Hollaaa nih autor yg cantik up buat nemenin detik detik akhir akhir kalian puasa. Sebentar lagi lebaran nih. Jujur aje ya, autor tuh orangnya cuek buat rangkai kata kata manis tuh masih kaku. Tapi kalo sama mas pacar bisa lancar, haha.
Nah karna mau lebaran, kalian vote ya ceritaku jan lupa followjuga nanti aku kasi ending menarik!!
2 tahun kemudian.
Seorang gadis dengan kulit pucat, badan kurus terbaring lemah di brangkar rumah sakit, alat monitor terus berbunyi memecahkan keheningan di ruangan serba putih itu.
Beberapa orang berada di sana dengan pakaian rapihnya seorang pria duduk di samping brangkat dengan pakaian pengantin melekat di tubuhnya.
"Ayo lio" suara kella. Membuat lio yg tadi memandangi wajah lia mengangguk. Tangan nya bergerak memasangkan sebuah cincin ke tangan lia yg berbaring lemah di brangkar. Dengan kulit pucat
Mereka baru saja melangsungkan pernikahan, lio meminta agar ia menikahi lia saja, walau gadis itu tak sadarkan diri. Ia. Berharap dengan pernikahan nya gadisnya itu akan bangun. 2 tahun lio menunggu tapi lia masih setia dengan mimpi indahnya.
"Sayaang... kamu sekarang udah jadi istri. Apa kamu ga mau bangun hmm?"ujar angel mengelus lembut rambut lia yg kusut. Tiba tiba alat monitor berbunyi nyarimg membuat sekumpulan orang yg ada di sana panik. Dokter segera datang dan menyuruh mereka keluar.
Kini di luar rawat lia mereka bingung panik menjadi satu.
"Bund apa ini akhir?" Pertanyaan eva membuat angel menoleh menatap gadis itu yg menatap takut pintu kamar lia.
"Ssttt... enggak sayang... i-ini bukan akhir"ujar angel dengan gugup di akhir kalimat. Ia berusaha menahan agar tak menangis.
Viona gadis itu menatap sendu eva yg di peluk angel. Ia menatap pintu itu dengan kacau. Rasa bersalah kembali menghantuinya. Tiba tiba tubuhnya di tarik ke dekapan seseorang, nyaman. Itu yg viona rasakan.
"Gue tau lo kuat. Jangan nangis ya, kita tau lia kuat" suara bass milik orang itu membuat viona mendongak. Matanya bertabrakan langsung dengan mata abar. Pria itu memberi senyum tulus yg jarang ia tunjukan pada orang.
"Aku harap ini bukan akhir... eh" ucapan viona terhenti tepat saat itu dokter keluar dengan wajah berseri seri.
"Nona sudah sadar sepenuhnya. Keajaiban tuhan. Nona famelia adalah orang kuat, dia dapat melewati masa kritisnya. Bahkan dia kelihatan lebih sehat dari sebelum nya" ujar januar memberi tau keadaan lia. Eva, cia, viona, dan dea buru buru masuk mendapati lia yg tengah meminta di kupaskan apel oleh salah satu suster.
"Liaaa" pekik ke 4 nya lalu memeluk lia. Tidak dengan viona. Gadis itu masih berdiam diri di sana. Lia yg melihat keberadaan viona tersenyum manis.
"Vio... kemari" dengan ragu viona mendekat menundukan kepalanya.
"Jangan pergi ya. Kita belum sama sekali noreh kenangan bersama. Aku berjuang berkat kalian. Aku ingin sedikit menoreh kenangan sama kamu vio" ujar lia menggenggam tangan viona.
"Lia..." ucapan viona terhenti ia terisak dan menundukan kepalanya dalam. Abar memeluk viona dari samping lia melihat itu melotot.
"Kalian ada apa selama aku tidur hmm??" Ujar lia menatap penuh selidik kepada viona dan abar. Viona mendadak salah tingkah sedangkan abar menunjukan raut datarnya.
"Ada hubungan spesial" ujar abar tenang membuat viona menatap abar bingung. Lia mengangkat tangan nya tepat saat itu ia melihat cincin indah di jari manisnya ia berteriak.
"Bundaaa kapan lia nikaahh" lio meringis kala lia berteriak tepat di samping telinganya.
"Tadi sayang" ujar killa. Hal itu membuat lia menangis.
"Loh kok nangis sayang?" Tanya anggel lmbut smbari menghapus air mata lia.
"Hiks... lia ga mau nikaahh... lia mau... hiks... nikah sama revaall... huuaaa" sontak hal itu mengundang tawa seisi ruangan. Lia pun menghentikan tangis nya kala ucaoanu nya di sahut tawa.
"Lia.. kamu nikah sama aku. Emang kamu pikir nikah sama siapa?"lia menatap bingung orang orang di ruangan nya lalu menatap reval menyelidik. Lalu menatap tampilan dirinya.
"Yaahh... masa aku ga di make up si. Kan aku pengantin perempuan nya" angel dan killa meringis mendengar itu, sedang kan firman juga leon pura pura tak dengar. Lio menggaruk tengkuknya yg tak gatal.
"Ya udah ga papa si... aaaa bunda anak mu udah jadi istri orang" pekik lia membuat viona dan eva yg ada di depan nya menutup telinga meereka.
"Amel kecilin suara lo. Lo pikir ini hutan." Ujar eva kepalang kesal. Lia hanya cengengsan mendengar sahabatnya menegurnya.
"Ye bocah malah cengengesan." Sahut cia dengan nada mencibir.
"Kayaknya abis bangun dari koma otak lo kebalik lia" timpal zidan yg langsung mendapat cubitan dari cia.
"Pengen aku tenggelemin kamu ke rawa deh" ujar cia sembari tersenyum manis. Namun mengrikaan bagi zidan.
"Ampun beb" mohon zidan dengan menangkup telapak tangan nya.
"Banyak yg udah berubah ternyata"gumam lia
"Banyak lia. Kamu tau cia dan zidan udah jadian beberapa bulan lalu, fia kembali ke london karna calon suaminya yg menyuruhnya 1 bulan lalu. Aku dan abar mulai dekat dan kami menjalin komitmen. Tinggal eva yg belum punya pasangan"jelas viona. Lia malah menyirit bingung kala mendengar ucapan viona.
"Terus gue otw nikah lusa" ujar dea girang memeluk lengan pria yg ada di sampingnya.
"Nih kenalin lia, dia nahel orang yg buat gue jatuh cinta sejatuh jatuhnya" heboh dea membuat viona meringis.
"Di mana paman zergan?" Tanya lia, membuat semua orang diam menatap sendu viona yg ada di depan mereka.
"Papa ga mau dateng li. Karna ada aku di sini" jawab vio menundukan wajahnya. Lia tersnyum manis mendongak'an wajah viona
"Jangan sedih" viona ikut tersenyum manis kala melihat senyum lia.
Setelah itu mereka sama sama bahagia. Di hari yg memang seharusnya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran FIGURAN (END/TAMAT)
Teen FictionJudul: peran figuran Di kisahkan seorang gadis yg berperan sebagai figuran atau pelengkap yg berteman dengan seorang gadis most wented grill yg dapat di kenal populer. Kisah bagaimana di perlakukan bagai angin yg tak terlihat, dan di jadikan alat un...