Maaf ya 1.2

11.6K 246 49
                                    

Dimas pulang dari kantornya sekitar pukul 5 sore. Ia mendapati apartemennya ramai dipenuhi gelagak tawa dari ruang tv.

"Suamimu pulang." Kata Mama mertuanya.

Ayana tersenyum, sedikit canggung tapi ia harus berusaha untuk tetap bersikap baik di depan kedua orang tuanya.

"Sini kamu!" Seru papa mertua kepada Dimas begitu ia masuk apartemen.

"Kenapa pa? Kok kesini gak bilang-bilang." Dimas mendekat lalu duduk meluruskan punggungnya di atas sofa.

Papanya berdecak menatap ke arahnya. "Kamu itu Kuliah beneran lulus atau manipulasi ijazah?"

"Kuliah?"

"Kamu Iki, sekolah tinggi-tinggi tapi bikin malu kaum lelaki saja."

"Sek to, Dimas ganti baju dulu." Sergah mamanya.

"Di bela terus anakmu kui."

"Papa ini sama anak sendiri ndak  boleh gitu."

Ayana tersenyum mendengar perdebatan kecil kedua mertuanya. Ia menatap Dimas yang ada di sebelahnya.

"Aku taruh tasnya dulu." Katanya menggambil tas Dimas lalu membawanya berdiri.

"Udah sore. Kita pulang dulu." Kata mamanya.

Ayana yang hendak berjalan berhenti, "Gak nginep aja ma?"

"Udah kalian istirahat aja kita pulang dulu. Gak usah di anter sampe ke depan disini aja."

"Wong aku belum selesai ngomong sama Dimas kok."

"Papa Iki. Udah jam berapa?"

Dimas mengernyit, "Iya ma, gak apa-apa. Papa kayaknya capek banget dari tadi emosinya gak stabil." Gurau Dimas.

Papanya langsung menatapnya. "Waahh, bocah semprul." Ujarnya.

"Udah ayo. Kita pulang dulu."

Kedua orang tua Dimas pulang. Mereka hanya mengantar sampai depan pintu saja. Ayana masih membawa tas Dimas lalu menaruhnya ke kamar di ikuti Dimas.

"Mama sama papa kenapa Dateng?" Tanya Dimas memulai percakapan.

"Mereka cuman main biasa. Jenguk anak sama menantunya." Ujar Ayana.

Setelah itu hening. Tidak ada jawaban apapun. Dimas memasuki kamar mandi sementara Ayana keluar kamar memebereskan meja tamu yang lumayan berantakan. Ia membuang sampah yang ada kemudian menatap kulkas dan memasak makanan.

Sekitar lima belas menit berlalu, Dimas keluar kamar. Dilihatnya sang istri sedang memasak.

"Aku lapar." Kata Dimas duduk di meja makan.

"Eh?" Ayana tersentak melihat Dimas dibelakangnya secara tiba-tiba. "Ah, iya." Katanya begitu saja.

Apa Dimas udah gak marah sama aku ya? Sikapnya mendadak baik gini.

Ayana menyajikan beberapa makanan yang telah ia buat. Ia menghidangkan Ayam goreng, sambal cumi yang baru saja ia panaskan, serta tempe goreng dan juga lalapannya.

"Kayaknya enak." Ujar Dimas hendak mengambil sendok karena Ayana sudah menyidukkan nasi untuknya.

"Cuci tangan dulu." Kata Ayana.

Dimas menurut lalu mencuci tangannya.

"Makanan kayak gini enaknya pake tangan." Ujar Ayana.

Dimas makan dengan lahap. Ia sangat menyukai perpaduan sambal cumi pedas dengan ayam goreng yang terasa sangat enak dilidah. Tempe goreng beserta lalapan pun tak lupa ia santap dengan sangat lahap beberapa kali ia mengusap keringat yang ada di dahinya karena rasa pedas.

UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang