bab 12||perasaan sahabatku

418 16 8
                                    

Di kamar yg bernuasan hijau rumput dengan dekorasi indah, juga interior interior yg menjadi hiasan indah ini nampak gadis cantik yg tengah tertidur pulas layaknya seorang bayi yg terlihat lucu dan menggemaskan.

"Ck, sungguh mempesona rupamu" gumam seorang gadis yg baru saja datang di kamar itu.

"Ane banguunn heyy. woke up I came instead of being greeted you even slept" pekik gadis itu sembari menggoyangkan tubuh gadis yg di panggil ane itu.

(bangun aku datang bukannya di sambut malah tidur)

Euugghhh

Hanya lengguhan kecil yg di keluarkan gadis bernama ane itu. Membuat gadis yg tengah berdiri kini menggeram kesal.

"Gimana fia? Lia mau bangun?" Tanya seorang wanita parau baya yg datang membawa nampan berisi sarapan pagi.

"not aunty, don't want to wake up, even though I woke up"ujar gadis bernama fia itu sembari mencerutkan bibir kesal. Sedangkan wanita parau baya itu yg tak lain tak bukan adalah killa, terkekeh gelii.

(Belum tante, tak mau bangun, padahal sudahku bangunkan)

"call me mama i'm not your aunt fia" sahut killa membuat fia cengengesan.

(Panggil aku mama, aku bukan bibimu fia)

"sorry mom i forgot" sahut fia. Ternyata obrolan keduanya mwmbuat lia gadis yg tidur itu terbangun..

(Maaf mama, aku lupa)

"Hooaammm... mama ngapain di kamar lia? Emm maah, dia mau jemput aku ke neraka ya. Mukanya garang banget" ujar lia dengan polos menunjuk fia, membuat gadis itu melototkan matanya.

"hey I'm your best friend, did you forget me sweet?" Sahut fia. Namun lia hanya mengangkat bahu acuh dan berlari menuju kamar lio melewati pintu yg terhubung langsung ke kamar lio yg ada tepat di sampingnya.

(hei aku sahabatmu, apakah kamu melupakanku manis?)

"Anak itu. Dia sedang dalam mood buruk. Ayook mama ajak kamu ke bawah dulu nanti kalau setelah menemui lio dia pasti akan gembira lagi" ujar killa memberi pengertian pada fia. Fia yg sudah tau itu hanya mengangguk mengikuti killa menuju dapur. Yg sebelum nya menaruh nampan berisi sarapan lia ke kamar lio.

Kini di ruangan bernuasan gelap itu di atas ranjang yg berwarna hitam lia tengah memeluk pria, tak lain tak bukan adalah lio. dengan manja sembari menggumamkan kata mengantuk.

"Ngantuuk abang hiihh" gumam nya untuk kesekian kalinya.

"Woke up honey. Sahabatmu menunggu di bawah" ujar lio namun lia malah menggeleng ribut di dada bidang nya membuat sensasi geli menjalar di tubuhnya.

"Abaangg lia ngantuk tau semalem abang ajak lia nonton buat lia ga bisa tidur cepet" adunya sembari kembali merebahkan diri dengan memeluk perut lio.

"Ya sudah sarapan dulu mau di suapin honey" lia menggeleng ia tidak mood sekarang karna tidurnya di ganggu.

"Ya sudah ayok turun ke bawah kasian sahabatmu menunggu" putus lio.

"Gendong" mau tak mau lio harus menggendong lia. Untungnya masion papa nya ini ada lift hingga tak harus menuruni tangga.

Di ruang tamu terlihat fia tengah memakan camilan kering di toples dengan mata menatap layar ponsel, juga televisi yg menyala menangkan sebuah iklan.

Pletak

Jitakan halus itu mendarat di kepalanya membuat fia menoleh dan mendapati lio dengan lia di gendongan nya.

"Ngabisin listrik lo" ujar lio membuat foa cengengesan.

"Uang om firman banyak bang. Ga akan kehabisan listrik" ujar fia santai membuat lio mengelus dada banyak banyak.

Tak lama lia turun dari pangkuan lio dan memeluk sahabatnya itu dari samping. Membuat fia terkejut. Namun sedetik kemudian ia tersenyum lembut.

"I miss you so much fia." Gumam lia lirih. (Aku sangat merindukanmu fia)

"Too sweet. Kamu belum mandi? sana mandi dulu bau niih" ujar fia sembari meledek lia. Sedangkan lia memberenggut kesal melihat tingkah jahil sahabatnya itu.

"Sella makin sini makin nyebelin yah. Perasaan lia udah baik tapi tetep aja sella nyebelin" ujar lia membuat fia melotot mendengar pengubahan panggilan nya.

"sorry sweetie I was joking earlier. don't call me sella i feel like your aunt" ujar fia sembari terkekeh ringan.

(maaf sayang aku bercanda tadi. jangan panggil aku sella aku merasa seperti bibimu)

"Abang apa kabar, fia ga pernah liat abang di rumah" tanya fia kepada lio. Lio hanya menjawab singkat. Lia menatap lio intes lalu berdiri menuju kamar tanpa mengucapkan kata kata.

Lia tak bodoh tidak menyadari tatapan kagum fia yg di tujukan untuk lio. Ada rasa cemburu tersendiri ketika fia bertanya menggunakan kata abang.

Skiipp.

Selesai mandi lia pun turun dengan rambut basah dan handuk kecil di tangan nya. Lia menatap sekeliling dan mendapati lio juga fia tengah bertukar cerita. Tak mau mengganggu lia pun pergi menuju dapur menemui killa.

"Maam" panggil lia lirih. Killa yg merasa terpanggil menoleh menatap heran lia.

"Kenapa hmm?" Tanya killa lembut. Lia duduk di samping killa dengan senyum manisnya.

"Sini mama bantuin keringin" lia hanya membiarkan killa mengeringkan rambutnya lia masih menatap killa penuh harap dengan senyum manis nya. Tapi matanya mengeluarkan air mata kala mengingat kecemburuan nya pada lio.

"Sayang kenapa menangis?someone hurt you?(seseorang menyakitimu) Katakanlah! let mom teach her a lesson!(biarkan mama memberinya pelajaran!)" Ujar killa ketika melihat air mata lia turun dan membantu menghapusnya.

"mama, what if mama's best friend likes papa. Will Mama let her go? or keep Papa?" Pertanyaan yg lia lontarkan membuat sekujur tubuh killa menegang. Killa mengingat kejadian di mana masa mudanya. Ia juga tak mau lia merasakan perasaan seperti dirinya.

(Mama, bagaimana jika sahabat mama menyukai papa. Akankah Mama melepaskannya? atau pertahankan Papa)

"Sayang... apa yg ada di pikiranmu sampai kamu bertanya seperti itu pada mama." Tanya killa lembut mencoba tenang walau ia sudah menebak hal yg semoga tidak terjadi.

"looks like my best friend likes lio" ujar lia menatap lurus di mana lio dan fia tengah bertukar cerita di depan televisi yg kebetulan terlihat jelas dari meja dapur.

(sepertinya sahabatku menyukai lio)

Killa mengikuti arah pandang lia ketika mendengar jawaban gadis itu setelah mengubah kata abang dengan menyebut nama saja.

"Jangan di pikirkan. Lio milikmu seutuhnya beby" ujar killa menenangkan lia. Lia mengangguk dan memeluk killa sayang

Lia berasa kini ia tak perlu kwatir. Karna lio ada di pelukan nya, dan tidak mungkin sahabatnya menusuknya dari belakang.

"Ada apa niihh peluk peluk ga ajakin aku" ujar fia yg baru saja datang bersama lio yg kini sudah duduk di samping lia.

"Ga papa fia. Lia cuman pengen peluk mama"ujar lia lalu melepas pelukannya ketika lio menariknya.

"Apa sih re sakit tau" lio menyirit heran ketika lia mengubah panggilan nya dengan re tanpa menggunakan kata abang.

"Kamu marah sama aku?" Tanya lio sedangkan lia acuh kan pergi menarik fia sebelumnya ia menyempatkan menyecup pipi killa.

"Dia cemburu karnamu son" ujar firman yg baru saja datang.

"Papa tau dari mana, kan papa baru dateng" tanya lio heran.

"Dulu mamamu juga begitu"sahut firman membuat killa mencubit paha firman sedikit keras membuat sang empu meringis.

peran FIGURAN (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang