Parasit

14.6K 265 7
                                    

Haii aku balik lagi. Makasih kemarin udah pada mau sharing.

"Selamat pagi." terdengar suara tertahan dari seorang wanita.
Ayana menoleh, ia melihat Manda persis di belakangnya.

Manda berdiri sejajar dengan Ayana di lobi kantor, "Mau ketemu Dimas ya?" tanya Manda dengan nada merendahkan.

Ayana tersenyum berusaha menahan kesal.

"Hari ini aku ada meeting lagi sama Dimas," katanya, "Sepertinya Dimas akan pulang telat, aku ingin berlama-lama dengannya."

Ayana yang tadinya diam kini menanggapi, "Pacarmu apa kabar?  Kudengar kamu sudah ada yang baru."

Manda malah menyunggingkan senyum, "Ya, begitulah. Tapi aku tidak keberatan untuk putus dengannya jika Dimas mau kembali padaku."

Ayana semakin kesal, ia menghela napas sedikit berat. "Dari yang dikatakan orang, mereka bilang kamu itu cantik, pintar,  berpendidikan tinggi, sayang sekali kalau prilakumu tak selaras."

Manda menyunggingkan senyum, "Kudengar kamu wanita baik-baik. Sepertinya mereka salah. Mana mungkin wanita baik mencuri milik orang lain." tandasnya membuat Ayana geram.

"Aku tidak peduli omongan orang."

"Baguslah kalau kamu tidak peduli." ucap Manda. "Aku hanya akan mrngatakan satu kalimat."

"Apa?" tanya Ayana.

Manda mencondongkan tubuhnya, "Aku akan merebut Dimas kembali." tandasnya kembali menegakkan tubuh.  "Tapi sepertinya kamu akan lupa ucapanku, karena tidak peduli omongan orang."

"Terserah kau saja." Ayana kemudian pergi meninggalkan Manda.

Baru Lima langkah berjalan ia melihat Dimas datang ke arahnya dengan senyum lebar.

"Hai." Sapanya. "Ada apa?"

Ayana diam sejenak, "Berkasmu ketinggalan. Katanya nanti ada meeting ."

Dimas mengerutkan dahi, dilihatnya raut tak senang di wajah Ayana. " Kenapa?"

"Kamu mau ketemu Manda lagi?" Tanya Ayana enggan.

Dimas mengerti arah mana yang akan dituju Ayana, "Selesai rapat aku langsung pulang." Katanya,"Ke ruanganku yuk." Ajak Dimas.

Ayana mengikuti Dimas memasuki lift menuju ruang kerja Dimas. Ia masih terlihat kesal. Wajahnya tak seriang saat ia datang.

Dimas menatapnya lalu merangkul bahunya. "Gemes banget sih." Katanya sembari mengacak-acak rambut Ayana.

Mereka sampai di sebuah ruangan. Ruangan tersebut terdapat beberapa sekat seperti kamar  dengan dinding yang terbuat dari kaca. Ayana langsung mengerti kalau setiap ruangan itu di isi oleh beberapa orang yang berbeda.

"Ini ruangan devisi kita." Kata Dimas. Ayana masuk mengikuti Dimas.

"Ruanganmu di mana?"

Dimas tak menjawab ia hanya berjalan melewati sedikit lorong dan membuka sebuah pintu.

"Ini" katanya memasuki ruangan.

Ayana melihat seluruh ruang kerja Dimas. Matanya menyusuri setiap sudut yang ada di dalam ruangan itu. Ruangan yang ditempati Dimas tampak rapih dan wangi. Terdapat. Rak yang berisi dokumen yang sepertinya penting dan juga sebuah sofa lengkap dengan meja tamu di depan meja kerja Dimas. Ia menaruh berkas yang di bawanya di atas meja lalu berbalik ke arah Dimas.

"Ada toilet?" Tanya Ayana.

"Itu di belakangmu." Jawab Dimas.

Ayana langsung masuk ke toilet yang masih berada dalam satu ruangan itu.   Toiletnya pun bersih dan wangi. Terdapat wastafel dengan cermin besar di depannya bahkan bathtub.

Selesai buang air kecil, Ayana mencuci tangannya sembari membenarkan penampilan di depan  wastafel.  Sayup-sayup terdengar suara seorang wanita sedang mengobrol dengan Dimas. Ayana tak berniat menguping tapi ia juga tak ingin keluar sekarang.

"Gimana pak, event bulan depan bapak jadi ikut?" Tanya seorang wanita.

Ayana masih berdiri di balik pintu toilet.

"Nanti saya pikirkan lagi." Sahut Dimas.

"Di sana pemandangan dan udaranya bagus pak, cocok buat refresh pikiran." Kata wanita itu lagi.

Ayana mulai mengerutkan dahi mendengar ucapan wanita yang sedang berbicara dengan Dimas.

"Kalau malam ini, bapak ada waktu?" Tanya wanita itu lagi.

"Memangnya kenapa?" tanya Dimas.

"Saya boleh ikut nebeng?" Katanya, "Mobil saya masih di bengkel. Hari ini saya juga lembur."

Ayana sudah merasa tak nyaman mendengar obrolan itu. Ia keluar dari toilet. Matanya langsung menatap objek yang sedari tadi ia dengar suaranya. Mata mereka bertemu di satu titik. Ayana melihat wanita itu yang tampak menempel dengan postur tubuh menggoda. Ia berdiri di samping meje kerja Dimas sembari terus berusaha mendekat.

"Bisa kan pak?" Tanya wanita itu seperti tak peduli dengan keberadaan Ayana. Melihat Ayana keluar dari toilet ia justru semakin mendekat ke arah Dimas.

"Maaf, saya gak bisa." Kata Dimas.

Ayana menatap wanita itu tajam tapi wanita itu sama sekali tak peduli.

"Aku lapar!" Kata Ayana dengan nada sedikit tinggi.

"Oh, bapak masih ada yang harus di kerjakan. Istirahat masih dua jam lagi." Kata wanita itu sesekali melirik Ayana.

Mendengar jawaban itu Ayana sedikit merasa kesal.

"Tugas saya biar Ruslan yang handle." Ucap Dimas.

Dimas kemudian mendekat ke arah Ayana. "Mau makan apa?" Tanya Dimas.

"Aku mau pulang aja." Ucap Ayana kesal.

"Pak, proyek ini perlu segera dikerjakan." wanita itu turut serta mengikuti Dimas dan terus menempel.

"Iya." Kata Dimas.

"Katanya kamu lapar?" Tanya Dimas pada Ayana.

Ayana menatap Dimas kesal, "Iya, aku mau makan." Jawab Ayana sedikit kesal.

Ayana melirik sekilas ke arah ID Card wanita itu. Ia bernama Reina Saraswati.

"Jadi bapak mau mengerjakan ini sekarang?" lagi-lagi Reina menyela.

"Mba, bisa saya bicara dengan suami saya?" Cetus Ayana kemudian.

"Silahkan, tapi sekarang waktunya kerja."  Jawabnya.

"Rein, kita bahas nanti. Saya mau bicara sama istri saya dulu."

"Oke, pak." Ucapnya masih mematung.

"Kenapa masih disini?!" Ujar Ayana geram.

Reina kemudian keluar tanpa bicara sementara Ayana merasa sangat kesal.

"Aku gak ngerti ya tempat ini bener-bener bikin aku hilang mood." Gerutu Ayana.

Dimas memeluk Ayana, "Kamu lagi banyak pikiran ya?" Tanyanya.

Ayana melepaskan diri dari jeratan tubuh Dimas. "Kamu betah disini karena ada Reina sama Manda kan?"

"Kamu ini bicara apa?"

"Kemarin Manda. Hari ini Reina. Besok-besok siapa lagi? Dini? Luna? Sifa?"

"Reina itu rekan kerja aku." Jelas Dimas.

"Rekan kerja jenis apa sih? Genit banget."

"Katanya laper?"

"Aku masih gak habis pikir, bisa-bisa mereka masih genit sama yang sudah berpasangan."

"Udahh, ayo makan."

"Udah kenyang!"
******

Kalian kesel juga gak sih kalo ada orang yang deketin pasangan kalian. Padahal jelas-jelas mereka tau kalau sudah ada kalian.

UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang