bab 29||ternyata

48 3 2
                                    


1 minggu setelah kejadian lia hampir di culik. Kini keluarga besar leon mengadakan pertunangan. Lia kini dengan balutan gaun marun juga rambut yg di sanggul menambah kecantikan dirinya.

"Lia. Boleh bunda bicara sama famelia sebentar?" Tanya angel kala mereka berada di ruangan hanya berdua.

"Tentu boleh bun" ujar lia lalu menjentikan jarinya, kelopak itu terbuka menampakan warna mata biru layaknya lautan yg tenang.

"Famelia?" Panggil angel membuat famelia menoleh.

"Bunda ga bisa jamin pertunangan ini berjalan lancar. Bunda punya firasat kalo nanti akan ada sebuah pertikaian" ujar angel tanpa menatap putrinya.

"Aku siap untuk merebut tubuh lia bund" jawab famelia membuat angel melotot kesal.

"Bunda mau yg tunangan lia bukan kamu famel" famelia cengengesan lalu menatap pintu yg di dobrak paksa.

2 pria berbaju formal masuk menodongkan pistol pada angel dan lia. Mereka terdiam dengan saling pandang.

'Famelia tolongin bundaku. Ga papa aku kena pelurunya tapi aku mohon lindungin bunda' teriakan lia terdengar di telinga famelia. Dengan cekatan famelia menendang perut pria yg menodongkan pistol pada dirinya dan angel. Lalu memeluk angel kala sebuah peluru di lepas . Untung saja. Dengan cepat famelia dan angel menunduk membuat peluru itu meleset.

"Apa yg kalian mau" famelia berteriak marah menyembunyikan angel yg masih syok.

"Siapa yg nyuruh kalian hahh??" Kedua pria itu terdiam namun pandangan lia dan angel beralih pada seorang gadis yg baru saja datang.

"Lest go to game baby" gumam gadis itu.

"Vio" yap gadis bergaun hitam itu adalah viona gesta arsytya.

"Jadi kamu yg nyuruh mereka?" Viona menggeleng tak setuju.

"Bukan cuma gue lia, ada linda juga edgar yg ada di kelompok gue. Gue juga yg buat lio dateng terlambat, agar gue bisa hancurin keluarga sok harmonis lo ini" terangnya membuat angel murka.

"Kamu yg dulu hampir membunuh anak saya. Kamu juga yg membunuh ibumu" teriak marah angel. Sedangkan famelia tengah bermain bersama 2 pria tadi yg kini sudah terikat dengan keadaan yg mengenaskan.

"Bukan gue yg bunuh mama. Tapi dia" ujar viona menunjuk lia.

"Aku?? Bukan nya kamu yg lempar bola itu sengaja ke tengah biar aku ambil. Dan mau buat aku celaka tapi kamu malah membunuh ibumu sendiri di depan mata kami" ujar famelia enteng. Sedangkan viona kini terlihat marah bahkan nafasnya memburu mengingat kejadian itu.

"Kamu kehilangan ibumu, aku kehilangan jati diriku. Bukan kah kita impas. Kamu buat aku kehilangan jati diriku, kamu juga yg membunuh bunda vella"

"Dia mamaku!" Teriak murka viona menarik pelatuk pistolnya asal. Angel dengan segera menarik famelia menuju kamar mandi.

Setelah dirasa keadaan aman. Famelia keluar namun siapa sangka tepat saat lia keluar sebuah peluru menembus perut bekas tusukan pisau dulu dengan nafas tercekat ia menatap viona yg panik. Tak lama sirine polisi terdengar dan pandangan lia memburam.

Di rumah mewah itu kini terjadi kekacauan. 3 tersangka yaitu viona, linda, dan abar tertangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan berencana pada keluarga leon. Untungnya leon selamat namun kini putri kebanggaan keluarga kembali meregang nyawa di rumah sakit. Zergan menatap putrinya dengan tajam. Kini zergan tengah membawa viona ke sebuah ruangan yg hanya berisi beberapa interior.

"Apa yg kamu ingin dari famelia?" Pertanyaan dengan nada dingin itu membuat viona menunduk takut. Tangan nya di borgol, ia menangis sembari menunduk.

"Aku tak suka ia yg di prioritaskan di keluarga kita pah. Mama saja rela mempertaruhkan nyawanya hanya demi anak sialan itu" ujar viona mendongak menatap zergan yg tengah berdiri tak jauh darinya.

"Sampai kau berniat membunuhnya untuk ke 3 kalinya?" Pertanyaan itu menusuk ulu hti. Viona.

"Aku ga niat bunuh lia pah, aku cuma mau aku seperti dia di perlakukan bak putri." Ujar viona lirih.

"Kamu mau denger cerita sayang?" Suara lembut mengalun indah di telinga viona. Angel, wanita itu datang dengan seorang polisi, angel mengkode polisi itu untuk membuka borgol viona.

"Semua sudah mas leon urus." Ujar angel lalu duduk di sebelah viona yg menatap tangan yg bebas dari borgol.

"Vio... saat lia masih kecil dulu, dia anak yg aktif dan sangat mudah bergaul, banyak orang yg mengenal dirinya. Keluarga ini sangat sayang padanya karna sifat humoris dan pembawa keceriaan di keluarga." Wajah angel yg awalnya ceria kini meredup menatap zergan yg menunduk tak perduli.

"Sampai saat vella dan zergan bertengkar. Kalian, kamu dan dea tak tau soal pertengkaran hebat itu" ujar angel menatap viona yg ada di sambungnya, viona dengan teliti mendengar setiap ditail yg terucap dari bibir angel.

"Lia. Anakku melihat dengan jelas pertengkaran itu, dimana zergan menampar vella, dan dimana saat zergan kehilangan kendali. Langkahnya yg kecil berlari menutupi vella dengan tubuh kecilnya kala zergan kembali akan menendang vella." Angel menjeda kalimatnya.

"Tangis nya pecah kala itu membuat kami berbondong bondong menuju asal suara lia. Di ruangan ini. Di mana kami menyaksikan lia berteriak marah pada zergan. Kala itu vella makin sayang pada lia. Terlebih dirinyalah yg mengembalikan keharmonisan keluarganya. Maka dari itu mama mu sayang pada lia. Tapi kalau kamu mau tau, vella lebih sayang padamu vio."lanjutnya.

"Sayang? Tapi yg aku liat mama lebih sayang pada lia aunty" sahut viona.

"Kamu salah vio. Vella sangat menyayangimu. Dulu ia pernah bercerita padaku. Kalau kamu anak kesayangan nya, bahkan rasa sayang ke dea dan lia lebih besar padamu vio. Apa pun yg kamu mau vella selalu usahakan ada." Ujar angel menghapus air mata yg turun dari sudut matanya.

"Sampai kala saat di mana perkumpulan keluarga terakhir, terakhir pula lia di anggap ada. Kamu hampir membunuhnya, membuat vella sedikit kecewa padamu, setelah beberapa bulan lia sembuh, kamu kembali ingin mencelakainya namun malah kamu membunuh ibumu sendiri. Vella menitipkan ini padaku, belum sempat aku memberi padamu, karna zergan lebih dulu mengirim mu ke SPA." Vio menerima amplop yg sepertinya berisi surat dari tangan angel. Lalu menatap zergan yg kekuar setelah menerima telepon.

"Kalau ada apa apa sama lia, aunty harap kamu menebusnya viona" angel pun pergi meninggalkan viona sendiri di ruangan itu. Termenung mencerna perkataan angel.

peran FIGURAN (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang