bab 28||alter ego

59 3 2
                                    


Sepulang sekolah lia menunggu jemputan karna ban mobilnya bocor, entah siapa yg berbuat jahil padanya yg membuat ia harus menunggu pak haryo di halte.

"Ini kenapa pak haryo lama banget sih. Aku udah lumutan duduk di sini" gumam nya menatap jam yg melingkar manis di tangan nya.

"Udah jam 5 sore lagi, duuh mana sepi banget" ia masih menatap sekitar, tiba tiba 2 pria berbaju formal keluar dari mobil dan langsung menarik paksa lia. Dengan wajah panik ia menjentikan tangan nya lalu menutup mata sebentar,

Ketika kelopak mata itu terbuka netra yg awalnya hitam kini berumah menjadi sebiru lautan. Gerakan dengan gesit ia melepas cekalan tangan itu dan mengusapnya pelan.

"Paman apaan si. Tangan lia sakit, kalo mau ajak lia ya yg bener donk" ujar lia membuat kedua pria itu saling pandang bingung.

"Ikut kami" pria itu kembali menarik tangan lia. Namun buru buru lia menghindar.

"Paman mau culik lia ya? Tapi jemputan lia udah dateng tuh" ujar lia menunjuk mobil hitam yg di bawa pak haryo.

"Lia pegang hp juga loh. Mau telvon polisi apa rumah sakit?" Kedua pria itu menatap pak haryo yg keluar dari mobil dengan tergesa gesa. Lalu mereka pergi kembali ke mobil hitam tadi.

"Non.... non ga papa? Ada yg luka ga non?" Lia. Menatap datar pak haryo lalu melangkah meninggalkan pak haryo menuju mobil.

"Pulang" satu kata dengan nada lembut itu membuat pak haryo buru buru kembali dan menjalankan mobil nya menuju rumah.

"Lia masih sama seperti dulu. Apa yg harus aku lakukan?" Tanya dirinya ketika mobil sampai di depan pintu rumahnya.

"Makasih pak, lia masuk" walau datar, namun suara lembut lia mengalun indah. Dengan pelan ia membuka pintu mendapati lio dan angel yg tengah duduk di sofa ruang tamu membicarakan perihal penting.

"Tunangan?" Kata itu terlontar dari bibir mungilnya dengan kaku angel dan lio mengangguk. Mata angel tak sengaja menatap netra putrinya.

"Famelia" lia yg namanya di panggil berbalik menatap angel.

"Apa yg terjadi dengan lia?" Lio menatap aneh angel dan lia.

"Bun..." lio menghentikan ucapan nya kala angel menyeret lia ke kamarnya.

Di kamar

Lia melepas dasi juga bando merah yg melekat di tubuhnya dan menatap angel yg menatapnya tajam.

"Apa bunda ga kasih perketatan sama lia? Hampir lia di culik. Tapi dia mungkin ingat ada aku di tubuhnya" ujar lia membuat angel membuka mulutnya karna kaget.

"Kamu pikir bunda ga kasi? Lia sendiri yg menolak famelia"

"Tapi setidaknya tetap bunda kasih walau pemantauan dari jauh. Bagaimana jika ia trauma keluar aku malas menggantikan nya" ujarnya merebahkan badan nya di kasur .

"Bunda tau. Tapi bunda yakin ini ga akan lama. Buat tunangan bunda undur deh kayaknya bunda perlu bicarain yg hampir nyulik lia sama ayah" ujar angel setengah berpikir lalu melirik lia yg sudah tertidur lelap.

"Selamat tidur anak bunda." Angel pun keluar dari kamar lia.

Setelah lama tertidur kini lia terbangun kembali dengan pupil nya yg berwarna hitam. Dirinya menatap cermin sejenak lalu memikirkan sebuah kejadian yg menimpanya tadi sore. Jika saja ia tak memanggil dia mungkin saja ia sudah di bawa oleh. 2 pria asing itu.

"Aku harus bagaimana? Gimana jika nanti aku tak dapat menguasai diriku lagi, sudah terhitung 2 kali dia memakai tubuhku" gumamnya kwatir. Lalu berlari keluar mencari ayah dan bundanya.

"Ayaahh... bundaaa..." leon angel dan zaufal yg ada di meja makan terhenyak mendengar teriakan itu.

"Ga usah teriak teriak lia" peringat leon namun tak lia hiraukan.

"Ayaahh bunda... aku memanggilnya 2 kali... aku ga mau dia kuasai lagi tubuhku aduuhh gimana nya?"jika lia tengah ketar ketir kebingungan, berbeda lagi dengan zaufal yg menatap aneh kakaknya.

"Bun ka lia kena gangguan apa?" Tanya zaufal yg masih menatap sang kakak yg tengah mondar mandir itu.

"Famelia. Kembali" ujar angel santai menuang minum untuk suaminya.

"Sejak kapan?" Tanya leon yg masih menatap putri sulungnya juga.

"Tanya putrimu" sahut angel yg mengambil rendang di dapur.

"Kak duduk napa. Gue pusing liatnya" ujar zaufal yg mulai risih dengan kegiatan lia.

"Aku yg gini kok kamu yg pusing sih zau, kan bukan kamu yg mondar mandir" sahut lia kesal. Ia lagi panik malah di suruh duduk mana bisa.

"Kita pikirin famelia nanti sayang, sekarang kamu duduk" lia menurut ia duduk di samping zaufal yg menyantap makananan nya.

"Kamu ga keluar zau? Ini malming lho. Ga punya gebetan ya" ejek lia membuat zaufal mendengus.

"Eman kaka punya?" Tanya zaufal. Yg membuat lia melirik manis zaufal.

"Kan aku bentar lagi tunangan. Jadi ga punya gebetan" jawab lia mengundang tawa angel dan leon. Namun membuat zaufal terdiam cengo.

"Tu... apa... bentar otak afal ngelag" ujar zaufal sembari berpikir. Lia dengan gemas mengunyel unyel pipi zaufal.

"Kwakwa swakwit" lia terkekeh ketika keluhan keluar dari bibir zaufal.

"Bun yah... beneran ka lia mau tunangan?" Tanya zaufal masih tak percaya.

"Ih zau.. kamu ga percaya sama ucapan aku?" Zaufal menggeleng acuh membuat lia mencubit pinggang zaufal tanpa berperasaan. Sang empu pun meringis ngilu. Berbeda angel dan leon yg menatap kedua anak nya itu malas.

"Iya fal... kaka mu bakal tunangan sama lio. Tadi bunda juga udah ngomongin perihal ini ke lio. Mama papa nya lusa bakal pulang buat melihat pertunangan ini" jelas angel di sela makan nya.

"Emang papa ga sibuk bun? Biasanya kan dia paling sibuk di antara yg lain" jawab lia ketika mendengar ortu lio akan datang.

"Ga tau bunda" sahut angel kembali makan. Setelah itu mereka diam tanpa adanya percakapan sampai makan pun selesai.

peran FIGURAN (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang