bab 4||peran lia

100 9 0
                                    


Aku famelia angeleo. Aku gadis yg sering mereka anggap ada dan sering mereka anggap tak ada. Bukan hanya kehadiranku, namun juga jejak aku, mereka tak menyadari itu. Aku gadis yg beruntung, mereka tak mengusikku, mereka diam seolah aku ini angin, hal yg menyakitkan saat tak di anggap adalah ketika tak tau apa apa namun menjadi korban.

***

Jam olahraga telah usai 5 menit yg lalu. Mereka di beri waktu 15 menit untuk istirahat dan berganti baju. Lia dan eva tengah berjalan menuju kelas setelah mengganti seragam nya, sesekali mereka tertawa entah apa yg di tertawakan. Di jalan mereka berpapasan dengan edgar,fahmi,roby,abar dan zidan mereka menghalangi jalan keduanya.

"Ikut kita" edgar dengan kasar menarik eva menuju taman belakang sekolah, di sana sepi.

Lia tak membiarkan eva di bawa ia mengikuti walau yakin mereka tak akan menganggapnya ada. Di sana eva mencoba melepaskan diri dari edgar yg memegangi lengan nya. Lengan nya bahkan sudah merah karna edgar terlalu kuat mencengkeram nya.

"Ada apa sih, kalian bisa bicara baik baik. Gue ga akan kabur kalo cara kalian ga kasar kaya gini" lia ingin mendekat namun tiba tiba seseorang merangkulnya. Ia terkejut, saat melihat abar merangkulnya sembari melihat perdebatan edgar dan eva.

"Gue cuma mau minta sesuatu aja sih" ujar edgar.

"Apa?" Serkas eva.

"Gue mau lo jadi pacar gue selama 1 minggu" sontak eva melotot. Ia bahkan tak tertarik dengan edgar sama sekali

"Gue ga mau lah, lo pikir perasaan itu mainan" tolak eva membuat edgar mengeram marah. Walau edgar tampan tapi eva tengah menjaga 1 hati, ia juga tak mau hanya menjadi bahan taruhan.

"Gimana menarik ga" di saat eva dan edgar tengah berdebat, lia menatap abar tajam.

"Kamu jadiin nia taruhan?" Abar mengangguk enteng.

"Lo kesini buat ikut jadi uji coba?" Lia menegang saat hembusan nafas abar berada tepat di lehernya.

Lia menjauhkan diri dari abar namun tiba tiba pergelangan tangan nya di tarik paksa membuat ia mau tak mau mengikuti langkah lebar abar, koridor mulai sepi karna bel sudah berbunyi, lia was was saat abar membawanya ke gudang.

"Abar kamu bawa aku kemana?" Abar diam dia membawa lia hingga masuk ke gudang dan menutup pintu gudang rapat rapat.

"Lo diam di sini. Gue akan jadiin lo bahan taruhan biar eva terima jadi pacar edgar." Lia menggeleng tak percaya.

"Kamu jadiin aku sandra. Aku ga mau abar. Aku mau keluar" lia melangkah menuju pintu namun tangan nya di tarik membuatnya berbalik menubruk dada bidang abar.

"Diam dengan sendirinya atau gue paksa lo untuk diam" lia menjauh ketika abar mengelus pipinya. Rasa takut menjalar ke padanya.

Kenapa ia menjadi korban, di sini ia hanya pengamat, tanpa kata lia mendudukan diri di kursi yg ada di sana. Pikiran nya berkecamuk. Ia memikirkan eva yg mau menerima edgar, tak tega rasanya jika eva benar benar menjadi pacar edgar. Pria yg semena mena pada perempuan edgar lah orangnya.

"Huhh.. aku memilih tak di anggap dari pada di anggap menjadi sebuah sandera untuk melancarkan aksinya" gumam lia sembari terkekeh.

Abar menatap intes lia yg duduk di bawah sorotan lampu sembari bergumam dan terkekeh. Ia juga baru sadar jika gadis yg ia sandra adalah lia.

"Aku lebih suka kalian acuh denganku, seperti saat aku pingsan di koridor" gumaman itu keluar dari bibir manisnya.

Abar yg mendengar mencoba mengingat ingat, ia baru ingat saat itu ia berjalan dengan gadis seangkatan nya menuju kelas. Ia hanya melihat lia tergeletak namun tak membantunya. Abar masih diam, niatnya mengancam malah perasaan bersalah menyelimuti.

"Lo masih mau ngedumel di situ?" Lia menoleh bingung.

"Emang aku harus ngapain harus main ikat ikatan di kursi biar kaya yg di film film." Sahut lia sembari terkekeh.

"Kalau aja aku artisnya, mungkin film nya gak laku" abar diam ia memasukan ponselnya lalu mengulurkan tangan nya di depan lia. Lia menatap uluran tangan abar bingung.

"Kita keluar" sontak senyum itu mengembang dengan sangat lebar. Lia meraih tangan abar dan mengikuti abar keluar gudang.

"Emm.. emang nia udah terima edgar yah, sampe aku di keluarin gini" abar berhenti lia ikut berhenti karna tangan nya masih menyatu dengan tangan abar.

"Di saat lo jadi taruhan kenapa lo masih bisa ketawa?" Bukan menjawab lia malah menatap aneh abar.

"Apa salahnya ketawa, aku bisa ketawa kapan aja" ujar lia kembali terkekeh.

"Ayoo aku mau menyusul nia. Kalau kamu ga mau ikut lepasin tangan kamu" abar menggeleng dan kembali menarik lia menuju taman.

Di taman lia melihat edgar masih berdebat dengan eva. Lia melihat wajah eva yg merah lengan serta baju yg berantakan. Lia maupun abar sama sama terkejut. Ia kaget melihat zidan, fahmi, dan roby tersungkur dengan luka di masing masing bagian.

Lia berlari melepas paksa genggaman abar dan mendekati eva memeluknya dari samping, abar memukul wajah edgar membuat edgar tersungkur karna mendapat pukulan mendadak.

"Kamu apain eva edgar," lia berucap keras. Barulah mereka menyadari adanya sosok gadis bernama lia itu.

"Kamu cowo kenapa main kasar sama cewe. Nyali kamu jadi cowo di mana. Banci bahkan lebih baik dari kamu" entah keberanian dari mana pula lia mengatakan itu. Bagai tersambar petir edgar diam.

"Zidan boleh minta tolong bawa eva ke uks. Obati ya" ujar lia meminta tolong dengan air mata yg membanjiri pipinya. Zidan menggendong eva menuju uks.

"Lo siapa berani kaya gitu hah?" Edgar sudah bangun dari tersungkurnya dan menunjuk lia.

"Aku angin yg akan jadi penenang buat mereka yg punya masalah hidup yg rumit. Sekarang aku tanya apa yg udah kamu perbuat pada eva" kali ini di cerita eva dan edgar, lia menjadi figuran pendukung famale lead  'eva'

"Fahmi aku tanya cowo brengsek ini apain sahabat aku" fahmi terdiam sesaat lalu mendongak.

"Tampar..."

Plaaak

Abar, fahmi, maupun roby terkejut dengan lia yg menampar edgar, tak kalah kaget edgar pun menatap lia tak percaya.

"Terus?" Dengan mata menatap benci ke arah edgar lia meminta fahmi melanjutkan ucapan nya.

"Ngancam, dorong dan bentak" lanjut fahmi menatap lia yg diam.

"Aku ga akan ngelakuin itu, karna aku cuma gadis lemah. Tapi... kamu akan dapat hal yg sama saat sampai rumah nanti." Lia pun pergi meninggalkan mereka di ikuti abar yg mengikuti lia dari belakang.

peran FIGURAN (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang