Malam harinya Dimas tak pulang kerumah. Ayana tidur sendiri dan terbangun dengan mata yang sembab.
Ayana tak bisa berangkat kerja dengan keadannya yang seperti ini. Ia tak mungkin memperlihatkan mata bengkak itu pada semua orang. Matanya terlalu bengkak, bahkan kompres es batu pun tak merubah apapun dari mata bengkaknya itu.
Ayana meraih teleponnya dan menekan tulisan dial pada kontak Heni. Ia menelpon Heni dan meminta ijin untuk tidak berangkat.
"Halo" sahut Heni dari seberang.
"Hen... " panggil Ayana.
Belum sempat Ayana melanjutkan omomgannya terdengar suara Ardan di sebrang "Kok belum berangkat? Semalem ngapain aja sampe telat banget?" cerocos Ardan.
Ayana tersenyum, "Ijinin aku ya" pinta Ayana.
"Udah deh berangkat aja sini" ujar Ardan terdengar sedikit berteriak.
"Aku gak bisa berangkat, aku gak enak badan" jawab Ayana.
"Oh sakit? Yaudah nanti aku bilangin"
Ayana tersenyum, "Makasih ya"
Heni merebut telepon dari genggaman tangan Ardan, "Apartemen kamu dimana? Pulang kerja kita kesitu"
Ayana merasa senang di perhatikan seperti itu, "Gak usah, nanti juga sembuh. Cuman kecapean aja kok"
"Ehhmm pengantin baru malemnya pasti begadang nih" terdengar suara Ardan dari kejauhan.
"Apaan sih"
"Yaudah sana istirahat aja"
"Yaudah, bye -"
Ayana mematikan telepon dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Dari dalam kamar terdengar suara bi Ina memanggil nama Ayana.
"Mba Aya... " suara bi Ina terdengar jelas dari balik pintu.
Ayana membuka pintu kamar, "Iya bi kenapa?" tanya Ayana dengan rambut masih basah.
"Enggak ke kantor mba? Kirain masih tidur"
Ayana tersenyum simpul, "Saya gak enak badan"
Bi Ina memperhatikan mata Ayana yang tampak bengkak itu, "Mba, itu matanya kenapa?" tanya bi Ina.
"Ah, ini cuman kurang tidur aja bi" jawabnya.
"Mau saya pijit mba?"
"Nggak usah bi. Ini cuman meriang biasa"
Bi Ina menuntun Ayana ke meja makan, "Makan dulu mba, terus istirahat" ujar bi Ina mempersilakan Ayana duduk.
Ayana tersenyum, "Makasih ya bi" tuturnya.
Bi Inah membereskan dapur sementara Ayana sarapan dengan perasaan yang masih sedikit kacau. Dia tidur di rumah pacarnya? Batin Ayana memikirkan Dimas.
Ayana menarik napas berat, Aku gak perlu mikirin dia. Suapan terakhir sebelum ia meneguk minumnya.
Ayana bangun dan menaruh piring kotor ke tempat cuci piring.
"Aduh mba, biar saya aja" bi Ina sigap mengambil piring dan gelas dari tangan Ayana.
"Gak pa-pa bi. Itu cuman naruh doang"
"Mba istirahat aja" bi Ina langsung menaruhnya ketempat cucian piring.
"Saya mau keluar dulu bi, mau beli sesuatu" ujar Ayana.
Bi Ina bergegas menghampiri Ayana, "Saya aja yang beliin, kan mba lagi sakit"
Ayana tersenyum, "Ah bi Ina, cuman gak enak badan sedikit kok. Sekalian olahraga"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul)
Romance#21+ (Wajar) Bagaimana jika aku mencintai kekasihku tapi aku harus menikah dengan kekasih orang lain? Bagaimana jika aku tak menyukai pernikahan ini? Menikah muda dan bahagia adalah dua kata berbeda. Pernikahanku justru merenggut segalanya, ia me...