1 tahun kemudianSeorang gadis berdiri di bandara terbesar di ausli seorang diri. Dia adalah famelia angeleo. Mata sembab hidung merah dan pipi yg basah kini menghiasi wajah cantik nya itu. Dengan 2 koper besar ia menunggu pesawat nya take off. Tak lama pesawat yg akan di tumpanginya akan take off menuju tempat tujuan. Dengan perasaan tak menentu lia melangkah memasuki area di mana pesawat terparkir.
"Lia" panggilan seorang pria itu menghentikan langkah nya.
"Jangan pergi ku mohon" ucap gadis di sebelah pria itu. Lia tersenyum manis dengan wajah yg sembab karna menangis.
"Lia kembali" ujar pria itu mendekat namun perlahan.
"Maaf re aku harus pulang. Banyak orang yg menungguku di sana" setelah itu lia pun pergi dengan cepat sembari menyeret koper kopernya.
At pesawat.
Pesawat yg ia tumpangi kini tengah mengudara pikiran nya kacau, dirinya benar benar butuh sang bunda dan ayah. Entah beban apa lagi yg harus ia tanggung.
"Maafin aku re, aku lebih baik pulang dengan di anggap angin, dari pada aku terus melarikan diri dan melukai hati sendiri" gumam nya menatap awan dari jendela pesawat.
"Indonesia i'm come back" ujarnya dengan senyum manis yg menawan.
***
Di bandara indonesia, kini lia berdiri dengan tatapan bebinar. Taxsi yg ia pesan pun sudah stay di parkiran bandara. Dengan kecepatan rata rata taxsi itu membelah jalanan yg padat, ia tak mengabari siapa pun atas kepulangan nya. Karna memang ini mendadak.
Taxsi itu sampai di rumah mewah dengan tanaman hijau asri. Dengan langkah pasti ia menyusuri jalan menuju pintu utama yg membutuhkan waktu sekiranya 5 menit. Di depan pintu besar itu lia tak berhenti mengembangkan senyum.
Di bukanya pintu lebar lebar dan wangi khas rumah mewah itu tercium di indra pemciuman nya. Dengan langkah pasti ia masuk dan tak lupa dengan 2 koper yg ia seret.
"Assalamualaikum ayaahh buunndaaa" teriakan itu menggema di seluruh penjuru. Angel dan leon terkejut pasalnya teriakan itu benar benar mengudara.
"Lia kamu pulang sayang ya ampun?" Pekik angel lalu berlari menubruk tubuh lia dan memeluknya sayang.
"Putri ayah pulang kenapa ga ngabarin hmm?" Tanya leon lembut sembari mengusap surai lia yg ada di pelukan angel.
"Mau buat sunpris" ujar lia polos membuat angel dan leon mengerutkan kening nya.
"Surprise kak" suara zaufal mengalihkan pandangan lia. Terlihat remaja laki laki itu menuruni tangga dengan stelan santai nya.
"Huuaa afaall kok kamu di rumah sih bukan nya masih 2 tahun lagi sekolahmu" ujar lia memeluk adik kesayangan nya itu.
"Iya kak gue pindah ke sini kasian ayah sama bunda lo tinggalin" sahut zaufal.
"Zauu kok kamu ngomong nya gitu sama aku" zaufal leon, dan angel terhenyak mendengar teriakan lia.
Braak
Pintu kamar itu tertutup kasar.
"Kok ka lia sensi banget sih" gumam zaufal heran.
"Lg pms kali yo dah bunda mau lanjut masak"
Malam pun tiba.
Di kediaman lia kini di hebohkan dengan 2 human yg membuat berantakan rumah lia. Lihat sekarang ruang tamu sudah berantakan dan kini ruang tv pun menjadi sasaran selanjutnya.
"Bar tendang bar tendang"
"Kak jangan muter muter aelah dah kek kitiran aje."
"Boyah bego"
"Lo sih fal"
"Lanjut lah bar lawan nya ga kaleng nih gue suka"
"Kuota gue abis"
"Dari tadi lo pake kuota kak?"
"Bego wifi aja ada bar"
"Iya sih? Kaga tau gue"
Suara itu saling bersahutan dari 3 pria yg tengah duduk di lantai dengan beralaskan karpet berbulu.
"Kalian tuh jangan berantakin rumah orang donk. Kasian bunda angel beresin nya"ujar eva memperingati.
Ya di rumah lia kini kedatangan eva, abar, zidan, juga cia. Mereka lia kabari setelah makan siang tadi. Dan sekarang mereka tengah berkumpul di rumah lia.
"Ga papa nia. Nanti kita suruh aja mereka beresin gampang kan" ucap cia dengan senyum jahil menatap ketiga pria yg tengah cengo itu
"Wwaahh kebetulan banget itu cia, dapur sama kamar aku berantakan. Pasti mereka dengan suka rela beresin ya kan" sahut lia ikutan menjahili para lelaki.
"Ga mau kak enak aja. Aku di suruh beresin dapur kan kaka yg berantakin" sahut afal tak terima.
"Kalo ga mau beresin kamu jangan berantakin juga donk faal" ujar cia kesal.
"Kak cia nih kalo ngomong ga pernah ada lembut lembutnya. "Ujar afal membuat cia mendelik kesal.
"Eh am. Lo pulang kok sendiri bukan nya lo ke ausli sama abang lo ya"tanya eva di tengah kegiatan nya makan cemilan. Sedangkan lia terdiam bingung jawaban apa yg harus ia berikan.
"Kak lio lagi ada urusan kak di ausli, kaka aja yg ga mau nunggu jadi pulang duluan. Ngebet banget ketemu gue" ujar zaufal, lia menghela nafasnya ketika zaufal menyelamatkan nya dari pertanyaan eva.
"Kayaknya ada yg salah deh fal.. aku ga kangen kamu dan ga pengen ngebet ketemu kamu. Aku cuma pengen jailin kamu aja fal" sahut lia membuat zaufal memberenggut kesal.
"Kak lia mah. Lama ga ketemu bukan nya makin baik, malah makin jail," lia mengangkat bahunya acuh lalu memeletkan lidahnya guna meledek adik satu satunya itu.
"Afaall liat muka kaka" dengan tampang polos zaufal menurut menatap wajah sang kakak lekat.
"Emang ada aku mikir?" Sontak zaufal melempar bantal sofa dengan wajah kesal lalu menubruk lia dan menggelitikinya.
"Ahahaha.... afaall udah... aduuhh gelii"
"Ga bisa kak kaka bikin aku kesel sini ihhh"
"Ampun fal ampunn... kaka bercanda sumpah deh" lia memohon ampun karna sudah tak kuat di gelitiki.
"Ada syaratnya" lia memandang zaufal cengo
"Kok pake syarat sih fal." Protes lia
"Ga mau? Ya udah ga. Usah jadi kaka gue" lia mendatarkan wajahnya.
"Ya udah ga usah anggep aku kaka kalo gitu" ujar lia lalu melangkah pergi menuju kamar.
"Hayoolooh zau lia marah"ejek cia membuat zaufal mendengus sebal, lalu berlari kecil menyusul sang kaka. Sedangkan human yg sendari tadi menonton kini tengah tertawa terbahak bahak, merasa lucu dengan tingkah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran FIGURAN (END/TAMAT)
Teen FictionJudul: peran figuran Di kisahkan seorang gadis yg berperan sebagai figuran atau pelengkap yg berteman dengan seorang gadis most wented grill yg dapat di kenal populer. Kisah bagaimana di perlakukan bagai angin yg tak terlihat, dan di jadikan alat un...