Setelah menempuh perjalanan cukup lama di pesawat. Kini lia tengah ada di mobil yg di kendarai oleh seorang supir bernama aa didi. Aa didi ini asli orang jawa yg merantau ke ausli dan menjadi supir di keluarga lio. Yaa lia dan lio sekarang ada di ausli, tanah kelahiran lio. Mereka tengah menuju rumah mama killa dan papa firman. Lia menatap jalanan dengan pandangan bebinar.
"Seneng hmm?" Tanya lio yg duduk di sampingnya.
"Seneng banget donk apa lagi mau ketemu mama killa sama papa iman" ujar lia dengan senyum manis yg terbit diwajahnya.
"Papa firman honey. Kalo kamu masih panggil papa iman yg ada kamu di ketawain zai" ujar lio membuat lia tertawa.
"Ga papa donk bang, biar zai ketawa juga" ujarnya di sela tawanya itu.
"Den, non kita sudah sampai" ujar Aa didi membuat keduanya tersadar dan menengok sekeliling. Lalu mereka saling pandang dan tertawa bersama. Aa didi agak sedikit linglung melihat tuan muda juga nona mudanya ini tertawa tanpa sebab.
"Makasih a udah jemput terus anterin lia sama abang sampe rumah. Semangat ya aa didi kerjanya" uhar lia lalu keluar menyusul lio.
"Aa minta tolong bawain koper kita ya a" ujar lio di angguki aa didi.
Lia dan lio pun melangkah masuk menuju pintu besar masion adhitama. Di bukanya pintu itu dan nampaklah ruangan yg begitu besar. Masion bernuasan alami ini menyejukan hati lia. Dengan senang lia. Berlari kecil untuk memberi kejutan pada mama dan papa nya. Lia pun menuju dapur di ikuti lio di belakangnya sedangn tersenyum melihat tingkah lia.
"Assalamualaikum mama nya liaa" teriak lia ketika melihat killa yg tengah berada di depan kompor.
Praangg...
"Eh monyet copot" latah killa membuat lia terkekeh. Killa pun mematikan kompor sebelum berbalik dan melihat lia yg tersenyum manis di hadapan nya.
"Astaga liiaaaa.. mama kangen banget ya allah. Makin cabtik banget sih liaa" ujar killa sembari memeluk serta menciumi pipi lia gemas.
"Aaaa mama gelii udah ahaha" killa melepaskan pelukan nya dan menyudahi ciuman nya dan menatap lia haru.
"Mama kangen kan sama liia. Niih lia dateng" ujar lia kembali memeluk killa.
"Ekhm... kalian lupa sesuatu" dehem lio membuat killa menatap sinis anak nya itu.
"Ngapain pulang? sana di sana aja ga usah pulang pulang" ketus killa dan kembali sibuk memeluk lia. Lio hanya mendengus kesal, sedangkan lia terkekeh geli.
"Liat mam. Muka abang udah mirip nino peliharaan zai" ujar lia membuat keduanya tertawa sedangkan lio makin menekukan wajahnya kesal.
"Ululuuuhhh... sini sayang. Mama kangen sama anak cowo mama yg ga pernah pulang kaya. Bang toyip" ujar killa sembari memeluk lio. Lia terkekeh lalu kakinya melangkah menuju kulkas.
"Baru inget rumah hehh" ujar pria parau baya yg baru saja datang. Lio cengengesan dan menyalami pria parau baya itu.
"Maap pah kan lio kejar pujaan hati lio" uhar lio membuat pria parau baya itu, firman. Mendengus sebal.
"Terus kamu kesini sendiri hmm?" Tanya firman.
"Enggak pah. Sama lia tu....." ucapan nya terpotong ketika tidak menemukan lia di tempat nya. Wajah panik lio langsung tertera jelas. Sedangkan killa dan firman menyirit bingung. Killa yg bingung kemana perginya lia sedangkan firman yg bingung atas ucapan lio.
Glutak...
Tingg...
Sontak lio, firman, juga killa menatap sumber suara itu, dan menemukan seorang gadis tengah memakan cake buatan killa. Lio menghela nafasnya lalu melangkah menuju lia. Begitupun firman dan killa.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran FIGURAN (END/TAMAT)
Fiksi RemajaJudul: peran figuran Di kisahkan seorang gadis yg berperan sebagai figuran atau pelengkap yg berteman dengan seorang gadis most wented grill yg dapat di kenal populer. Kisah bagaimana di perlakukan bagai angin yg tak terlihat, dan di jadikan alat un...