bab 11||eva dan kawan barunya

87 7 1
                                    


Pagi ini di indo, tepatnya di sekolah yg di tempati eva, dia tengah duduk sendiri tanpa seorang teman, ia tak memperbolehkan siapa saja duduk dengan nya, terlebih itu linda. Ia pasti akan memarahinya. Semenjak perginya lia eva menjadi pribadi yg dingin, bahkan tak segan membuly orang yg mengusiknya.

Hari ini seperti biasa, eva duduk dengan tenang menunggu guru datang, edgar sudah jarang menjahili eva setelah insiden tangan nya patah karna di printir gadis itu.

Tak lama guru datang dengan seorang gadis cantik di belakangnya. Namun hanya beberapa yg menyadari itu, entah karna apa pula. Gadis itu tersenyum walau ia melihat hanya beberapa yg sadar akan kehadiran nya.

"Dengar semuanya" para murid yg tadinya asik sendiri pun menoleh ke arah guru.

"Kalian kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan nama kamu" gadis di sampingnya mengangguk. Setelah mendengar ucapan guru, baru mereka sadar ada anak baru di kelasnya.

"Hayy semua, perkenalkan namaku syakilla armecia A, kalian bisa panggil aku illa" ujar syakilla memperkenalkan diri.

"Baik syakilla kmu bisa duduk di bangku kosong itu" syakilla mengangguk dan melangkah menuju bangku kosong itu. Tepatnya bangku di samping eva.

"Emm... permisi boleh aku duduk di sini?" Eva yg tengah melamun pun mendongak menatap bingung syakilla, lalu mengangguk dengan polos. Syakilla pun duduk di samping eva.

"Hayy.. aku illa nama mu?" Tanya syakilla membuat eva benar benar tersadar.

"Aku evania lestari ayudian. Lo mirip kaya sahabat gue?" Syakilla tersenyum mendengar perkataan eva.

"Jadi aku panggil kamu siapa?" Tanya syakilla membuat eva menoleh.

"Eva" singkatnya lalu tersenyum tipis. Syakilla mengangguk dan memeriksa ponselnya ketika mendapat notifikasi. Guru sedang keluar membuatnya leluasa membuka handpone.

Preen together

Ane
[Cia gimana??

Fia
[Tenang atuh an. Cia pasti berhasil kok

Cia
Kamu ga perlu kwatir an. Aku bakal jagain dia kok》

Ane
[Bukan itu ci aku denger dia bener bener gila. Makanya takutnya kamu kena amok

Fia
[Yee ane. Lagian cia kan jago kaya kamu

Cia
Jago apa wong ga di anggep kok》

Fia
[Bukan kamu doank cia

Ane
[Hooh kita juga

Cia
Ehehe iya deng》

Read 2 by

Syakilla pun menyudahi chating rianya bersama 2 sahabatnya. Lalu menoleh pada eva yg menatap layar ponsel yg menampilkan gambar gadis cantik tengah tersenyum riang. Syakilla tau betul siapa gadis di foto itu.

"Nia. Emm maksutku eva,, dia siapa mu?" Ujar syakilla pada eva yg menatapnya datar.

"Dia sahabat gue. Dia pergi karna cape, dia nyari kebahagiaan dia. Dan sekarang lo ada di samping gue, gue jadi ngerasa dia sama kaya lo" ujar eva tanpa mengalihkan pandangan nya pada layar ponsel itu.

"Eva dulu aku punya teman. Dia sama sepertiku menjadi angin di setiap saat. Tapi kamu tau aku pindah ke sini juga ada alasan tertentu."eva menatap aneh syakilla.

"Kamu panggil aku cia aja. Kaya teman ku yg lain" ujar syakilla atau kita panggil cia ya.

"Kalo gitu lo boleh panggil gue nia" cia tersenyum dan memeluk eva. Eva membalas pelukan itu namun rasanya lain ketika mendapat pelukan gadis itu.

Kini eva maupun cia berada di kantin dengan bakso dan esteh di depan mereka. Sesekali mereka tertawa entah apa yg di tertawakan. Dari kejauhan edgar ddk menatap eva dan teman barunya yg ia ketahui nama nya illa. Abar dan zidan yg baru datang pun menuju meja eva. Beberapa hari setelah perginya lia, abar juga zidan jarang berkumpul dengan edgar ddk. Mereka berdua sering menghabiskan waktu dengan eva.

"Hay abar zidan." Sapa eva di balas senyum tipis keduanya. Sedangkan cia mengerutkan kening ketika melihat 2 pria ikut duduk di meja nya.

"Cia kenalin ini abar dan ini zidan mereka sahabatku" cia mengangguk walau sedikit bingung.

"Nia aku permisi mau ke toilet ya kebelet nih" nia mengangguk dan cia pun berjalan keluar menuju toilet.

Sampai di toilet cia menekan nomor seseorang dan dengan sekejap panggilan tersebut tersambung.

"Hallo cia" sapa orang tersebut dari suaranya bisa di katakan dia gadis.

"An kamu kenapa ga bilang ada 2 cowok yg deket sama nia sih. Aku tremor tauk" sahut cia dengan wajah memberenggut kesal.

"Ahaha... maaf cia, aku lupa kasih tau kamu. Lagian cuma cowok siapa tau salah satunya bisa kamu bawa ke pelaminan" sahut gadis itu.

"Ihh ane mah becanda muluk sih. Awas aja kalo balik aku tagih oleh oleh nya hehe" sahut cia dengan kekehan nya.

"Iya nanti 2 tahun lagi aku pulang" jawab gadis yg di panggil ane itu acuh membuat cia mendengus sebal.

"Betah amat di sana an. Ga kangen sama aku sama fia kamu?" Serkas cia.

"Iya nanti kalo udah waktunya aku pulang cia. Kamu yg sabar donk" cia pun mengangguk dengan polos dan terdiam.

"Cia kamu pingsan ya?" Pernyataan itu membuat cia tersadar kali sekarang ia tengah bertelepon yg tidak mungkin gadis yg di telepon melihat ia menganggukan kepala.

"Eh iya maksut aku hehe" ujar cia agak tidak nyambung.

"Cia aku tutup ya abang udah manggil buat makan"

"Abang?? Sejak kapan?? Perasaan dia calon suami mu ane" sahut cia dengan nada menggoda membuat gadis di telepon mendengus kesal.

"Terserah kamu cia aku tutup baayy"

Tut... tuutt... tuutt...

Panggilan pun terputus sepihak membuat cia menggerutu tak jelas dan berjalan kembali menuju kantin karna waktu istirahat masih lama.

"Cia dari mana sih lo lama bener di toilet lo pipis apa boker?" Tanya eva spontan membuat cia meringis malu karna beberapa pasang mata menatap aneh cia.

"Niaaa astagfirullah malu tauk" cicit cia lirih membuat zidan yg ada di samping nya terkekeh.

"Hiih jangan ketawa zi. Kamu pikir aku bahan lolucon" cia paling tak suka jika sedang malu di tertawakan. Makanya ia sangat sensitif.

"Sensi amat mbak? Lagi pms ya?" Ujar zidan dengan nada meledek membuat cia melirik sinis. Ternyata cowok di sebelahnya ini bukan tipikal pria dingin. Mukanya saja yg tembok nyatanya dia jahil setengah mampus.

"Aku ga. Lagi pms. Cuman aku ga suka aja kalo lagi malu di ketawain. Rasanya makin malu tau gak" gerutu cia meminum es tehnya yg masih setengah.

"Oo gitu tapi aku mau di ketawain kamu kok. Manis soalnya" gombal zidan yg benar benar garing membuat eva tertawa sedangkan cia memukul bahu zidan bruntal. Berbeda dengan abar yg memperhatikan intes eva.

peran FIGURAN (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang