Pagi ini lia tengah ada di ruangan nya dengan memainkan handphone dengan riang hingga mengacuhkan dea dan lio yg ada dalam satu ruangan bersamanya."Honeyy udah hp nya donk" ujar lio menarik tangan kanan lia lembut.
"Ntar beby sabar ihh" ujar lia menarik tangan kanan nya kembali.
"Mel lo mending makan buah aja ga usah kelamaan main hp mata lo nanti sakit" ujar dea menarik tangan kiri lia membuat lia mendengus sebal.
"Emang udah lo kupas?" Dea mengangguk lalu menyodorkan piring berisi berbagai buah yg sudah di potong serta di kupas.
"Reval mau?" Lio menggeleng lia kembali makan buah itu.
Namun beberapa saat kepalanya terasa pening dan sakit, berujung. Ia pun memegangi kepala dengan menjerit membuat 2 orang itu kelabakan. Buru buru lio menekan tombol merah di. Samping ranjang lalu mencoba menenangkan lia. Tak lama januar datang dengan suster di belakangnya. Suster itu menyuntik obat ke tubuh lia dan lia pun kembali tenang.
"Gimana dok keadaan lia?" Tanya dea kwatir.
"Anda..." ucapan januar menggantung.
"Dia kakak nya" jelas lio.
"Saat ini pasien akan tertidur mungkin untuk 1 jam kedepan. Benturan di kepala itu mempengaruhi nona lia. Mohon untuk jaga baik nona lia. Jangan di buat terlalu mengingat atau berpikir keras. Benturan itu membuat nona lia dapat merasakan sakit saat berpikir berat." Jelas januar.
"Apa bisa sembuh nu?" Tanya lio, sedangkan januar tersenyum ramah.
"Saya tidak tau fal. Kita lihat kedepan nya. Saya permisi" januar pergi dari ruangan lia. Dea menghembuskan nafasnya lalu menelvon angel untuk memberi tau keadaan lia.
"Halo bibi"
"Ya dea,, ada apa?? Apa ada keadaan darurat sampe kamu telvon bunda?" Ujar angel di seberang sana dengan menyebut dirinya bunda.
"Emm cuma mau ngabarin, tadi lia tiba tiba menjerit kepalanya sakit bi. Terus di periksa benturan di kepalanya yg memepengaruhi, bukan nya lia cuma ketusuk ya bund?"
"Nanti bunda tanya nia ya. Kamu jagain dulu lia, bunda lagi jemput afal, lia ga papa kan de?"
"Iya bund, ga papa kok udah tenang dia" panggilan itu pun terputus. Dea menatap lia yg tengah memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya dan membereskan buah yg berantakan di ranjang lia.
Satu jam kemudian.
Lia terbangun dari tidurnya lalu menatap sekeliling hanya ada dea yg tertidur di samping ranjangnya.
"Dea.. bangun..." dea pun bangun mengerjapkan matanya menatap lia.
"Lo udah bangun?"
"Belum masih merem" ujar lia mendatarkan wajahnya.
"Lo mending pulang sana. Gue neg liat muka lo" usir lia membuat dea terkekeh.
"Akhirnya lianya gue kembali. Kemana aja lo hmm?"
"Tersesat di belahan dunia laen"
"Naik apa. Ke sana?"
"Terbang"
"Mau ikut lah li"
"Diem deh lo deamblung"
Perdebatan itu berlangsung hingga angel datang bersama eva cia dan seorang gadis yg sangat lia kenali.
"Ciaa come back ane sayang" pekik cia lalu memeluk lia dan di balas pelukan hangat, namun baru beberapa detik pelukan itu di lepas paksa oleh dea.
"Ga usah peluk peluk" ketus dea menatap tajam cia.
"Ciiee ponakan bibi cemburu" goda angel menoel pipi dea sedangkan seisi ruangan tergelak dengan tingkah dea.
"Hay ane" sapa gadis berambut pirang itu
"Hay bestie. Lama ga ketemu, terakhir di bandara kan fi?" Fia mengangguk .
"Maafin aku ya an. Aku sebenernya ga bermaksut gitu aku cuma mau mastiin perasaan aku waktu itu"jelas fia.
"Ah bunda lupa nia. Apa lia ga cuma ketusuk juga kebentur ya?" Tanya angel eva hendak menggeleng namun kemudian teringat saat ia mengerem mendadak.
"Ahh iya ke dasbord mobil kan am?" Lia dengan santai mengangguk dengan memakan apel utuh yg sudah di pastikan sudah di cuci.
"Emang kenapa bund?" Tanya cia.
"Tadi lia gue, sempet sakit kepala terus abis di periksa, lia gue, ternyata sakit di bagian kepalanya..." sontak tonyoran mendarat di kepala dea kasar membuat dea terjatuh ke lante.
"Lo demen banget nyiksa gue lia" gerem dea menatap tajam lia
"Lagian lo jelasin kok muter muter tinggal bilang aja gue sempet sakit kepala dan abis di periksa dokter bilang sakit di kepala itu pengaruh dari benturan di pala gue susah amat" jelas lia.
"Am, cara bahasa lo kok berubah. Dulu lo suka pake kosa kata aku-kamu sekarang jadi lo-gue ini alur gimana sih?" Ujar eva bingung.
"Kalian jangan bocorin biarin autor nentuin" sahut angel yg tengah duduk sante di sofa bersama cia mereka tengah membagi makanan.
"Bun itu coklat lia" ujar lia menatap datar coklat yg menjadi rebutan angel dan cia.
"Bunda minta dikit"sahut angel.
"Aku juga minta sedikit an" cia menyengir dengan 2 bungkus coklat di tangan nya.
"Am lo belum jawab pertanyaan gue loh" eva tak memperdulikan mereka ia masih bingung pasal perubahan lia yg menjadi bar bar setelah bangun dari koma.
"Jangan jangan lia transformasi"celetuk dea ngaur.
"Transmigrasi dodol" sahut eva dan lia bersamaan.
"Nah iya itu"
"Kebanyakan baca novel lo. Ini gue syuu.. ini lia lo yg dulu dasar kampret " maki lia kesal.
"Lia ucapan mu" lia nyengir ketika suara bernada peringatan itu tertuju padanya.
"Say sorry bundaku sayang" ujarnya cengengesan
"Ga usah ketawa lo monyet" dea meraup wajah lia.
"Awas ihh tangan lo bau terasi"dea pun mengendus telapak tangannya. Ia sih sedikit bau terasi.
"Enak aja wangi gini kok kaya ketek nya cinderella" dea tak mau kalah kalau urusan bertengkar dengan lia. Sudah lama ia tak melakukan ini.
"Emang lo tau ketek cinderella itu sewangi apa?"
"Tau semerbak bunga di taman"
"Kalo taman nya taman sampah ya bukan wangi busuk donk hahaha" dea mendengus sebal. Ia kalah berdebat dengan lia seperti biasanya. Dengan wajah kesal ia mendekat pada angel dan mengadu.
"Bibii liiaat, liaa" rengek dea.
"Iya lia cantik de" sontak tawa dari lia dan ke 3 cs lia terdengar di telinga dea.
"Sini beb lo frustasi amat sih?" Lia merentangkan tangan nya namun dea malah membuang muka.
"Ga mau lo belum mandi" gelak tawa pun kembali terdengar di ruangan serba putih itu dengan sang empu lia memberenggut sebal.
"Gue udah mandi ya"sungut lia dengan bibir yg di manyunkan.
"Kapan am?" Eva menyahuti dengan tawa yg ia tahan.
"Di mimpi huuhh" lia pun menutup seluruh wajahnya dengan selimut biru khas rumah sakit itu. Dan tawa kembali terdengar, bahkan dea sampai guling guling memegangi perutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/303656184-288-k759303.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
peran FIGURAN (END/TAMAT)
Teen FictionJudul: peran figuran Di kisahkan seorang gadis yg berperan sebagai figuran atau pelengkap yg berteman dengan seorang gadis most wented grill yg dapat di kenal populer. Kisah bagaimana di perlakukan bagai angin yg tak terlihat, dan di jadikan alat un...