kita HONEYMOON ?

25.7K 412 7
                                    


Pukul 8 malam,  Ayana baru tiba di Apartemen dan langsung di sambut dengan pelukan hangat Dimas begitu ia menutup pintu.

Ayana kaget, "Ke...  Ke... Kenapa?"  tanya Ayana.

Dimas langsung melepaskan pelukannya, "Sukurlah kamu baik-baik aja" kata Dimas.

Ayana mengamati pakaian Dimas yang masih mengenakan pakaian formal. Dia nunggu aku? Tanya Ayana dalam hati.

Ayana diam tak merespon ucapan Dimas. Ia masih berdiri membelakangi pintu masuk dengan baju sabrina dan jeans birunya yang mulai lecek.

Dimas menatapnya lekat, "Maaf" ujar Dimas tertunduk lesu.

Ayana tersenyum sinis lalu melenggang menuju ke kamarnya. Dimas mengikuti  Ayana dari belakang. Beberapa langkah berikutnya Dimas berdiri tepat di hadapan Ayana.

Ayana menatapnya serius, "Aku tau pernikahan ini terpaksa aku juga sadar siapa aku tapi tolong sedikit aja kamu ngerti perasaan aku.  Kamu udah ngerampas semua yang aku punya. Mulai dari karir, kebebasan, temen-temen, bahkan Ryan" ungkap Ayana berapi-api dengan bahasa tubuh yang mengisyaratkan rasa kecewanya, "dan sekarang kamu kembali dekat sama mantan kamu memang bukan urusanku tapi... " Ayana terunduk tak sanggup melanjutkan sepatah katapun.

Ayana menghela napas berat lalu duduk di tepi ranjang kamarnya.

Dimas menatapnya dengan penuh penyesalan, "Maaf,  aku salah" kata Dimas menarik sebuah kursi dan duduk di hadapan Ayana, "Aku memang terpaksa ngejalanin ini semua, Manda memang masih ada dibenakku"

Ayana menatap Dimas begitu nama Manda di sebut, "Tapi aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup" tandas Dimas.

Deg!

Ayana merasa jantungnya sedikit bergetar mendengar ungkapan dari Dimas. Ia langsung menghela napas dan memalingkan wajahnya.

Dimas masih menatapnya, "Aku minta maaf kalau sampai bikin kamu kehilangan semua yang kamu punya"

Ayana tertunduk menumpukkan telapak tangan di atas paha, "Aku memang masih menyukai Ryan, pernikahan kita memang bukan keinginanku tapi aku tidak ingin menjadi janda" ucap Ayana tanpa menoleh.

Dimas terheran, bagaimana Ayana bisa berpikiran sejauh itu? Ia yang mulanya serius justru terkekeh mendengar Ayana yang mengatakan kata Janda.

Aku memang terpaksa, tapi tanggung jawabku sebagai suamimu mengalahkan semuanya.

Ungkapan itulah yang selalu Dimas tanamkan dalam hati dan pikirannya tapi Ayana malah berpikiran jauh dari apa yang ia pikirkan.

Dimas tersenyum simpul, "Apa?  Janda?"  tanya dimas sembari terkekeh

Ayana merengut, "Aku serius!" ucapnya dengan nada tinggi namun terdengar mengemaskan di telinga Dimas.

Dimas menatap Ayana lekat-lekat, "Aku memang gak suka kamu bukan berarti aku akan mengakhiri pernikahan kita" jelas Dimas dengan mata menatap Ayana.

Pupil mata Ayana membesar begitu ditatapnya mata Dimas yang  juga menatapnya. Pipinya merah tersipu malu ia memalingkan wajah agar Dimas tak melihatnya.

Melihat respon tubuh Ayana yang tak mau menatapnya, Dimas bangun mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi tanpa sepatah katapun,  ia terkekeh mengingat Ayana yang begitu menggelitik. Ia menggantukan handuknya dan berdiri di bawah shower dengan guyuran air yang cukup dingin. Selesai membersihkan badan,  Dimas menyambar handuk dan keluar dari kamar mandi. Tanpa ada niatan dan unsur sengaja Dimas keluar tepat saat Ayana berdiri di depan cermin sembari mengangkat bajunya.



UNFORGETTABLE WEDDING (DIPAKSA MENIKAH ganti Judul) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang