya timbul rasa ingin segera pulang untuk berbagi keluh kesahnya.

Begitu jam kerja usai Dimas langsung keluar ruangan, ia berjalam menuju basement ditemani Atikah dan Bayu.

"Gimana bulan madunya? Lancar dong!" tanya Atikah bersemangat.

Dimas hanya tersenyum.

"Mas, kuat berapa ronde?" tanya Bayu yang berjalan di sampingnya.

"Itu mulut gak punya tatakrama banget. Tanya yang bener dong!" Sahut Atikah. "Sampe pagi ya?" lanjutnya.

"Pertanyaan lu juga sama aja Jubedah!"

Dimas yang berada ditengah-tengah mereka terkekeh, "Udah kalian nikah aja biar ngerasain." kata Dimas.

"Do'ain ya, jodoh gue cepet dateng." ucap Atikah penuh harap.

"Kan ada Bayu."

Mendengar jawaban Dimas Atikah langsung melotot dengan bibir manyun, "Iiddiiiiihhhh, dedemit kali tanjung mana cocok sama gue."

"Itu mulut enak banget kalo nyinyir berasa paling oke lu? Muka putih leher item gigi kuning udah kayak cabe-cabean." sahut Bayu.

Dimas hanya terkekeh mendengar keduanya, sepertinya memang begitu cara Bayu mengatakan bahwa Atikah cantik. Bayu tak mau mengatakannya langsung karena gengsi. Siapapun yang mengenal Atikah pasti tahu bahwa warna kulitnya putih dan bersih , wajahnya proporsional dengan tinggi badan yang cukup ideal untuk seorang wanita, dan lagi hampir satu kantor ini mengetahui harga veneer gigi yang dilakukan Atikah jadi sangat mustahil Atikah memiliki gigi kuning.

"Itu mulut udah kayak lambe turah. Enak banget kalo nyinyir!" ucap Atikah.

Dimas yang berada ditengah mereka kemudian mendahului mereka, "Duluan, ya." kata Dimas sambil lalu.

"Yo. Ati-ati bro!" sahut bayu dari belakang.

Dimas berjalan menuju mobilnya yang terletak jauh dari tempat Atikah dan Bayu. Iya melihat sosok wanita sedang berdiri menyilangkan tangan.

"Dateng juga." ucap wanita itu saat Dimas datang.

"Manda?"

"Buka pintunya, pegel nih" suruh Manda sebari berjalan ke sisi mobil lainnya.

"Mau apa?" tanya Dimas heran.

"Buka aja dulu"

Dimas menuruti perintah Manda. Ia membuka pintu mobil dan masuk bersamaan dengan Manda.

"Ada apa?" Tanya Dimas saat Manda mengenakan sabuk pengaman.

"Temenin aku belanja ya. Aku bosen belanja sendirian" ujar Manda.

Dimas diam tak bergerak.

"Ayo jalan." perintah Manda.

Dimas yang duduk di samping Manda menoleh, "Aku mau pulang, istriku menunggu." ucapnya.

Manda sedikit mendengus, "Kita masih dalam satu proyek yang sama. Aku bisa saja bilang ke atasanku bahwa proyek kita gagal." ucap Manda picik.

Dimas menatapnya tajam, "Dengar, urusan kerja sama kantor kita berbeda dengan urusan peibadi."

Manda menyeringai, "Hari ini pak Yudha ingin bertemu kamu. Kamu bisa dapet tanda tangannya dan melanjutkan kerja sama, tapi sebelum itu" kata Manda terjeda, "Aku mau shopping. "

Dimas diam tak menjawab.

"Terserah kamu, mau atau gak. Tapi pak Yudha besok ke singapur satu bulan."

Dimas enggan menemani Manda belanja. Bukan tak mau dia ingin tapi dia lebih ingin tak mengecewakan istrinya, namun pak Yudha juga sangat penting dalam proyeknya kali ini. Mau tidak mau Dimas harus menuruti Manda agar bisa melanjutkan kerja sama antar perusahaan.

Tanpa bicara, Dimas langsung menyalakan mobilnya keluar basement.

"Aku cemburu." kata Manda ditengah perjalanan.

Manda bisa saja membuat hati Dimas goyah, tapi kemantapan hati Dimas menjadikan Ayana istri sudah bulat.

Dimas menoleh, "Cukup." kata Dimas. Kembali menatap jalanan.

Manda mencondongkan badannya ke arah Dimas, "Tapi aku cemburu!"

"Kita sudah selesai. Kamu sendiri sudah sama laki-laki lain. Aku sudah punya istri."

"Kalau aku ninggalin laki-laki itu, kamu mau ninggalin istri kamu buat aku?"

Dimas menepikan mobilnya. Ditatapnya Manda lekat-lekat. Hatinya sedikit berdesir ketika kedua bola matanya bertemu pada satu titik yang sama.

"Aku tidak ingin mengecewakan orang yang saat ini bersamaku." kata Dimas memalingkan pandangan.

Manda tersenyum sinis, "Dulu kamu bilang begitu pada wanita yang berusaha mendekatimu saat kamu masih sama aku."

"Aku hanya berusaha menjaga apa yang aku miliki."

"Bahkan dulu kamu gak menjaga aku." kata Manda.

"Aku tidak bisa memaksa takdir," kata Dimas pelan, "Sudah ku upayakan agar tetap bisa denganmu tapi takdir tidak sejalan. "

"Tidak usah berbicara takdir, kamu itu punya pilihan. Takdir bisa berubah dengan apa yang kamu pilih."

"Aku tetap memilih istriku, maaf."

Dimas kembali melajukan mobilnya. Suasana berubah menjadi hening. Hatinya bimbang. Wanitanya yang ada disampingnya sekarang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya, dan mungkin masih sampai saat ini.
Mereka tetap diam saat sampai di basement mall.

Dimas menghela napas, diliriknya Manda yang diam mematung, "Dengar, jangan menyesal pernah bersamaku. Aku tak pernah menyesali masalaluku denganmu." kata Dimas.

Manda masih diam.

"Aku pernah amat sangat menyayangimu, bukan berarti aku harus meninggalkan dia yang sekarang denganku."

Manda melirik Dimas, "Apa spesialnya wanita itu?"

"Yang kamu sebut wanita itu, dia istriku. Dia biasa saja, tapi dia titipan orang tuaku dan orang tuanya."

"Gak usah terlalu puitis, aku gak suka."

Dimas tersenyum, "Mau belanja apa?" tanya Dimas.

Manda menghela napas tanpa menjawab. Ia turun dari mobil di ikuti Dimas. Mereka jalan beriringan seolah sedang berkencan. Manda menggandeng tangan Dimas tanpa penolakan.

Mereka berbelanja ini dan itu sebelum bertemu dengan orang yang sudah dijanjikan oleh Manda.

See you next.

UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang