Masalah kita 2

21.2K 348 4
                                    

pagi ini Ayana sudah rapih dengan kemeja pink dan rok hitam sebawah lutut. Ia menguncir rapih rambutnya dan menaburkan bedak pada wajahnya.

Dimas sudah duduk di meja makan dengan pakaian rapih khas pegawai kantor.

"Mas, nanti malem saya tidur di kosan anak saya ya" ujar bi Ina selesai membereskan dapur.

Dimas mengangguk, "Oh, iya bi"

Ayana datang disambut tatapan tajam dari Dimas saat Bi Ina  keluar apartemen karena sudah mendapat ijin dari Dimas.

Ayana duduk di depan Dimas, "Aku mau pergi sendiri, kamu gak perlu anter aku" ujarnya spontan.

Dimas menghentikan kegiatan makannya, "Minggu depan kamu udah harus resign" ujar Dimas.

Ayana langsung melotot, bagaimana bisa dia merusak moodku yang lagi baik ini? Batin Ayana. Ayana tak menjawab perkataan Dimas, dia justru sibuk makan dengan lahap berusaha tak menghiraukan apa yang dikatakan Dimas.

"Aku anter kamu" ujar Dimas lagi.

Ayana tersenyum sinis, "Aku bisa sendiri" jawabnya datar.

"Keponakanku kerja di sana, dia pasti curiga kalau liat kamu pergi sendiri"

Ayana mendengus kesal, kenapa lelaki ini sangat menyebalkan? Kenapa dia harus selalu ikut campur dalam setiap urusannya? Ah, entahlah. Ayana semakin tak menyukai suaminya.

Ayana meneguk segelas air yang sudah disiapkan di atas meja, ia menyeka mulutnya dengan sapu tangan, "Aku udah selesai" ujarnya ketus.

Dimas yang masih merasa lapar melanjutkan sarapannya dengan sedikit terburu-buru. Ia mengunyah dengan cepat agar tak membuat Ayana menunggu terlalu lama.

"Aku tunggu di mobil" ujar Ayana.

Ia berjalan menuju mobil dengan perasaan sangat kesal. Pagi indahnya kini rusak, bukan hanya paginya tapi juga hari-harinya.

*****

Dimas berusaha menyelesaikan sarapannya dengan cepat, ia tak mau membuat Ayana menunggu terlalu lama. Baginya menerima kehadiran Ayana adalah jalan terbaik.

Dimas berjalan menuju mobilnya, ia melihat Ayana sudah duduk di dalamnya dengan kepala tertunduk. "Maaf lama" ujar Dimas saat ia membuka pintu mobil.

Ayana hanya mendongakkan kepala dan meliriknya sekilas.

Dimas menjalankan mobilnya perlahan, "Aku gak masalah kalau kamu gak suka aku, aku cuman minta kamu bersikap baik pada keluargaku" ujar Dimas.

Ayana menoleh, "Memang kelakuan buruk apa yang udah aku lakuin sama keluarga kamu?" tanya Ayana.

Ayana tampaknya salah paham dengan perkataan Dimas, "Bukan itu maksudku" Dimas berniat melanjutkan perkatannya namun ia urungkan  karena wajah Ayana tampak tak begitu bersahabat.

Mereka hanya diam sepanjang perjalanan sampai mereka tiba di kantor Ayana.

Tak ada salam perpisahan atau sejenisnya yang mereka lontarkan. Ayana langsung turun tanpa mengatakan sepatah katapun. Suasana menjadi mencekam antara dirinya dan Dimas.

Pagi yang  buruk.  Dengus Ayana sembari berjalan memasuki kantornya. Ayana duduk di mejanya yang berhadapan langsung dengan Tania,  keponakan Dimas. Ayana tak begitu mengenal Tania , mereka memang memiliki hubungan yang kurang baik.

"Pagi-pagi udah cemberut aja" seseorang memegang pundak Ayana dan duduk di sampingnya.

Ayana menoleh, "Iya nih" jawab Ayana melihat Heni teman kantornya.

UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang