FlassbackDi sebuah rumah besar terdapat banyak orang yg tengah berkumpul. Begitupun seorang gadis kecil yg duduk di antara orang tua nya, bagai peri kecil, gadis itu menjadi sorotan para orang di dalam rumah itu.
"Vio, kita kesana yook. Aku mau nemuin famelia" ujar gadis kecil yg berdiri tak jauh dari kerumunan.
"Ga mau dea, aku benci famelia, dia selalu menjadi sorotan di keluarga, liat mama ku. Dia bahkan tak memperdulikan aku yg duduk di sini."ujar viona kecil menatap tajam lia yg tengah duduk di pangkuan mama viona.
"Ya udah, biar dea yg kesana sendiri" dea pun meninggalkan viona yg menatap benci lia.
1 tahun berlalu
Sejak saat itu lia dan dea suka menghabiskan waktu bersama. Mereka melupakan sosok viona yg berstatus kembaran dea, viona hanya melihat lia dan dea bermain kejar kejaran dari atas balkon kamar nya.
Sedangkan di bawah lia kecil tak sengaja melihat seluit viona di balkon kamar anak di masion utama, membuatnya menghentikan acara larinya.
"Dea. Yg di atas sana siapa? Kenapa ga mau ikut main sama kita?" Tanya lia polos menunjuk viona yg ada di balkon menatap mereka.
"Dia viona, famelia, viona membencimu, dia bilang padaku jika kamu selalu menjadi sorotan keluarga yg membuatnya membencimu" ujar dea.
"Ayoo kita ajak vio main" lia menarik dea menuju lantai atas. Dan membuka kamar anak secara kasar membuat viona yg berada di dalam terpejerat kaget.
"Vio ayo main" ajak dea namun viona memalingkan wajah ketika netranya bertubrukan dengan lia.
"Aku ga mau main sama dia, dia jahat ambil mama dari aku"ujar viona menunjuk lia dengan tatapan bencinya.
"Vio, aku ga ambil mama kamu. Mereka yg mau main sama aku." Ujar lia membuat amarah viona meninggi.
"Pergi kamu aku ga suka berteman sama kamu." Teriak viona mendorong lia lalu mengeluarkan sebilah pisau yg entah dapat dari mana dia.
"Vio jangan" pekik dea bersamaan dengan teriakan lia yg takut.
"Aku mau kamu pergi, biar aku yg menjadi sorotan mereka, aku lebih pantas" ujar viona berjalan mendekat ke arah lia yg sudah pucat pasi.
Jleeb
Pisau yg di pegang viona kini sudah menusuk perut lia. Lia menjerit kesakitan sedangkan dea menutup matanya menangis. Saat viona tersadar ia kaget dengan apa yg ia lakukan pada lia. Tak lama para orang tua datang dan terkejut melihat lia yg terbaring tak berdaya bersimpuh darah dengan sebilah pisau yg masih menancap di perutnya, dengan viona yg berdiri dan bercak darah di tangan serta dea yg menangis histeris di pojok ruangan.
"VIONA APA YG KAMU LAKUKAN" teriakan menggelegar sang kakek membuatnya takut. Buru buru leon membopong lia di ikuti angel menuju rumah sakit. Sedangkan dea di tenangkan oleh sang nenek, viona kini menunduk sembari menangis di marahi sang kakek.
"Zergan temui aku dan bawa kedua anak ini setelah kita tau keadaan cucuku" perintah sang kakek pada papa viona.
"Iya ayah. Viona ikut papa" viona mengikuti sang papa, lalu menatap. Vella-mama viona yg menatap kecewa dirinya.
Bebarapa bulan kemudian.
Lia kini tengah bermain di taman bersama dea cia juga fia. Mereka bermain dengan riang, tiba tiba viona mendekat ikut bermain, tanpa mereka ketahui viona memiliki rencana buruk terhadap lia. Dia sengaja menendang bola ke tengah jalan.
"Yaah bola nya ke jalan" keluh cia.
"Famelia ambilin donk" perintah viona dengan nada di buat buat.
Dengan nurut lia mengambil bola itu namun siapa sangka, ada mobil melaju dengan cepat kearahnya, vella yg melihat itu segera bergegas menolong lia yg membuat dirinya yg tertabrak dan terpental beberapa meter dari tempat kejadian. Yg membuat nyawanya tak tertolong.
"Mama bangun mama... mama maafin vio, ini salah vio, vio yg mau lia pergi. Mama bangun" ujar viona menggoyangkan tubuh vella.
"Vio. Ma-ma... kecewa... sa-ma.. kamu..." ujar vella sendu dengan nafas tersedat sedat.
"Tante vella. Maafin lia tante. Tante bangun" pekik lia menangis di samping vella yg sidah tak berdaya.
"Mama jangan tinggalin dea.. dea ga mau sendiri"dea menangis histeris
Tak lama datang ambulance dan langsung membawa vella ke rumah sakit, namun sayang beribu sayang, vella tak dapat di selamatkan sebab darah yg keluar terlalu banyak, ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan tatapan kecewa menuju viona.
Sejak saat itu, zergan memutuskan mengirim viona ke luar negri untuk waktu yg lama, sedangkan lia diagnosa mengalami trauma berlebih atas kejadian yg menimpanya. Dengan bantuan psikologis lia dapat di sembuhkan walau jika melihat hal yg memicu trauma itu, akan kembali mengalami gangguan mental.
Flassback off
KAMU SEDANG MEMBACA
peran FIGURAN (END/TAMAT)
Teen FictionJudul: peran figuran Di kisahkan seorang gadis yg berperan sebagai figuran atau pelengkap yg berteman dengan seorang gadis most wented grill yg dapat di kenal populer. Kisah bagaimana di perlakukan bagai angin yg tak terlihat, dan di jadikan alat un...