bab 23||sehaat

45 1 0
                                    


Setelah 2 minggu di rawat untuk pemulihan kini lia sudah di perbolehkan pulang. Tapi ia masih tak di perbolehkan untuk mengangkat barang yg berat atau bekerja cape. Harus memeperbanyak istirahat dan lain sebagainya.

"Lia ingat kamu harus banyak istirahat jangan kemana mana dulu" peringat januar yg tengah menulis resep.

"Iya mas dokter ganteng" angel merotasikan bola matanya sedangkan zaufal menatap heran sang kaka.

"Kak lo kesambet apa pas koma?" Lia melirik zaufal yg mengganggu acar gombalnya.

"Diem lo bocil" afal diam mencerna perkataan lia.

"Mas dokter ke KUA yuuk"ajak lia

"Kenapa ada yg mau nikahan?" Tanya januar bingung ia pikir lia dan lio yg akan menikah.

"Enggak mas dokter yg halalin lia" ujar lia tersenyum malu. Sedangkan januar salah tingkah hingga salah menulis resep obat.

"Mas dokterr" januar mengangkat kepalanya dari kertas yg ada di tangan nya.

"Mas dokter mundur dikit deh"  dengan wajah polos januar mundur dua langkah

"Kenapa lia?" Tanya januar bingung.

"Gantengnya kelewatan"januar di bikin salting kembali.

"Ehh... emm.. sus abot.. eh emm obat nya ini nanti di tebas.... aduh anu di tebus" suster yg mendengar januar salah mengucapkan kata hanya mengangguk dan pergi keluar.

"Mas dokter salting ya?" Pertanyaan polos lia itu terlontar.

"Iya... eh enggak" ceplos januar yg kini pipi nya sudah memerah bahkan telinganya ikut merah.

"Lia udah kasian dokter janu muka udah kaya kepiting rebus" peringat angel sedangkan lia tertawa anggun. Hari ini yg menjemput lia. Hanya angel dan zaufal karna yg lain tengah sibuk. Lio, lia larang untuk menemuinya karna ia masih marah pada nya.

"Dokter ini resep obatnya" ujar suster yg baru masuk.

"Ini lia di minum yg teratur ya" angel mengangguk dengan zaufal yg masih termenung bingung.

"Makasih ya dokter" ujar lia memperhatikan obat di plastik obat itu lalu menyirit bingung ketika menemukan obat penurun panas.

"Mas dokter emang lia demam ya" tanya lia membuat. Januar menggeleng.

"Kenapa kak?" Tanya zaufal

"Ini kok ada obat penurun panas sih?" Januar menepuk dahinya. Lalu tersenyum canggung.

"Maaf maaf mungkin tadi suster salah ambil resep" ujar januar membuat sang suster yg tengah Membereskan alat infus melirik sinis januar.

"Kan dokter yg kasih resepnya wong bener kok saya bacanya" ujar si suster nyolot.

"Emm.. ya sudah ini sus di tuker" si suster itu membuang muka kasar lalu berjalan kekuar.

"Dokter sendiri aja. Gaji saya belum cukup kalo harus kerja double, shift saya dah selese dok" tawa pun terdengar dari lia ketika si suster itu melenggang pergi dengan gaya angkuh nya.

"Emmm... kalau begitu saya tukar sebentar. Kalian tunggu di sini" januar buru buru pergi dengan rasa yg campur aduk.

"Lia selalu setia nunggu mas dokter kok" teriak lia, januar samar samar mendengar teriakan itu menggeleng ribut.

"Sial, tunangan lio ga main main. Hahhh" gumam januar lalu buru buru menukar obat itu dan kembali untuk di berikan kepada lia

Skiiippp

Di perjalanan lia tertidur dengan zaufal di samping nya, zaufal menatap sang kakak dari samping lalu bibirnya terangkat sedikit ketika ia menyadari perubahan sang kaka. Pakaian yg lia gunakan kini bukan lagi pakaian panjang, namun pakaian yg sangat pas di tubuhnya,

"Kak kalo beneran lo kembali gue bakal rindu kak lia gue yg polos" gumam zaufal lalu terkekeh.

"Kenpa ketawa zau?" Zaufal mendengus, ia paling sebal ketika ada yg memanggilnya zau.

"Liat monyet terbang bun" kekehan ringan keluar dari mulut wanita parau baya yg duduk di samping si sopir itu.

"Bund kalo emang ka lia beneran kembali, apa nasib menjadi figuran itu bakal ilang juga??" Angel terdiam mendengar pertanyaan anak bungsu nya itu.

"Oh ya, tadi ayah chet bunda katanya dia nunggu di rumah. Nanti kamu yg gendong kakak mu ya" ujar angel mengalihkan pembicaraan. Zaufal mendengus lagi lagi topiknya di alihkan oleh sang bunda ketika membahas jati diri lia.

Kini mobil yg di kendarai sang sopir baru keluarga leon, sampai di rumah megah mewah nan elegan itu. Zaufal kini menggendong sang kaka yg tertidur, tubuh lia yg kecil memudahkan dirinya untuk menggendong lia.

Sampailah zaufal di kamar lia. Ia menidurkan lia dengan hati hati, takut mengganggu sang kaka yg tertidur pulas itu. Setelah dirasa lia nyaman dengan posisinya, zaufal pergi keluar karna ada sesuatu yg harus ia selesaikan.

"Yah bun, afal keluar mau kumpul, kalo kaka nyariin telvon afal ya" pamit zaufal kepada angel dan leon yg duduk di ruang tv bersama lio.

"Mana ada lia nyariin kamu zau?" Ledek sang ayah kepada putra bungsu nya itu.

"Ya afal cuma bilang, kaloo... yg artinya ga pasti kan" jawab zaufal asal.

"Lia pasti nyari gue duluan, kan gue tunangan nya" pede lio membuat zaufal terkekeh lalu melirik sinis lio.

"Liat aja, kalo ka lia cari gue abis bangun, artinya, lo... bukan proritasnya sekarang" ujar zaufal dengan berbisik di akhir kalimat. Lio menatap tajam zaufal yg kini keluar dengan santai sembari memainkan kunci motornya.

Skiipp

Di kamar bernuasan hijau dengan atap biru langit itu, seorang gadis melengguh dan terbangun dari tidurnya, lia. Gadis itu menatap sekeliling lalu berdiri menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. Selepas itu lia menatap tampilan diri nya di cermin.

"Famelia angeleo come back, babe!"gumam nya lalu menyeringai bak iblis. Dalam sekejap seringai itu pudar di gantikan senyum polos tanpa dosa itu. Dan pergi menuju dapur.

"Bunn... bunndaaaa angel yg canteekkk" teriak lia memanggil angel. Angel yg duduk bersama lio juga leon menoleh pada asal suara.

"Kenapa beby?" Tanya leon lembut, namun cubitan tiba tiba mendarat di pinggang nya membuat leon mengeluh kesakitan.

"Sakit bund" keluh leon.

"Bodoamat" sahut angel tak perduli lalu mengelus rambut lia yg duduk di antara angel dan leon.

"Bund zaufal kemana?"

Deg

Waktu terasa berhenti bagi lio sekarang, lio terkejut dengan pertanyaan lia. Benar dirinya bukan proritas lagi, sekarang lia lebih memperhatikan zaufal. Ada rasa cemburu di hatinya karna lia mencari zaufal.

"Kenapa cari dia? Kenapa bukan aku?" Tanya lio dengan nada penuh penekanan dan mata yg menyiratkan rasa cemburu.

"Apa?? Kamu kan ada di sini re. Terus aku harus cari kamu gitu sedangkan aku liat kamu duduk di sini. Ntar di kira buta lagi" ujr lia di selingi kekehan

"Nanti zaufal pulang, lgi di jalan dia" sahut angel setelah menaruh telepon genggam nya.

"Gue pulang" angel dan leon kaget mendengar suara zaufal, bukan nya baru angel kabari namun belum sampai 2 menit sudah nongol dia.

peran FIGURAN (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang