bab 2||edgar

125 9 3
                                    

Sudah 1 bulan lia berada di kelas barunya itu, banyak teman juga ia sudah mengenalnya. Namun tak banyak pula yg mendekatinya. Mereka mendekati nya jika mereka ingin berteman dengan eva. Seperti sekarang lia tengah membaca novel milik eva yg di pinjamkan nya, sedangkan eva tengah ke toilet baru saja keluar. Seorang gadis mendekatinya dan duduk di samping nya membuat lia menoleh.

"Hayy. Lo suka baca?" Tanya gadis itu lia hanya mengangguk sembari tersenyum manis.

"Mau baca?" Tawarnya namun gadis itu menggeleng.

"Seberapa dekat kamu dengan eva" lagi lagi lia di tanya tentang eva. Lia hanya bergumam gadis itu sedikit dongkol karna pertanyaan nya di jawab gumaman.

"Eva suka makanan apa kamu tau" lia menyerah ia menatap gadis itu dan membaca name tag nya. Ia ingat gadis itu linda gadis yg meminjamkan roknya pada eva saat awal masuk kelas.

"Aku ga tau lin. Coba kamu tanya sendiri saja" ujar lia masih dengan senyum nya. Linda tampak mengangguk lalu terdiam.

"Lin sini deh ngapain di situ sendiri kesini napa" tanpa pamit linda meninggalkan lia sendiri.

'Sendiri ya, perasaan ada aku di sini' gumam lia lalu menggeleng sembari tersenyum miris. Tak lama eva datang dengan tangan yg menenteng kantong kresek.

"Yuk makan" ajak eva, lia menyirit melihat kantong kresek tersebut.

"Bukan nya kamu ke toilet ya kok bawa makanan, kantin nya udah pindah ke toilet" sindir lia membuat eva cengengesan.

"Iya gue ke toilet tapi belok ke kantin. Nih makan roti nya, aku juga beli susu kotak rasa cokelat kesukaan lo"

"Makasih nia" eva mengangguk dan menyuapkan roti itu pada lia. Dengan senang hati lia menerimanya.

"Nia, tadi linda tanya makanan kesukaan kamu." Adu lia membuat eva menatap lia intes.

"Aku ga tau jadi aku jawab aku ga tau, biar dia tanya sendiri ke kamu" lanjut lia, tampak eva acuh dengan pembahasan nya.

"Tugas lo udah belum am" tanya eva tanpa peduli aduan lia tentang linda.

"Nih, aku baru sampai nomor 10, 5 nomornya kamu ya" eva tampak mengangguk dan mulai menyalin jawaban lia ke bukunya.

Tak lama seorang pria mendekat dan berdiri tepat di samping eva. Dia edgar, pria yg suka sekali mengganggu anak perempuan. Tidak semua hanya lia yg tidak pernah ia ganggu.

"Minta jawaban donk va" eva menutup bukunya juga lia dan menatap tajam edgar.

"Mikir sendiri lah, punya otak lo kan" serkah eva tak suka.

"Jawaban nya punya ni anak kan. Siapa namanya gue lupa" lia melirik sekilas pria yg baru datang bernama fahmi.

"Kamu mau minta jawaban aku?" Tanya lia namun tak di gubris oleh edgar maupun fahmi mereka hanya meminta pada eva. Lia menghembuskan nafasnya kasar dan kembali membaca novel milik eva.

Keributan pun terjadi antara eva dan edgar.

"Lo mikir lah dia nanya kenapa ga di jawab lo punya hati ga sih" ujar eva sedangkan edgar menatap malas lia yg berada di samping eva.

"Dia aja biasa aja ga gue jawab kenapa lo sewot" sinis edgar sembari mengipasi wajahnya dengan buku milik lia.

"Kembaliin bukunya bego" edgar menjauhkan bukunya membuat eva geram.

"Biarin aja nia, ga enak ribut ribut di kelas" ucap lia mencoba menenangkan eva.

"Ck, caper" gumam abar cowo yg duduk tak jauh dari eva.

"Siapa yg lo bilang caper?" Tanya eva mendekat pada abar yg tengah memainkan ponselnya.

Sreet...

Sekali gerakan ponsel itu berada di tangan eva. Dengan senyum kemenangan nya ia menatap abar remeh.

"Lo kenapa sih perduli banget sama tu cewe, lagian apa penting nya dia di hidup lo sih" abar pun angkat bicara dengan malas.

"Ini hidup gue, siapa lo ngatur ngatur. Gue makan gue minum ga minta lo kok" ucap eva. Sebuah tangan menggenggam lembut tangan eva membuat eva menoleh ke lia yg menggenggam tangan eva.

"Udah nia kembaliin. Duduk aja bukunya udah di kembaliin kok." Ujar lia lembut, akhirnya eva mengembalikan handpone abar dan kembali duduk bersama lia.

Eva menoleh pada lia yg tengah menulis di buku, eva menengok sebentar membuat ia menyirit.

"Am bukan nya lo udah nulis yg ini ya. Tadi juga gue nyontek" lia tak langsung menjawab ia menyibukan diri dengan mencatat kembali yg ada di buku paket.

"Amel lo denger kan gue ngomong" lia mengangguk dan tersenyum. Namun ia masih bisu.

"Amel kenapa nulis lagi mana buku lo yg tadi gue pegang" lia masih diam sembari menahan air matanya agar tak turun.

"Amel" bentak eva membuat lia menoleh dan menatap eva dengan mata sedikit berair.

"Buku nya ada kok nia. Kamu mending cari aja jawaban nomor 11 sampe 15" ujar lia sembari tersenyum manis dan kembali menulis karna waktunya pun hampir habis.

Eva menggeleng lalu merogoh laci meja lia dan menemukan buku yg tadi dirinya pinjam dengan keadaan tak utuh. Buku itu terbagi menjadi 3 eva menatap lia dan buku itu bergantian. Lia diam ia hanya tersenyum tipis saja.

"Siapa?"

"Siapa apa nya? udah nia buang aja ke tong sampah lagian materinya ada di buku lain juga kok aku udah salin semalam." Eva geram dengan lia. Bagaimana bukunya rusak ia malah menyuruh buang heyy bahkan ia bilang materinya sudah di salin apa dia sering menerima perlakuan ini.

"Am. Maafin gue ya nanti gue ganti bukunya deh" ujar eva namun lia menggeleng keras.

"Ga usah nia. Aku masih mampu beli kali. Lagian bukan salah kamu" ujar lia tersenyum tulus pada eva.

Flassback on

Saat eva tengah berdebat dengan abar, lia berdiri ingin meminta bukunya yg ada pada edgar, buku itu tengah di gulung menjadi alat pemukul untuk memukul fahmi berkali kali.

"Emm edgar, buku aku.." belum sempat lia melanjutkan ucapan nya fahmi menyela dengan tangan bersedekap dada di depan lia.

"Apa"

"Emm.. a-aku mau minta buku ku sama edgar" ujar lia. Edgar maju menunjukan buku lia.

"Ini??" Lia mengangguk.

Sreet
Sreet
Srreeet...

Buku itu di robek dengan mudah oleh edgar menjadi 3 bagian. Lalu memberikan pada lia. Lia menerimanya lalu kembali ke bangkunya. Setelah itu ia melihat perdebatan eva juga abar membuat ia menggenggam tangan eva mengajak nya untuk kembali duduk.

Flassback off

Eva mengeram marah mendengar cerita lia. Tadi lia di paksa eva untuk bercerita mau tak mau lia pun menceritakan kejadian itu.

"Udah nia. Mending kamu ke kantin dulu sama linda, tadi kan linda ngajakin. Aku mau selesein ini dulu" karna jam istirahat sudah tiba lia menyarankan eva untuk ke kantin. Ia belum bisa ke kantin sebelum bukunya ia tumpuk.

"Enggak gue mau nemenin lo di sini" lia menggeleng ribut sembari mencurutkan bibirnya.

"Nia.. nia punya mag nia harus makan. Cepetan gih ke kantin" ujar lia.

"Linda nih, nia mau ikut ke kantin. Eh, eva mau ikut ke kantin" ujar lia memanggil linda membuat linda tersenyum.

"Ayo eva kita ke kantin" ajak linda menarik tangan eva.

"Tap..." belum sempat ia berbicara linda sudah menarik tangan eva terlebih dahulu membuat mau tak mau ia pergi ke kantin bersama linda.

peran FIGURAN (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang